Cinta Setelah Menikah - Bab 155 love! Tuan Mu Yang Mengerikan (2)

Sedangkan saat dia bersandar, dan mengangkat kepalanya, tiba – tiba melihat Yansen Mu yang entah sejak kapan sudah keluar dari kamar mandi. Sedang berdiri di samping ranjang, dengan pandangannya yang tidak mengerti melihat ke arah ponsel yang belum di angkat oleh perempuan itu. Tapi dia hanya melihat sekilas, lalu mengangkat kepalanya, dan melihat Tifanny Wen.

Tifanny Wen tidak mem pedulikan pandangan lelaki itu, hanya tiba – tiba berkata: “besok bolehkah aku izin? Besok aku ada urusan, mau ke bandara menjemput seseorang.”

Jika Tifanny Wen tidak bisa ikut latihan militer dan mau minta izin, maka harus ada persetujuan “kepala pelatih”.

Lelaki ini tidak menjawab, hanya tiba – tiba berjalan ke arahnya, selangkah demi selangkah, suasana di kamar juga menjadi aneh, membuat Tifanny Wen merasa sedikit dingin, dia menggunakan selimutnya lalu terdiam.

Tidak terasa dia mengecilkan dirinya, lalu pelan – pelan mengangkat kepalanya. Baru merasa aura Yansen Mu telah berubah. Matanya yang selalu lembut ini. Sekarang tampaknya akan segera turun hujan, dan aura di tubuhnya dingin dan ganas. Di auranya yang kuat, seakan ada pembunuh yang mengerikan.

Hati Tifanny Wen menciut.

Ini kali pertamanya, merasa sangat takut dan asing kepadanya.

Pertama kali, dia baru melihat pandangan Yansen Mu dengan aura membunuhnya.

Saat ini Tifanny Wen, baru mengerti ucapan Helen Mu dan Aji yang mengatakan kalau Tuan Mu sangat mengerikan.

“Tifanny Wen, apakah kamu merasa perasaanku kepada mu bisa di permainkan?” ucap lelaki itu, dengan nada berat, tidak keras, tapi hati Tifanny Wen justru menciut.

Saat ini sudah lelaki itu sudah dekat di depan matanya.

Otak Tifanny Wen seakan berhenti.

Mungkin karena lelaki ini tiba – tiba tidak seperti biasanya, dia baru membutuhkan waktu yang lama untuk tersadar, karena itu bahkan saat ini dia tidak bisa memikirkan mengapa lelaki ini bersikap aneh.

Jika perasaan Tifanny Wen bukan di kacaukan olehnya. biasanya, dia pasti dapat dengan cepat mengerti mengapa perasaan Yansen Mu ini berubah.

Lelaki itu baru keluar dari kamar mandi, melihatnya dengan gembira menelepon seseorang, sangat gembira hingga mengeluarkan senyumannya.

Tapi dia tidak mendengar seluruh percakapannya. Hanya setelah dia keluar baru mendengar Beberapa kalimat. Sedangkan Tifanny Wen tidak pernah membuka speaker, jadi dia juga tidak bisa mendengar suara orang di telepon itu.

Hanya saja, dia dapat yakin, kalau tadi perempuan itu tersenyum dan mengatakan” love, too! Waiting for me”.

Love? Cinta?

Dia sedang berbicara dengan siapa?

Waiting for me? Menunggunya? Meminta siapa untuk menunggunya?

Awalnya dia mengira kalau perempuan ini hanya berbicara dengan temannya saja. Sedangkan tadi dia tidak sengaja melihat riwayat telepon di ponselnya. Telepon tadi, sangat jelas berbicara dengan Daniel An.

Suara “love”, sudah pasti mengatakannya untuk Daniel An.

Besok dia mau ke bandara menjemput orang, apakah menjemput Daniel An? Apakah Daniel An demi perempuan ini baru datang ke pulau Nanqiong?

Yansen Mu tidak berani percaya dengan “kenyataan” seperti ini, dari apa yang dia lihat, meskipun di hati Tifanny Wen masih memiliki rasa cinta untuk Daniel An, tapi perempuan ini tidak mungkin dalam keadaan mereka belum bercerai dan menunjukkannya. Sedangkan, tadi dia sangat yakin kalau dia mendengar orang di telepon itu “Daniel An” mengatakan “love”.

A! suaminya ada di sini, dia malah mengatakan “love” untuk orang lain!

Yansen Mu tiba – tiba terpikirkan saat Tifanny Wen ada di Rumah sakit, bahkan dalam mimpinya juga mengatakan kalimat “Daniel aku mencintaimu”.

Sebenarnya ada Beberapa saat, dia selalu merasa halusinasi. Tifanny Wen masih ada sedikit perasaan untuknya, atau mungkin mencintai dirinya. tapi sekarang… dia sudah yakin kalau perempuan ini tidak mencintainya.

Karena, dia mencintai Daniel An, ini adalah yang dia dengar. Perempuan itu yang mengatakannya sendiri.

Masih belum bercerai, sudah bisa mengatakan cinta pada Daniel An. Apa maksudnya?

Pengkhianatan kata ini, meskipun Yansen Mu juga tidak ingin mengakuinya, tapi dia tidak bisa mengelak percakapan di telepon tadi.

“apa yang kamu maksud?”

Hati Tifanny Wen bergetar. Dia hanya bisa mengakui, kalau pandangan lelaki itu membuatnya takut. ini pertama kalinya dia merasa lelaki itu sangat menakutkan. Tapi dia tetap memberanikan diri bertanya. Mempermainkan perasaannya? Mungkin sedikit ketika dia mengajukan perceraian. Tapi suasana hatinya tidak mungkin tiba – tiba berubah.

Wajah Tifanny Wen saat ini tidak terlalu tampak takut. hanya saja dia merasa kalau pandangan terlihat tidak rasional, membuat Yansen Mu semakin marah.

Marah?

Benar! Tambah marah!

Dapat di bilang, Tifanny Wen tidak pernah melihat Yansen Mu semarah ini.

Dapat di bilang, lelaki mana pun saat mengetahui istrinya mengatakan cintanya kepada lelaki lain di hadapannya, pasti akan marah.

Terutama, saat dia mencintai perempuan itu!

“Tifanny Wen”

Yansen Mu tiba – tiba mengulurkan tangannya.

Leher Tifanny Wen tiba – tiba menjadi tegang, sesaat ini dia kesulitan bernafas. Dia melotot dengan tidak percaya, tidak percaya kalau saat tangan Yansen Mu saat ini…. Sedang mencekik lehernya.

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu