Cinta Setelah Menikah - Bab 101 Tuan Mu, Naskah Drama Ini... (1)

Bersamaan dengan saat itu, pinggangnya sudah di rangkul oleh tangan yang panjang. Dengan stabil merangkulnya. Tifanny Wen sudah di rangkul oleh tangan yang besar, badannya menyamping, selanjutnya, dia masuk ke dalam pelukan yang besar, hidungnya menempel ke dada seorang lelaki.

Dia mengerutkan dahinya, lalu mendorong orang ini. Lalu, di saat ini, tiba – tiba dia merasa otaknya terpikirkan sesuatu, otaknya yang awalnya sangat jelas, tiba – tiba merasa tercengang.

Saat dia tersadar, baru merasa kalau dia sedang di peluk oleh Daniel, sedangkan, jaraknya sangat dekat, sangat dekat hingga dia mengangkat kepalanya dan bisa menempel ke dagu lelaki itu.

Detak jantung Tifanny Wen berdetak lebih cepat, saat ini, dia tidak bereaksi, seperti melupakan kalau dia sedang di peluk oleh seorang lelaki.

“Tiff….”

Saat ini, bersamaan dengan suara pintu ruangan terbuka, terdengar suara Yansen Mu.

Di panggilan pertama, Tifanny Wen tidak bereaksi…

Hingga 3 menit kemudian…

“Mu… tuan Mu…”

Tifanny Wen tiba – tiba tersadar, hingga dia langsung mendorong Daniel. Memalingkan kepala, melihat ke Yansen Mu yang berada di dekat pintu, sesaat… memijat jarinya dengan perasaan bersalah.

Ini ini ini…. Tifanny Wen merasa dingin, entah mengapa tadi dia bisa tidak tersadar.

Tadi… pikirannya seperti entah kenapa, seperti dimasuki oleh Beberapa pemikiran. Karena pikirannya terhenti, jadi sesaat juga tidak terpikirkan apa yang sedang terjadi.

Dia tidak tahu, begitu tersadar. Sudah menyadari kalau dia dilihat oleh tuan Mu.

Ini tidak baik. Tifanny Wen tidak melupakan kalau tadi wajahnya hampir mengenai Daniel.

Sedangkan, bagian yang pria ini rangkul tadi, kebetulan berada di bagian pinggang yang tidak ditutupi oleh rok.

Tifanny Wen sebelumnya tidak tersadar, sekarang baru merasa kalau pinggangnya seakan masih merasa panas karena sentuhan lelaki itu.

Hatinya merasa khawatir, melihat raut wajah Yansen Mu.

Tidak terlihat ada yang aneh dari lelaki ini, dia hanya melihat ke arah Daniel, lalu segera melihat ke arah perempuan itu, berkata: ‘’sudah malam, aku antar kamu pulang.”

Tifanny Wen tentunya tahu “aku antar kamu pulang” yang berarti kembali ke Rumah, dia segera berkata : “tapi, nanti polisi akan datang, aku….”

“kamu tidak usah di sini, nanti aku yang akan mengurusnya.”

Yansen Mu berkata: “tidak apa.”

Selesai Yansen Mu selesai berbicara, dia membalikkan badannya, melangkah keluar.

Tifanny Wen pasrah, hanya mengikutinya.

Hatinya hanya khawatir bagaimana Yansen Mu akan menafsirkan pemandangan itu.

Mengenai masalah restoran Jumbo, karena Yansen Mu sudah berkata seperti itu, maka dia tahu jika dia kembali juga tidak akan berpengaruh apa pun. Lelaki ini, akan mengurusnya.

Jadi, dia hanya bisa menaatinya. Bagaimanapun kejadian tadi, dia akan menjelaskannya.

…..

Saat Tifanny Wen pergi, orang yang ada di dalam ruangan itu juga tidak menahannya.

Hanya saja pemandangan tadi, membuat orang yang ada di dalam ruangan ikut penasaran, pandangan mereka tertuju kepada Daniel An yang masih berdiri di tempat, melihat lelaki itu masih melihat ke arah Tifanny Wen, pandangannya sekarang merasa aneh, membuat mereka semua tercengang.

Membuat mereka terpikirkan gaya Daniel An saat memeluk Tifanny Wen tadi, sesaat menjadi berpikir sembarangan, hanya merasa tadi melihat sebuah gosip yang besar.

Daniel justru tidak mem-pedulikan pandangan orang sekitar, dia berhenti sejenak, otaknya tiba – tiba terpikirkan saat Yansen Mu muncul tadi, mulutnya tersenyum dingin.

Heh…

Yansen Mu!

Berani – beraninya kamu mengambil wanita yang seharusnya menjadi milikku?

Empat tahun lalu….