Cinta Setelah Menikah - Bab 199 Tuan Mu, Bagaimana Menurutmu? (2)

Selesai berbicara, Tifanny Wen membalikkan badan, lalu mengambil dress merah itu untuk di coba.

Melly:….

Dia mengedipkan matanya, terpikirkan ucapan Tifanny Wen yang “penyemangat diet”, tiba – tiba merasa…. Apakah perempuan ini? Sengaja?

Iya!

Lagi pula di pakai nona Long ini tidak enak di lihat. Jika dia memaksa membeli baju yang tidak sesuai dengannya hanya memboroskan uang saja, kalau begitu biarkan saja dia boroskan.

Tapi meskipun begitu, Melly masih merasa Tifanny Wen mengorbankan diri untuk memilih dress yang tidak bagus.

Tapi….

Saat melihat Tifanny Wen mengenakan dress merah itu, Melly sama sekali tidak merasa menyesal!

Ini mana mungkin menyesal?

Sangat buas!

Saat ini Tifanny Wen, sudah mengganti dress dan keluar dari ruang ganti dan berkaca di depan cermin.

“Wah….”

Pegawai di sebelah yang tadinya merasa tidak enak hati, setelah melihat Tifanny Wen mengganti bajunya, tiba – tiba berteriak.

Sangat cantik!

Dress merah itu saat di gantung tidak begitu cantik. Tapi setelah perempuan ini memakainya, dia tiba – tiba merasa dress merah ini lebih bagus dari pada warna ungu muda tadi.

Menggoda! Sangat menggoda!

Meskipun warna merah ini tidak terlihat lembut seperti ungu muda tadi, tapi….

Kata siapa harus terlihat lembut baru bagus? Perempuan di depannya ini, jelas – jelas lebih cocok dengan gaya seksi, dress ini dapat memancing pandangan semua orang, dengan pesona yang sangat menarik, yang membuat orang merasa tajam dan lembut saat melihatnya.

Sedangkan warna ungu muda tadi, meskipun terlihat lembut, tapi tidak menarik perhatian orang seperti warna merah.

Entah mengapa, pegawai ini seperti halusinasi, kalau perempuan ini lebih cocok memakai warna yang mencolok, seperti sejak lahir lebih cocok untuk berdiri di panggung, elegan dan menarik perhatian orang, baru cocok dengannya. Sedangkan jika memakai warna yang muda , auranya tidak begitu terlihat.

Melly yang ada di sebelah memelototi Tifanny Wen, lalu melirik Jennie Long yang ada di sebelah, tentu…. Raut wajah nona Long ini, seperti palet saja, seketika menjadi gelap lalu berubah pucat, benar – benar seperti di tampar saja, sangat buruk.

Bukankah ini namanya di tampar! Katamu kamu mau yang warna ungu, Baiklah, yang ungu ini buatmu. Lagi pula saat kamu memakainya juga tidak bagus. Kita pilih warna lain. Jika kamu punya kemampuan coba pakai yang warna ungu dan kita berdiri bersama? Jika tidak di kalahkan baru aneh.

“nona, ini adalah bajumu, aku kembalikan. Oh ya, harga baju ini…. 400 juta ,jika kamu buru – buru pulang,

Cepat bayarlah.” Tifanny Wen setelah melihat dirinya yang di cermin, tersenyum, lalu membalikkan badan, melihat ke arah Jennie Long, lalu memberikan baju berwarna ungu kepadanya, nadanya sangat ringan.

“kamu….” Jennie Long mengambil baju yang di berikan Tifanny Wen, entah mengapa, melihat wajah Tifanny Wen yang tersenyum, saat ini merasa perempuan ini… bisa membuatnya meledak!

Dan lagi…..

“harga baju ini 400 juta?” Jennie Long langsung berteriak.

Sebelumnya dia tidak melihat harga baju, saat ini mendengar Tifanny Wen yang mengatakannya langsung melihatnya, lalu merasa kesal hingga hampir menggigit lidahnya sendiri.

Mengapa bisa begitu mahal!

Meskipun dia adalah orang Keluarga Long, baju se harga ratusan juta juga bukannya tidak ada. Tapi masalahnya…. Baju ini di pakai juga tidak begitu bagus, setelah beli juga kemungkinan tidak bisa di pakai, jika membeli baju seharga 400 juta bukankah sama saja membuang uang 400 juta?

“kenapa, nona Long raut wajahmu begitu buruk? Tidak mungkin tidak bisa membelinya bukan.”

Tifanny Wen bertanya lagi.

Selesai berbicara, dia tersenyum melihat wajah Jennie Long yang sat ini sangat buruk, lalu membalikkan badan, dan berkata kepada pegawai toko:

“dress merah ini sangat cocok denganku. Aku sangat puas, tidak usah lepaskan lagi, bantu aku melepaskan tag harga aku ingin memakainya untuk menemui pacarku.”

Pegawai toko ini langsung menganggukkan kepala, melihat Tifanny Wen dengan tatapan terkejut. Perempuan yang bisa membeli baju mahal ini tidak banyak….

Melly melihat Tifanny Wen yang melepaskan tag harga, dia yang tadinya memutar bola mata seketika menjadi kagum.

Baiklah, dia yang salah. Perempuan yang begitu kejam mana mungkin dapat di bully sesuka hati?

Dia dapat yakin, kalau perempuan ini sengaja memilih warna merah itu!

Rasanya lebih puas di bandingkan langsung memarahi perempuan itu!

“tuan Mu, menurutmu warna ini dan warna itu, mana yang lebih bagus.”

Setelah menggunting tag harga, Tifanny Wen masih bergerak di depan Yansen Mu, tiba – tiba berkata padanya.

Kalimatnya ini, jelas – jelas…. Seakan mengenal Yansen Mu!

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu