Cinta Setelah Menikah - Bab 46 Adikku, tunggu saja! (2)

Tapi kali ini, bukannya melampiaskannya, Yansen Mu malah mengatur napas.

Dia butuh mengatur napas!

Lima menit kemudian...

Mendengar suara percikan air dari dalam kamar mandi, Tifanny Wen melongo.

Ini……

Apakah ada bedanya jika Helen Mu dan dirinya yang memberi?

Pria ini pasti menunggu saat Tifanny Wen menginginkannya, menerimanya baru menyentuhnya?

Hati Tifanny Wen merasa menghangat, tiba-tiba merasa dirinya seperti buta.

Kenapa dirinya tidak memiliki perasaan ini terhadap Yansen Mu?

Jelas-jelas dirinya sudah berencana pelan-pelan melupakan perasaannya yang dulu.

……

Tapi melalu masalah ini, Tifanny Wen meyakini: Tidak ada yang bisa menandingi kontrol diri Yansen Mu.

Walaupun pria itu tidak mengatakannya, tapi dilihat dari penampilan pria itu, Tifanny Wen merasa bahwa ucapan pria itu tidak pernah bersama wanita lain adalah benar.

Saat ini Tifanny Wen semakin teringat dengan ayahnya.

Ayahnya benar-benar mencarikannya suami yang sangat unik!

Ketika Tifanny Wen sedang berterima kasih dalam hatinya, Yansen Mu yang berada di kamar mandi malah sangat depresi.

Helen Mu sialan!

Diam-diam Yansen Mu memaki adik kandungnya sendiri.

Setelah itu, setelah mandi diguyur air dingin, Yansen Mu keluar dari kamar mandi. Ketika ingin kembali ke ranjang, Yansen Mu menyadari bahwa Tifanny Wen sedang tersenyum lebar menatap ke arahnya.

Wajah gadis bodoh itu, jelas sekali sedang menggoda.

"Tuan Mu, terima kasih." Sambil tersenyum, sambil Tifanny Wen mengucapkan terima kasih.

Terima kasih karena telah menghormatinya.

Mendengar ucapan Tifanny Wen, Yansen Mu semakin murung.

Sesuai ekspektasi.

Sekarang ini wanita itu sama sekali tidak ada perasaan padanya, mana mungkin memberi isyarat padanya untuk melakukan hal ini.

Yansen Mu naik ke ranjang tanpa bicara. Pria itu mengambil ponsel lalu menelpon Helen Mu.

Saat ini Helen Mu belum tidur. Wanita itu berada di ranjang sambil membaca novel.

"Halo? Kak? Malam-malam begini ada apa menelpon?"

"Tuan Edwin Rong dari keluarga Rong ingin bertemu denganmu. Aku akan mengatur hari lain untuk mempertemukanmu dengannya. Umurmu tidak muda lagi." Ucap Yansen Mu dengan nada suara marah yang tak biasa.

"Ha? Kak, aku tidak mau. Sekarang ini adalah zamannya menegakkan kebebasan dalam memilih pasangan. Kamu memukulku pun aku tidak akan pergi." Helen Mu langsung bangkit,  Helen Mu menyadari dengan rasa takut bahwa nada suara kakaknya saat ini sangat tidak baik, "Dan juga kak, apakah kamu akan merasa tenang dengan kamu mengenalkan aku kepada si iblis Edwin Rong? Jelas-jelas kamu tahu Edwin Rong adalah adik orang itu."

Ini...

Apakah barang yang dia kirimkan hari ini sudah diketahui kakak bahwa dia yang mengirimkannya?

Ya tidak masalah. Paling hanya membuat kakak murung karena bukan Tifanny Wen yang memberikannya. Tapi Helen Mu bergerak seperti ini hanya ingin membuat sepasang suami istrimu menambah ketertarikan satu sama lain.

Dalam hati Helen Mu tidak merasa bersalah, diam-diam dia berkata: Hal ini tidak akan mendatangkan menstruasi pada Tifanny Wen dan tidak memuaskan kakaknya.

Mau tidak mau Helen Mu mengatakan, otak para peneliti sangat brilian....

"Kamu bukannya pergi melihat pasanganmu, malah menggunakan waktumu untuk mempermainkan orang?" Yansen Mu mengkritik.

Setelah itu dengan suara sangat tegas Yansen Mu bicara: "Memangnya Edwin kenapa? Dia baik padamu. Besok buat janji untuk bertemu dengannya. Oke?"

Selesai bicara, Yansen Mu langsung mematikan sambungan telepon.

Tifanny Wen:……

Tifanny Wen diam-diam memperhatikan di samping, bahkan sebelum Yansen Mu mematikan telepon, Tifanny Wen mendengarkan teriakan Helen Mu yang seperti memohon ampun.

Tifanny Wen terdiam.

"Zaman sudah baru dan Helen juga masih kecil."  Tifanny Wen merasa takut, dia merasa bahwa dirinya yang membuat Helen Mu seperti ini.

Yansen Mu menatap Tifanny Wen, "Pria itu adalah Edwin Rong. Edwin sudah menyukai Helen sejak lama."

Tiba-tiba Yansen Mu menjelaskan dengan serius, "Hanya sayangnya, ada yang menyukainya, tapi di hati wanita itu ada orang lain. Kamu pasti tahu."

Tifanny Wen mengangguk.

Di umur ini, Helen Mu pernah berpacaran.

Dulu Helen Mu memiliki seorang kekasih. Pria itu bernama Arnold Rong, hubungan keduanya selalu baik.

Setelahnya mereka putus.

Helen Mu yang meminta menghentikan hubungan.

Tifanny Wen tidak tahu alasannya, tapi dia bisa merasakannya. Helen Mu masih memiliki rasa pada kekasih yang sebelumnya.

"Apakah kamu tahu siapa mantan kekasihnya?"

Tiba-tiba Yansen Mu bertanya dengan menyuruh Tifanny Wen menebaknya, tapi pria itu malah menjawabnya sendiri: "Pria yang dia cintai dulu bernama Arnold Rong. Tapi kamu pasti tidak menyangka kalau Arnold adalah saudara dari Edwin. Mereka adalah kakak adik. Edwin adalah anak haram dan Arnold adalah anak dari keluarga Rong."

Ucapan Yansen Mu membuat Tifanny Wen terkejut di tempatnya.

"Lalu... kenapa kamu masih ingin mempertemukan Helen dan Edwin? Bukankah mantan kekasih Helen adalah kakaknya?"

Tiba-tiba Yansen Mu terdiam. Matanya yang suram dan gelap mengedip, menatap Tifanny Wen dengan agak kesal. Dengan nada suara agak mengintimidasi berkata: "Tunggu kamu jatuh cinta padaku, aku akan memberitahumu. Sekarang..."

Sekarang kamu belum jatuh cinta padaku dan aku tidak akan memberitahumu.

Tifanny Wen:……

Pria ini memaksa dirinya.

Kalau tidak ingin memberitahu, ya jangan beritahu!

Tifanny Wen terdiam lalu tidak bertanya lagi.

Tapi dari lubuk hatinya Tifanny Wen mengerti, ucapan Yansen Mu tadi hanya asal. Pria itu tidak ingin membicarakan topik ini.

Dan Helen Mu, tidak ingin perasaannya dibicarakan.

Terlebih lagi alasan Helen Mu putus dengan kekasihnya.

Walaupun mereka adalah sahabat, tapi ada rahasia kecil masing-masing.

……

Satu malam berlalu dengan sunyi.

Hari baru, hari sabtu.

Yansen Mu tidak perlu bekerja tetapi Tifanny Wen harus.

Minggu ini tim produksi tidak memberikan para artis waktu untuk beristirahat dan menyebabkan pagi-pagi sekali Tifanny Wen berangkat menuju lokasi syuting yang baru.

Sedangkan hari ini Yansen Mu menerima telepon dari kakek Mu.

"Halo? Cucuku, besok datanglah kemari."

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu