Cinta Setelah Menikah - Bab 194 Keberuntungan Atau Kesialan? (2)

Setidaknya dirinya..................

Pokoknya masa ini bukanlah masa yang mengharuskan seorang wanita menjaga diri. Bermain semalaman pun ada orang yang menemani, asalkan tidak diperkosa oleh sekelompok orang, dia benar-benar tidak peduli dipermalukan seperti apa.

Tentu saja, hal yang terpenting adalah pria waktu itu sangat tampan! jika orangnya tampan, dia pun tidak merasa bahwa hal itu adalah peristiwa yang kelam.

“Ding dong............”

Saat Gina Si sedang berpikir sembarangan, tiba-tiba handphone-nya berbunyi.

Handphone ini, Tifanny Wen mengutus orang dari Universitas Nanqiong datang kemari untuk memberikan handphone ini padanya. Handphone-nya tidak hilang.

“Halo..........”

“Gina Si” terdengar suara seorang pria di telepon itu seolah sedang menggigit gigi.

Gina Si: “Kamu siapa?”

“Pria yang hari ini dipukul kamu hingga pingsan!” jawab pria di telepon itu.

Gina Si: ..................

Dia seketika itu juga melongo.

Kemudian...................

Mencibirkan sudut bibir, tangan yang memegang handphone itu seolah terkejut hingga tingkahnya gelagapan.

Waw................

Pria yang barusan dia sebut pria tampan itu?

Dia bagaimana bisa tahu nomor handphone dirinya?

“Itu, aku aku...............” Gina Si seketika itu juga tidak membantah, “Maaf. Aku........aku tidak sengaja. Aku waktu itu diberi obat terlarang oleh kelompok mafia. Aku aku aku............”

“Tunggu saja nanti!” Pria tampan di telepon itu langsung mengatakan kata ini dengan intonasi bicaranya seolah ingin menelan dia hidup-hidup.

Gina Si gemetar: “Aku benar-benar tidak sengaja. Lagipula, aku.............aku juga tidak jelek, kamu benar-benar tidak rugi. Jika tidak......aku mengirimkan foto padamu bahwa aku tidak jelek dan bentuk tubuhku lumayan, bukan karena aku adalah wanita murahan yang tua dan jelek yang tidak bisa mendapatkan seorang pria hingga sengaja melakukan perbuatan seperti itu, kamu tidak perlu merasa hidupku sangat kelam. Tuan, aku memiliki kesulitan, aku benar-benar tidak sengaja. Apa kamu tidak bisa menganggap perbuatan itu adalah perbuatan menginap semalam bersama seorang wanita cantik? lagipula, hal ini adalah pertama kalinya untuk diriku, kamu benar-benar tidak rugi. Jika kamu sudah memiliki seorang kekasih atau sudah menikah.............kamu pun seharusnya bisa menganggap perbuatan ini tidak pernah terjadi.”

Gina Si awalnya merasa sedikit bersalah.

Tetapi saat dia terus berkata, tiba-tiba dia merasa pria ini sangat pelit.

Dirinya lah yang rugi!

Seorang pria yang diperkosa oleh seorang wanita cantik, lagipula dia juga tidak menyuruh pria itu membayarnya, dia keberatan karena apa?

Benar-benar...............

Pria itu terdiam, pada akhirnya dia hanya mengatakan 3 kata pada Gina Si “Tunggu saja nanti”

Lalu, 1 detik kemudian, pria itu memutuskan sambungan teleponnya.

Gina Si: ..........................

Selang 3 detik kemudian, Gina Si mencari fotonya sendiri dan mengirimkan fotonya itu kepada pria yang barusan meneleponnya.

Iya iya! pria itu merasa keberatan, pasti takut dirinya sendiri diperkosa oleh seorang wanita tua dan jelek, sehingga otaknya muncul perasaan yang sangat kelam. Gina Si mengklarifikasi sejenak, mungkin pria itu akan lebih baik jika mentalnya merasa sedikit kelam.

.....................................

Sedangkan saat ini.

Markas utama kelompok elang hitam.

Didalam ruang istirahat, Becker si ketua kelompok elang hitam, dia berkata kepada pria yang barusan memutuskan sambungan teleponnya: “Kawan! matilah kamu! ternyata kamu melakukan perbuatan seperti itu dengan wanita yang dicintai oleh Yansen Mu...........”

Becker mencibirkan sudut bibir sambil merasa marah, saat itu juga ada beberapa orang yang merasa tidak tahan ingin tertawa, dan ada beberapa orang yang ketakutan.............Haiya! kesimpulannya, saat ini dia merasa aneh, berbagai macam perasaan semuanya tercampur aduk menjadi satu, lebih tepatnya tidak tahu bagaimana mengungkapkannya.

Benar-benar..............

Kenapa Gina Si saat ini gelisah hingga mundar-mandir kesana kemari seperti hantu?

Becker mengira Gina Si adalah wanita yang dicintai oleh Yansen Mu, sehingga hari ini setelah dia menerima panggilan telepon dari Yansen Mu, dia segera menyuruh orang untuk mencari beberapa anggota kelompok elang hitam yang hari ini dibawa oleh Tiara Han. Kemudian setelah menemukan kontak beberapa orang itu, dia segera memberikan peringatan kepada mereka, tidak boleh menyentuh Gina Si. Lepaskan Gina Si!

Pada akhirnya Gina Si pun dilepaskan, tetapi Gina Si sebelumnya malah diberi obat!

Pada akhirnya beberapa anggota kelompok elang hitam yang tidak punya otak itu langsung melepaskan Gina Si, mereka sudah tidak peduli lagi dengan wanita itu!

Ditambah lagi...........Becker tidak menyangka, Jeremy Fan yang memiliki nama samaran yaitu Yadi Zuo yang berstatus sebagai panglima kelompok elang hitam dan orang kepercayaannya ini, entah beruntung atau sial, kebetulan dia menghentikan mobilnya dia tempat usang itu, kebetulan juga tertidur di waktu itu juga, kemudian kebetulan dipertemukan dengan wanita itu, kemudian..........didekam dan diperkosa olehnya!

Pada dasarnya, tidak masalah jika wanita itu adalah wanita biasa.

Begitu khusus..............wanita itu adalah orang yang dicintai oleh Yansen Mu.

Hal ini jika diketahui oleh Yansen Mu..............

Becker membayangkan akibatnya, tiba-tiba dia gemetar.

Tetapi saat melihat Jeremy Fan di sampingnya yang sedang memegang handphone sambil melamun, teringat pria ini sebelumnya belum pernah menyentuh seorang wanita, pada akhirnya pertama kali ada seorang wanita yang memperkosanya, dia pada akhirnya tidak tahan mengucapkan “Hufft” seolah menyembur, tersenyum hingga otot bibir dan wajahnya kaku semua.

“Hahaha................” Baiklah, mungkin anggap saja tidur dengan wanita milik Yansen Mu, Becker juga tidak ada cara untuk tidak mengakui bahwa didalam hatinya saat ini menahan tawa yang sangat dalam.

“Waw, wanita itu mengirimkan foto untukmu?” Becker saat ini mendekati Jeremy Fan, melihat dia sedang memegang handphone miliknya sendiri, setelah dia membuka sebuah foto Gina Si, dia langsung mendekatkan kepalanya ke layar handphone.