Cinta Setelah Menikah - Bab 118 Tuan Mu Benar-Benar Marah (1)

Kasihan?

Tifanny Wen merasa curiga. Apa maksud tatapan Helen Mu? Membuatnya seperti setelah ini akan menemukan hal yang menakutkan.

Atau karena dirinya minum terlalu banyak lalu menjadi berhalusinasi?

Hari ini Tifanny Wen minum terlalu banyak. Helen Mu tidak minum banyak, jadi wanita itu masih bisa menyetir sendiri. Tifanny Wen langsung masuk ke mobil bagian belakang, begitu melihat, Yansen Mu langsung menarik pintu mobil dan duduk di belakang juga.

Aji duduk di kursi kemudi. Melihat Melly masih berdiri di luar, Yansen Mu langsung menunjuk kursi di samping kemudi.

Melly ingin tahu. Pengawal itu tidak akan duduk di bagian belakang dan menjadi orang ketiga.

"Pusing sekali!"

Walaupun sebelumnya Tifanny Wen terlihat tenang, faktanya, bahkan jika Tifanny Wen masih bisa melihat dengan jelas, tetapi kepalanya berdenyut pusing, sangat tidak nyaman.

Hari ini benar-benar dirinya seperti minum alkohol setara alkohol yang ia minum selama setengah tahun.

Tifanny Wen bersandar di bahu Yansen Mu, tidak bicara, hanya memejamkan mata. Setelah minum, kepala Tifanny Wen sangat pusing dan tidak ingin bicara.

Dibandingkan dengan wajah Tifanny Wen yang memerah, Yansen Mu terlihat sangat segar. Pria itu tidak membuka identitasnya, dia selalu duduk di sudut ruangan. Yang bersulang dengannya pun tidak banyak. Jangankan mabuk, dia menyetir sekarang pun tidak termasuk menyetir dalam keadaan mabuk.

Tapi malam ini ada dua pesta dan dia bertemu dengan gadis bodoh yang sudah tidak dia lihat selama satu bulan. Tapi malam ini Yansen Mu malah menahan kemarahannya.

Yansen Mu melirik wanita yang memejamkan mata rapat-rapat di sampingnya. Yansen Mu memijat kedua alisnya dengan tak berdaya.

Lampu di mobil menyala, dengan lampu itu Yansen Mu bisa melihat jelas wajah cantik wanitanya. Wanitanya masih memakai rambut pendek yang terlihat tegas itu. Hanya saja sebelum datang ke rumah keluarga Wen, setelan kerjanya sudah diganti dengan gaun panjang hitam.

Walaupun model rambutnya tidak terlalu cocok dengan rok bergaya santainya, tapi saat ini rambutnya sangat cocok dipadukan dengan gaun hitam panjang ketat bergaya kerah V itu. Menawan, mewah dan elegan.

Gadis bodoh ini bisa menggunakan gaya apapun. Sudah dari lahir memiliki aura artis.

Ketika namanya tercemar, dia masih bisa menarik banyak penggemar. Yansen Mu berani yakin diantara penggemarnya, ada penggemar yang suka pada Tifanny Wen hanya karena wajah cantik dan tubuhnya.

Ini juga alasan perasaan Yansen Mu memburuk. Semua orang iri dan terkejut dan malam ini banyak sekali pria brengsek yang menatap gadis bodoh itu sampai bola matanya hampir mau keluar.

Khususnya pria yang bernama Reynold Jun. Pria itu menyatakan dengan jelas ingin menikahi Tifanny Wen, ditambah lagi mentato tubuh dengan nama istrinya!

Menjijikkan!

Yang semakin membuatnya marah adalah dirinya tidak bisa berbuat apa-apa. Gadis bodoh itu juga tidak bisa berbuat apa-apa dengan tatapan sembarangan beberapa pria.

Ucapan ibu Tifanny Wen benar. Wanitanya harus pergi ke sekolah untuk belajar selama beberapa tahun. Dunia hiburan hanya tempat orang-orang bersantai.

Tiba-tiba Yansen Mu ingin menyemangati Tifanny Wen untuk mengambil ujian kelulusan lagi.

Ketika Yansen Mu menatap wajah cantik tertidur Tifanny Wen dengan begitu banyak pikiran, tiba-tiba dia mendengar Aji yang duduk di depan berkata: "Tuan, nyonya, kita sudah sampai."

Yansen Mu mengangguk lalu menggendong Tifanny Wen untuk turun dari mobil. Saat ini Tifanny Wen membuka matanya lalu lompat menjauh dari tubuh Yansen Mu: "Tidak apa, aku tidak mabuk. Aku bisa jalan."

Walaupun Yansen Mu melihat wajah Tifanny Wen sudah memerah, tapi bola mata wanita itu masih jernih. Tanpa berkata apa-apa, Yansen Mu membiarkan Tifanny Wen berjalan sendiri.

Setelah itu Aji dan Melly kembali ke kamar masing-masing. Setelah kembali ke kamar, Tifanny Wen langsung masuk ke kamar mandi.

Ketika dia keluar dari kamar mandi, dia tak melihat Yansen Mu di dalam kamar. Tadi Yansen Mu bilang padanya akan pergi ke dapur untuk membuat sup pereda mabuk.

Walaupun di rumah ini juga mempekerjakan beberapa pelayan, tapi di jam segini para pelayan sudah beristirahat. Lagipula Yansen Mu pernah menjadi tentara, banyak hal yang pria itu suka lakukan sendiri, membuat sup pereda mabuk dan sebagainya, Yansen Mu tidak merasa kesal untuk melakukannya.

Tifanny Wen duduk di atas ranjang sambil memijat kepalanya. Teringat bahwa sudah begitu malam, tapi masih ada seseorang di dapur yang sibuk karena dirinya, hati Tifanny Wen timbul rasa menyesal.

Yansen Mu memperlakukannya seperti ini, sungguh hanya karena... menggantikannya?

Tifanny Wen mengatupkan mulutnya, lalu tiba-tiba dari laci atas ranjang mengambil sebuah kotak yang bersinar. Begitu membukanya, sebuah permata berbentuk kotak berwarna merah darah sedang berkelap-kerlip menyinarkan warnanya.

Permata ini cantik sekali! Polesan yang penuh hati-hati pantas disebut sebagai karya seorang master. Jika bukan dirinya sendiri yang mendengar, Tifanny Wen tidak percaya kalau gelang ini Yansen Mu yang membuatnya.

Tifanny Wen mengambil gelang itu, pikirannya kalut, entah perasaan apa yang bergejolak di hatinya.

Tifanny Wen menghela napas. Ketika ingin meletakkan gelang tersebut, tiba-tiba merasa kepalanya sangat sakit.

"Uhhh...." Tifanny Wen mendesah kesakitan sambil mengusap kepala. Tiba-tiba dia merasa kepalanya sangat sakit.

Rasanya bukan seperti karena kebanyakan minum alkohol. Saat ini Tifanny Wen tidak tahu mengapa, kepalanya sering kali sakit. Malam hari juga dia sering bermimpi dan yang dimimpikannya selalu aneh.

Tifanny Wen mengedipkan-ngedipkan matanya lalu bersandar ke kepala ranjang agar kepalanya berangsur membaik, tapi tiba-tiba diotaknya muncul sesuatu yang berjalan seperti film....

Di depan bangunan bergaya barat. Di bawah pohon kapas, seorang gadis asia melihat ke depannya ada seorang gadis berambut emas yang seumur dengannya dan tersenyum: "Halo, namaku Tifanny Wen, aku datang dari negara Long. Kali ini aku datang ke negara F... hmm, aku dan ayahku datang ke luar negeri untuk berlibur. Tapi sebenarnya aku datang untuk 'mengunjungi guru'."

Gadis asia itu bicara menggunakan bahasa internasional yang fasih dengan gadis berambut emas, "Tepatnya, aku ingin bertemu dengan tuan Harry untuk belajar akting. Aku sangat mengagumi tuan Harry. Dengar-dengar dia menyiapkan kelas internasional pelatihan aktris di negara F. Aku mengeluarkan banyak alasan untuk membuat ayah setuju aku 'berlibur' ke sini. Bagaimana denganmu? Siapa namamu? Apakah kamu juga datang untuk belajar dengan tuan Harry?"

Gadis berambut emas itu menganggukkan kepala, "Yang datang ke sini hari ini pasti datang untuk bertemu guru Harry. Namaku Sherina, aku dari negara F. Selain berakting, aku tidak memiliki hobi apapun."

"Haha kebetulan, aku juga."

"Semoga liburanmu di negara F menyenangkan. Jika kita disukai oleh tuan Harry, nantinya 'liburanmu' mungkin akan dihabiskan bersama denganku."

"Suatu kehormatan untukku! Aku harap kita bisa menjadi teman."

"Tentu. Aku menyukaimu."

……

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu