Cinta Setelah Menikah - Bab 43 Kemampuan Berperan Tidak Sesuai Standar (2)

Lalu, Aliando Zhang seketika itu juga marah sambil melotot ke arah para penjaga, berkata: “Tifanny adalah peran utama wanita, bagaimana mungkin dibilang orang yang tidak memiliki kepentingan.”

Dia juga menunjuk Raymond Jiang, berkata: “Dia ini yang dibilang orang yang tidak memiliki kepentingan, matamu kemana?”

Kalimat ini...................

Seketika itu juga membuat semua orang yang ada di lokasi merasa heran, mereka merasa sulit mempercayainya sambil mengedipkan mata.

Didalam hatinya berkata: Apa sutradara ini hari ini salah minum obat?

Untungnya Raymond Jiang masih dianggap sebagai manusia, seorang pengusaha yang sangat ternama, apa keberadaanmu begitu tidak memberinya sebuah kehormatan?

Dan lagi...........Tifanny Wen ternyata tidak dipecat? bukankah menyuruh dia untuk tidak berperan lagi?

Mengenai Kevin Qin yang tidak ada di lokasi, para penonton malah tidak banyak memikirkan hal itu. Karena hari ini tidak ada peran Kevin Qin.

Peran utama《Five Musts》memang diperankan oleh pemain wanita. Pemeran pria muncul di akhir episode, dan tidak terlalu banyak, tetapi masih dianggap penting.

Raut wajah Raymond Jiang berubah menjadi muram. Dia masih tidak menyangka, seorang sutradara tidak memberinya sebuah kehormatan sama sekali.

Meskipun dia adalah seorang manusia biasa, melihat raut wajah Juwita Wen, seharusnya sikap dia juga tidak seperti ini.

Namun, hal yang membuat dia sangat tidak menyangka adalah........

Tatapan mata Aliando Zhang tiba-tiba tertuju pada Juwita Wen, berkata: “Juwita, aku sudah mempertimbangkan, kemampuan actingmu masih tidak cukup handal, demi karya《Five Musts》semakin mengesankan, pemeran Angela, sebaiknya pemain lama yang memerankannya. Aku sudah membawa pemeran Angela yang baru. Kamu sebaiknya tinggalkan lokasi lebih dulu. Masalah pemutusan kontrak kerja, tunggu setelah ini baru mencari waktu senggang untuk merundingkannya.”

Saat sutradara berkata, dia sambil menunjuk aktris yang dia bawa kemari: Yuri Bai.

Yuri Bai, seorang aktris lama yang handal.

Bisa dibilang dia sudah menjadi aktris sejak kecil, jadi sekarang dia sudah terkenal.

Dari segi kemampuan berperan, sudah jelas tidak perlu diragukan lagi.

Semua orang yang ada di lokasi, semuanya mengenal Yuri Bai. Tetapi mereka tidak menyangka, sutradara membawa Yuri Bai kemari, ternyata demi memerankan tokoh Angela.

Ternyata sutradara berencana untuk memecat Juwita Wen!

Tatapan mata semua orang sepertinya pertama kali melihat raut wajah Juwita Wen tiba-tiba memucat, seketika itu juga menengokkan kepala, melihat ke arah Tifanny Wen yang duduk dengan suasana hati yang tenang. Lubuk hatinya dikejutkan oleh perkataan tadi, seketika itu juga hatinya bergejolak, dia merasa belakang punggungnya menyemburkan hawa dingin.

Latar belakang Tifanny Wen, sebenarnya seberapa mengejutkan?

Semua orang yang ada di lokasi sepertinya sudah menduga latar belakang Tifanny Wen sejak awal.

Bagaimanapun, dia adalah orang yang seharusnya dipecat oleh sutradara, tapi dia tiba-tiba kembali kedalam tim, dan tidak disangka bisa membuat sutradara begitu membelanya.

Lagipula, kemampuan berperan Juwita Wen juga lumayan bagus, sutradara benar-benar salah memecat Juwita Wen.

Alasan dia melakukan ini, mereka mengerti dan berpikir mungkin akan terjadi perselisihan diantara Tifanny Wen dan Juwita Wen.

Apa mungkin....................

Karena latar belakang Tifanny Wen lebih kuat, bahkan sutradara pun tidak berani menghukumnya?

Jika tidak kuat, dia tidak mungkin tidak menghormati Raymond Jiang.

Semua orang yang ada di lokasi semuanya adalah orang yang bijak, mereka segera menghentikan pemikiran mengenai masalah ini di dalam hatinya. Tubuhnya gemetar menggigil, karena diam-diam mulai mengkhawatirkan masalah ini: Mereka dulunya tidak begitu menganggap Tifanny Wen, biarpun dia akan balas dendam, mereka tidak mungkin mendapatkan balasan dendamnya kan?

Tika Luo merasa sulit mempercayai ini, dia merasa dirinya salah dengar.

Kemudian, setelah melihat ekspresi wajah orang-orang yang ada di lokasi, dia meyakinkan diri: Dirinya tidak salah dengar.

Sutradara memang akan memecat seseorang, tapi yang akan dia pecat ternyata Juwita Wen!

“Sutradara Zhang, apa anda tidak merasa hal ini sangat melecehkan seseorang?”

Juwita Wen pun sudah tidak bisa menahan rasa sedihnya lagi.

Sutradara Zhang bergumam, “Biaya melanggar perjanjian pasti akan kami ganti. Mengenai masalah ini, kami sudah membicarakannya dengan atasan pemilik perusahaan Hairui Entertainment, mereka juga tidak memiliki pendapat lain. Kenapa, apakah managermu belum memberitahumu?”

Manager Juwita Wen, sementara ini dia sedang sakit, hari ini dia juga tidak menemaninya syuting.

“Alasannya! aku butuh alasannya.”

Juwita Wen merasa tidak terima sambil berdiri di tempat semula.

“Kemampuan berperan tidak sesuai standar.” Sutradara langsung melontarkan kalimat ini.

Omong kosong! bahkan Kevin Qin juga dipecat, kamu tidak pantas disebut sebagai artis papan atas, berani menghukum Tifanny Wen, tentu saja akhirnya akan seperti ini.

Mengenai masalah waktu itu............dia mendengar perkataan Direktur Qin. Kevin Qin mendengarkan hasutan Juwita Wen, dia tidak mengatakan menculik Tifanny Wen, tapi dia melakukan hal yang buruk semacam itu terhadapnya.

Ini adalah pelanggaran hukum!

Aliando Zhang, dia paling benci seorang artis yang merahasiakan topengnya.

Mendengar sutradara mengatakan kata “Kemampuan berperan tidak sesuai standar”, jawaban yang begitu acuh membuat dia merasa terpukul, Juwita Wen semakin merasa tidak terima.

Saat itu, dia sudah meyakini didalam hatinya: Tifanny Wen memberikan suapan uang pada sutradara!

Lagipula, dia adalah seseorang yang memiliki latar belakang keuangan yang sangat kuat!

Dia takut jika adik sepupunya ini bisa saja memilih jalan ini demi membalaskan dendamnya pada Raymond Jiang dan dirinya.

Juwita Wen begitu memikirkan hal ini, terlebih lagi bagaimana dengan pemikiran Raymond Jiang.

Saat ini raut wajah Raymond Jiang sama seperti Juwita Wen yang begitu tidak enak dipandang, tatapan matanya yang sulit dijelaskan itu menatap tajam ke arah Tifanny Wen, setelah hatinya berkobar rasa amarah yang tidak jelas ini membuat dia tidak bisa mengendalikan diri dan tiba-tiba berlari ke hadapan Tifanny Wen, dia menarik lengan tangannya, bertanya: “Apa kamu sedang balas dendam? apa kamu melakukan hal ini untuk membalaskan dendammu padaku? Tifanny, kamu mengikuti siapa?”!

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu