Cinta Setelah Menikah - Bab 233 Tidak Selera Makan (1)

Saat ini, handphone Yansen Mu kembali berdering.

Kali ini adalah pemberitahuan instagram.

Tifanny Wen tidak ingin menghiraukan Emi. Dia pun keluar dari kotak pesan, lalu langsung kembali ke layar utama, tiba-tiba melihat pemberitahuan instagram yang begitu besar, dia pun mengetuk pemberitahuan itu dan masuk kedalamnya.

Pemberitahuan itu adalah pemberitahuan yang muncul sendiri karena sistem, dia sembarang mengetuk, lalu langsung masuk kedalam notifikasi.

Tifanny Wen sebenarnya tidak begitu memiliki pemikiran yang berlebihan. Itu karena pemberitahuan instagramnya muncul sendiri karena sistem, sehingga dia pun langsung masuk kedalam notifikasi.

Pada akhirnya dia melihat pemberitahuan yang muncul sendiri karena sistem itu, ternyata adalah pemberitahuan dari seseorang yang diikuti secara khusus oleh Yansen Mu di instagram mengirimkan sebuah postingan instagram.

Instagram di negara Long terdapat menu “Diikuti secara khusus”. Setelah mengikuti orang itu secara khusus, maka orang yang mengikutinya pasti akan menerima semua pemberitahuan dari postingan yang dibuat oleh orang itu.

Dan saat ini dia bisa masuk ke notifikasi juga hanya karena menekan pemberitahuan ini.

Yansen Mu ternyata bermain instagram?

Lagipula, ternyata dia mengikuti orang lain secara khusus?

Tifanny Wen didalam hatinya merasa sangat penasaran.

Tetapi, beberapa saat kemudian, raut wajahnya sedikit muram.

Karena orang yang diikuti secara khusus oleh Yansen Mu itu adalah Emi!

Barusan Emi mengirimkan sebuah postingan. Yansen Mu mendapatkan pemberitahuan mengenai postingannya itu.

Tifanny Wen memeriksa profil instagram Yansen Mu. Dia melihat nama profil instagramnya adalah Mu!!

Di belakang nama marganya itu ditambah 2 tanda seru.

Bisa ditebak bahwa pendaftaran akun instagram ini tidak lama dibuat.

Mu!! di bawahnya tidak ada postingan apapun. Hanya saja, saat melihat menu penelusuran yang pernah dilihat, penelusurannya semuanya berkaitan dengan instagram Emi.

Lagipula, pengikut akun instagramnya ini berjumlah 0 dan satu-satunya orang yang diikuti hanya ada 1 yaitu Emi!

Seorang pria mengikuti akun instagram seorang wanita secara khusus.

Lagipula, satu-satunya orang yang diikutinya hanya ada 1 orang!

Penelusuran instagramnya, semuanya berkaitan dengan wanita itu!

Tifanny Wen mengakui jika saat ini didalam hatinya merasa cemburu.

Biarpun dia memberitahu dirinya sendiri bahwa Yansen Mu melakukan ini pasti memiliki alasan yang lain. Mengikuti seseorang secara khusus di instagram juga tidak menjelaskan hal apapun.

Tetapi, didalam hatinya masih terasa sangat sakit dan tidak begitu senang!

Intelektual!

Iya! intelektual!

Tifanny Wen keluar dari akun instagram itu, lalu menghantamkan handphone itu di meja dengan sangat keras, didalam hatinya mengeluh: Intelektual macam apa! intelektual hingga tidak merasa cemburu itu barulah aneh!

Beda dengan masalah kemarin.

Kemarin dia masih bisa memaklumi jika Tuan Mu memiliki kesulitannya sendiri, lagipula masalah kemarin tidak berkaitan dengan sisi perasaan saling mencintai antara pria dan wanita.

Tindakannya kemarin juga hanya tidak menuruti kemauan dirinya, lalu menggunakan sebuah cara agar tidak begitu bersalah pada seseorang. Tetapi kesimpulannya adalah tindakan dia ini sangat melindungi dirinya.

Jadi, intelektual dan sebagainya, dia mampu sedikit melakukannya.

Tetapi hari ini berbeda.

Menyelidiki data seorang wanita secara terperinci, juga menggunakan instagram untuk mengikuti satu-satunya akun instagram seorang wanita, lagipula, instagramnya mengikuti wanita itu secara khusus, hal ini berkaitan dengan kejanggalan hati seorang pria.

Tifanny Wen bisa berlapang dada dengan hal yang lain, terkecuali mengenai hal perasaan, dia tidak akan berlapang dada sedikitpun!

“Fanny.................”

Layar handphone itu baru saja meredup, Tifanny Wen tiba-tiba mendengar suara seseorang memanggilnya.

Yaitu Yansen Mu yang sudah kembali dari dapur.

Di tangan pria itu membawa beberapa kotak makanan. Setelah memanggil namanya, pria itu langsung berjalan sampai ke sebelah tempat duduknya, setelah dia duduk, dia pun meletakkan beberapa kotak makanan itu. Kemudian membuka beberapa kotak makanan itu, lalu mengambil beberapa tumpukan piring, berkata: “Makan.”

Yansen Mu saat ini juga tidak menyadari kejanggalan pada raut wajah Tifanny Wen. Setelah selesai bicara, dia langsung menyajikan sebuah mangkok sup, lalu menggunakan sendok sup untuk menuangkan sup itu kedalam mangkok. Dia tahu jika Tifanny Wen selalu meminum sup sebelum makan nasi.

“Kenapa, masih belum lapar?”

Suasana hati Yansen Mu masih sangat tenang, saat dia menyajikan mangkok itu ke hadapan Tifanny Wen, dia memeluknya, tangannya menyentuh perutnya dengan pelan, lalu dia bertanya sambil tersenyum.

“Tidak ingin makan!”

Tifanny Wen pada akhirnya masih merasa cemburu dan menghilangkan jiwa intelektualnya, tiba-tiba dia bergumam sambil mengatakan 3 kata itu.

Yansen Mu termangu, “Tidak suka?”

Tifanny Wen sebenarnya memang sudah sangat lapar. Lagipula, makanan yang dibuat oleh Yansen Mu ini semuanya adalah makanan kesukaannya. Terlebih lagi keahlian memasak pria ini sangat jago. Tifanny Wen bisa merasakan cacing di perutnya ini sedang berteriak ingin makan.

Kalimat yang barusan dia ucapkan tidak ingin makan ini juga hanya kalimat yang sembarang dia ucapkan karena dia merasa cemburu.

Tifanny Wen tidak menghiraukannya, dia tidak bicara apapun, dia hanya menggunakan tangannya untuk melepaskan tangan Yansen Mu yang sedang memeluk pinggangnya.

Kemudian menundukkan kepala sambil mengambil mangkok dan sumpit untuk memulai makan.

Meskipun dia pada akhirnya masih belum bisa mengendalikan perasaannya sendiri. Tetapi, juga tidak boleh keterlaluan tidak menghargai masakan Yansen Mu yang sudah 2x memasak untuknya, jika dia tidak menghargai masakannya, maka itu memang sangat keterlaluan.

Sehingga, meskipun dia sudah mengatakan tidak ingin makan, tetapi gerakan tangannya malah tidak berhenti mengambil makanan.

Mengambil sumpit dan sendok, lalu dengan sangat cepat menundukkan kepala dan mulai makan.

Hanya saja, dia tidak berbincang dengan Yansen Mu saat dia makan.

Tifanny Wen sebenarnya sangat ingin bersikap intelektual agar bisa berbincang dengan Yansen Mu. Bersikap intelektual untuk memberitahu dirinya bahwa ini hanya hal sepele, dia tidak seharusnya mempedulikan hal ini.

Faktanya, dia sekarang didalam hatinya masih mengeluh dengan dirinya sendiri, bukankah sudah berjanji ingin menjadi wanita yang bersikap intelektual? berjanji tidak akan terpengaruh dengan hal kecil hingga mempengaruhi suasana hati dan mempengaruhi hubungan suami istri?

Tetapi, Tifanny Wen pada akhirnya menyadari bahwa perasaan seorang wanita memang sangat aneh.

Sekalinya berkaitan dengan masalah sisi “Hati seorang pria”, maka seorang wanita tidak bisa mengendalikan perasaannya yang memiliki karakter keras kepala sejak lahir ini.

Tifanny Wen bersikap seperti ini, tentu saja Yansen Mu tidak mungkin tidak tahu jika sikap istri kesayangannya ini terlihat aneh.

Dia menatapnya, melihat ekspresi wajahnya masih tetap tenang, dia pun tidak bisa menebak letak kejanggalannya.

Tetapi, Tifanny Wen adalah seorang pemain film, dia sangat ahli dalam mengendalikan ekspresi wajahnya sendiri.

Dia kelihatannya biasa saja, tetapi tidak berbincang dengannya adalah hal yang paling menjanggal.

Yansen Mu merasa sedikit bersalah.

Sebenarnya terjadi masalah apa?

Kenapa Fanny tidak senang lagi?

Yansen Mu masih bisa memahami mengenai berita instagram yang berkaitan dengan Tifanny Wen. Dia tiba-tiba bertanya: “Barusan ada orang yang meneleponmu?”

“Iya.” kali ini Tifanny Wen menjawabnya, dia menjawab ‘iya’ dengan suara pelan.

Yansen Mu bisa menebak setelah pihak New Ball Entertainment melihat berita internet mengenai masalah Tifanny Wen memukul seseorang itu tersebar, mereka pasti akan menelepon Tifanny Wen untuk membahas cara mengatasi hubungan publik ini.

Novel Terkait

Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu