Cinta Setelah Menikah - Bab 183 Lelaki Jika Mempermainkan... (1)

Tiba – tiba ada perasaan…. Yang buruk.

Bagaimana mengatakannya, hanya dia yang merasakan…. Kalau lelaki ini benar – benar mengetahuinya.

Dia sudah bertanya seperti ini, apakah dia harus menjawab kalau dia tidak mengingininya?

Tifanny Wen memonyongkan mulutnya, bersiap ingin mengatakan sesuatu, tiba – tiba Yansen Mu berkata, “Fanny, jika kamu tidak fokus, aku akan mengira kamu sedang mempermainkanku.”

Tifanny Wen:….

“jika kamu ingin, maka tidak boleh tidak fokus.”

Tifanny Wen: …..

“karena, aku memang ingin memuaskanmu.”

Iya iya! Karena kamu yang mengingininya, bukan aku, aku hanya untuk memuaskanmu, karena itu nanti kamu jangan sudah mendapatkan sesuatu masih mau meminta, sudah mendapatkan kepuasan dariku masih mau minta sesuatu.

Ucapan Yansen Mu ini, jelas – jelas punya maksud seperti ini.

Tifanny Wen: ….

Sial!

Lelaki itu demi memuaskannya?

Tifanny Wen tiba – tiba merasa, lelaki ini benar – benar tidak tahu malu.

Sudah tunggu begitu lama, akhirnya dia sendiri yang terjebak? Menanyainya apakah dia menginginkannya, jika dia menurutinya, lelaki itu akan terus memuaskannya, kalau begitu masih harus dia yang berterima kasih pada lelaki ini?

Jika dia menjawab tidak ingin, apakah lelaki ini akan marah dan langsung menolak permintaannya?

Tifanny Wen merasa pasrah, tiba – tiba tidak ingin, juga tidak bisa membalas, hanya merasa dirinya seperti tertusuk duri ikan, tidak bisa menelan tapi juga tidak bisa memuntahkannya.

Ekspresi Yansen Mu terlihat seperti karena kamu mengingininya maka aku akan mengorbankan diri untuk melayanimu.

Selanjutnya….

Dia mencium Tifanny Wen Secara menyeluruh.

Selanjutnya…

Lalu…

Setelah lelaki ini menikmatinya dia tersenyum kecil, dengan ringan berkata: “Tiff, jika ada permintaan beri tahu saja padaku, kamu tahu, aku selalu murah hati, terutama tidak pernah jahat terhadapmu.”

Jahat?

Tifanny Wen benar – benar ingin meledak.

Membuatnya terlihat seperti kalau dia yang mengingininya saja. Apakah setelah lelaki ini menjilatnya hingga begitu parah dia masih harus mengucapkan “terima kasih karena tuan telah menyayangiku?” jelas – jelas badan lelaki ini sangat jujur. Masih harus membuatnya yang menyambutnya.

Di tengah – tengah lelaki ini masih dengan ringan berkata “ikut tuan apakah masih takut kalau tuan akan jahat terhadapmu?” membuatnya marah hingga hampir pingsan.

Jelas – jelas, Tifanny Wen yang sudah di nikmati habis- habisan, sudah tidak bisa memperbaiki keadaan dia di jebak. Dia harus menatap seseorang yang telah menggulingkan tubuhnya dan berbaring di samping dirinya. Saat ini, dia mengulurkan tangan untuk menyentuh rambut di pipinya.

Lelaki ini, orang yang ingin dia ceraikan, saat ini, justru menghabiskan malam yang panas ini dengannya. Hati kecil Tifanny Wen sangat pasrah hingga tidak tahu harus berkata apa. Mengapa dia selalu tidak bisa memegang kendalinya?

“Tiff, cepat istirahat, besok masih harus sekolah.”

Tifanny saat ini sangat marah hingga ingin menampar lelaki ini, saat memelototinya, kebetulan melihat lelaki ini menatapnya dengan tatapan yang sangat lembut, pandangannya terlihat kelembutan, serta Beberapa ekspresi yang dia mengerti tapi tidak bisa di deskripsikan….

Tifanny Wen tercengang.

“tidur baik – baik. Tunggu setelah besok selesai kelas, dan ada waktu aku akan membawamu ke tempat pelatihan militer, latihan di sana lebih bagus.”

Lelaki itu tiba – tiba berkata.

Jelas – jelas ingin Tifanny Wen besok hanya bisa pergi sekolah dan tidak boleh minta ijin untuk kencan bersama Aldric Long.

Lelaki itu merasa, sebaiknya membawa dia ke tempat latihan militer. dasar gadis ini begitu baik, jika tidak melatihnya maka akan sangat di sayangkan.

Entah mengapa, setiap Yansen Mu melihat Tifanny Wen yang sedang latihan, dia merasa kalau perempuan ini berhenti latihan maka akan sangat di sayangkan. Karena itu, bakat perempuan ini, sangat lumayan jika di bandingkan dengan tentara yang pernah di latihnya. Bagaimana pun, dia adalah artis cilik, keterampilan bela dirinya sudah di latih dari kecil.

“aku….” Bibir Tifanny Wen terlihat sedikit bengkak.

Siapa yang tahu lelaki ini tiba – tiba memalingkan badannya dan mencium bibir perempuan ini. Ucapan Tifanny Wen di tahan lagi, lelaki ini mengencangkan tangannya, memeluk perempuan ini, setelah menggigit bibir perempuan ini, dia mengangkat kepalanya, melihat wajah Tifanny Wen yang tidak enak, lelaki itu tiba – tiba mendekati wajahnya, suaranya terdengar helaan napas: “Tifanny, aku mencintaimu, sangat sangat mencintaimu.” Selesai berkata, satu tangan perempuan ini ditaruh di depan dada lelaki ini, lalu berkata: “apakah kamu bisa merasakannya? Jadi, aku sangat mempermasalahkan kamu menjadi pacar orang lain, sangat mempedulikan kamu bermesraan dengan orang lain, meskipun aku tahu itu hanya berpura – pura. Apakah waktu luang mu itu tidak bisa di gunakan…. Untuk menemaniku?”

Yansen Mu sebelumnya tidak pernah berkata seperti itu, dai juga bukan orang yang berbicara dengan terus terang.

Ini juga pertama kalinya Tifanny Wen mendengar ucapan yang begitu geli ini. Saat ini tangannya merasakan detak jantung yang begitu cepat, dia mengangkat kepalanya, lelaki itu seakan menyadari kalau perempuan ini sedang melihatnya, atau mungkin karena ucapannya ini, Tifanny Wen jelas – jelas melihat wajah lelaki ini memerah, mengalihkan pandangannya yang sedikit tidak natural.

Pu…..

Entah mengapa, melihat orang itu setelah berbicara sepertinya merasa kesal atas penyampaiannya yang terlalu terus terang itu, Tifanny Wen tersenyum, entah mengapa perasaannya yang tidak enak tadi sudah menghilang, tiba – tiba menjadi senang, pandangannya justru terlihat semakin berani.

Lelaki ini, benar – benar sangat jarang berbicara seperti ini.

Akhirnya Yansen Mu dilihatnya seperti ini, lebih baik jangan melihat perempuan ini saja, membalikkan badan, dan bersiap tidur, lalu berkata: “tidurlah.”

Ini…. Apakah dia bersembunyi?

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu