Cinta Setelah Menikah - Bab 69 Direktur Mu, Aku Ingin Memelukmu (1)

Dalam bayangan Tifanny Wen, Raymond Jiang sangat sabar, bisa menahan amarahnya, bukanlah orang yang impulsif.

Hari ini sifatnya yang buru – buru, membuat Tifanny Wen merasa sedikit tidak terduga.

“aneh, hari ini dia mudah emosi, menghadapimu saja tidak menunduk. Di bayanganku, Raymond Jiang adalah orang yang mementingkan keuntungan.”

Tifanny Wen melihat ke arah pintu, dan berkata.

Identitas Direktur Mu dari Sentrum Group ini, dari apa yang dia lihat, sifat Raymond Jiang sebaiknya tidak di ganggu.

“dia menyukaimu.” Ucap Yansen Mu, “lelaki biasanya bisa menunduk, tapi hanya menunduk di depan perempuan yang dia sukai…. Bukanlah sesuatu yang bisa ditahan.”

Tifanny Wen terkejut, dengan curiga melihat ke arah Tifanny Wen, dengan ekspresi “tersenyum”, “kamu jangan bilang kalau ‘dia’ yang di maksud adalah Raymond Jiang.”

Raymond Jiang menyukainya? Bercanda, lelaki itu selalu menggunakan dirinya sendiri.

Yansen Mu tidak membalasnya. Dia tahu Tifanny Wen tidak akan percaya ucapannya. Sebelumnya, dia juga tidak percaya. Tetapi sekarang setelah dia lihat….

Pandangan lelaki itu terhadap Tifanny Wen, jelas – jelas seperti tidak berperasaan!

Emosinya yang mudah marah saja bisa menjelaskan semua masalah.

Mungkin, bahkan Raymond Jiang saja tidak menyadarinya….

Tifanny Wen malas mengungkit masalah Raymond Jiang, tersenyum berkata kepada Yansen Mu: “hari ini aku mau masuk acara wawancara . Direktur Mu, sampai jumpa.”

“Baik.” Siang ini Yansen Mu juga perlu bekerja, maka dia menganggukkan kepala.

Lalu, Tifanny Wen baru ingin keluar dari ruangan, setelah berjalan Beberapa langkah, hak tingginya tiba – tiba berguncang, kakinya yang tidak stabil membuatnya mau terjatuh.

“AAA….”

Kakinya merasa sakit. Tifanny Wen menahan sakitnya, tubuhnya merasa bergetar akibat jatuh, dia mengulurkan tangan untuk memegangnya.

Tetapi, di depannya kosong, tidak menunggu dia memegang sesuatu, saat ini ada yang memapah pinggangnya, menariknya ke belakang.

Saat Tifanny Wen menyadarinya, dia melihat di belakangnya adalah lelaki yang dikenalinya. Badannya akhirnya sudah stabil, melainkan dia mengerutkan alisnya, lalu dia menghela napas arti kata “sakit”!

Sial!

Kakinya terkilir!

“sepatunya rusak.”

Tifanny Wen menunduk melihat hak tingi yang di pakainya sudah rusak. Tadi saat dia terjatuh kakinya terkilir, semua gara – gara hak tinggi ini.

Tifanny Wen sangat jarang mengeluarkan kata “sakit” ini. Saat syuting, biasanya sangat susah. Jika dia sudah bilang sakit, maka benar – benar sakit.

Yansen Mu mengerutkan dahinya, menundukkan kepala melihat kaki perempuan ini yang terkilir, sangat susah berdiri, setelah melihat sekeliling, menyadari ini adalah ruangan tertutup, di ruangan ini tidak ada orang lain lagi, dia juga tidak mem-pedulikan apa pun, lalu menggendong Tifanny Wen, dan meletakkannya di atas kursi.

Di sekelilingnya tidak ada orang, Tifanny Wen kali ini juga sudah tidak bersembunyi. Dia tahu asisten Liu adalah orang Yansen Mu, juga tidak peduli apa yang dia bocorkan di depan lelaki ini.

“biar aku lihat.”

Maka, saat Yansen Mu melihat Tifanny Wen duduk, langsung berjongkok dan melepaskan sepatu Tifanny Wen. Melihat wajah gadis ini sedang menahan rasa sakit, Yansen Mu langsung mengetahui kalau dia sudah terkilir, sekarang pasti sangat sakit.

Melainkan, saat dia melepaskan hak tingginya, Yansen Mu mengerutkan dahi dan menghela napas, dengan kesal berkata: “kakimu sudah terkilir seperti ini, mengapa kamu tidak teriak sakit? Dan juga? Sepatu ini tidak sesuai dengan ukuran kakimu?”

Ternyata, selain kakinya yang terkilir, telapak kaki, dan kaki bagian dalam Tifanny Wen, masih ada Beberapa tempat yang terluka karena sepatunya. Masih ada Beberapa tempat, gadis ini sudah menempel hansaplast, sepertinya sudah terluka sebelum dia keluar Rumah.

Ada Beberapa tempat, sudah hampir pulih.

Selain itu, masih ada Beberapa luka, yang terlihat masih baru.

Dia tidak tahu, kaki gadis ini, selalu dipenuhi luka.

“tidak apa, selama beristirahat dua tahun ini, aku selalu mengenakan flat shoes dan hak tinggi yang pendek. Sudah lama tidak mengenakan yang setinggi ini, hanya tidak terbiasa saja.” Kata Tifanny Wen.

Beberapa hari ini, dia selalu mengenakan hak tinggi. Karena dia merasa: karena sudah memilih untuk kembali ke dunia entertainment, dia harus membiasakan diri.

Bukan karena ukuran sepatu ini tidak sesuai, melainkan dia sudah tidak terbiasa mengenakan hak tinggi yang setinggi ini, meskipun ukurannya sesuai, memakai selama itu juga akan sakit. Sedangkan sepatu yang dia pakai belakangan ini semuanya adalah baru, perlu menyesuaikan diri Beberapa saat.

Sikap Tifanny Wen terhadap luka di kakinya, justru tidak terlalu peduli.

Dia sekarang hanya mengkhawatirkan sepatunya yang patah, nanti bagaimana dia akan berjalan.

Novel Terkait

Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu