Cinta Setelah Menikah - Bab 152 Hukuman Terlambat (2)

Mengenai Tifanny Wen, dia juga sangat sakit. Tapi sakit, tidak berarti dia tidak sanggup. Untung saja, dia sudah terlatih.

Mengenai Gina Jing…

Tifanny Wen merasa bersalah. Bagaimana pun juga karena dirinya Gina Jing di hukum. Jika bukan karena dirinya, dia juga tidak akan terlambat.

Tifanny Wen merasa tidak enak hati, benar – benar tidak bisa menerima dia dengan kondisi seperti ini masih harus lari 30 putaran di tambah 100 kali push up. Tetapi jika ingin dia tidak melakukannya. Hanya ada satu cara. Yaitu mencari Yansen Mu berbicara.

Tetapi bagaimana berbicara?

Tifanny Wen tidak lupa dia sedang ribut ingin bercerai dengan Yansen Mu. lelaki ini, mungkin sedang dendam masalah ini, jadi sengaja mencari masalah dengannya, bahkan teman sekamarnya juga dikerjai.

Tifanny Wen masih dendam, tapi tidak tahu harus berkata apa.

Mengenai masalah perceraian, dia sudah mempertimbangkannya dengan seksama.

Meskipun selama ini, Yansen Mu memang sudah banyak membantunya. Tanpa dia, maka tidak ada dirinya yang hari ini.

Tapi Tifanny Wen tidak bisa mengabaikan ingatan tentang Sherina yang meninggal… jika, saat itu bukan karena Yansen Mu tidak bersiap untuk pergi menyelamatkannya, Sherina, apakah akan berakhir seperti itu?

Sedangkan, saat Sherina di tangkap, juga karena dirinya. karena saat itu orang – orang itu pergi ke kamar lelaki itu dan Sherina, karena ingin menangkap dirinya. Saat itu dirinya tidak ada di kamar, dan saat itu Sherina melihat mereka, menyatakan kalau dia adalah Tifanny Wen. Lalu orang – orang itu salah mengira kalau Sherina adalah Tifanny Wen, masih menangkapnya. Sherina, baru berakhir seperti itu… Tifanny Wen selalu merasa, kalau dirinya yang mencelakai Sherina.

Sedangkan setelah Sherina di tangkap, dia masih meminta bantuan Yansen Mu. dan saat itu Yansen Mu memilih untuk menyerah pada Sherina. Dia tidak bersiap untuk menyelamatkannya, maka Sherina tidak punya kesempatan untuk hidup.

Meskipun Tifanny Wen tahu kalau Yansen Mu bukanlah pembunuh sebenarnya. Tapi perbuatannya yang tidak pergi menyelamatkan Sherina, jika dipikir – pikir, dia tidak dapat memaafkannya.

Apalagi, jika bukan karena Bertemu dengannya. Dirinya dan Sherina, juga tidak akan masuk ke dalam misi ini.

Ada banyak peristiwa masa lalu. Tampaknya masa lalu seolah-olah dia sudah dekat kemarin. Setiap kali dia memikirkannya, dia merasa seperti telah ditimpa oleh ribuan kilogram batu. Setelah semua ini, jika masih ingin bersama Yansen Mu, bagaimana bisa dia memaafkan kejadian 4 tahun lalu…. Perempuan dengan senyuman manis, yang bertukar impian bersamanya?

Tifanny Wen terus berpikir, lalu berpikir waktu yang dia lalui setelah Menikah dengan Yansen Mu, yang memperlakukannya dengan baik.

Tifanny Wen tidak bisa mengelak kalau dia menerima banyak bantuan dari lelaki itu, sekarang dia memutuskan untuk meninggalkan lelaki itu, merasa dirinya seperti seorang “serigala”. Tapi…. Dia tidak bisa melepaskan kejadian 4 tahun lalu…

Dipikir – pikir, juga entah sudah berapa lama, dia menyadari kalau dia dan Gina Jing tiba di lapangan yang di tentukan oleh “pelatih” itu.

Lapangan universitas Nanqiong ada banyak. Sebelumnya lapangan tempat latihan mereka ada di bagian Selatan, tapi lapangan yang di maksud Yansen Mu untuk menerima hukuman, ada di bagian Timur. Sedikit terpencil, dan orangnya juga sedikit.

Terutama sekarang, kebanyakan orang sudah pergi beristirahat, orang yang masih ada di lapangan, sudah sangat sedikit.

Setelah Tifanny Wen dan Gina Jing tiba di lapangan, dia tidak melihat Yansen Mu. mungkin orang itu, untuk sementara belum tiba.

Tifanny Wen dan Gina Jing juga tidak buru – buru memulai. Kedua orang “tak berdaya” ini duduk di rerumputan. Gina Jing yang ada di sebelahnya terus berbicara: “Tifanny Wen, menurutmu kenapa pelatih seperti itu? membuat kita menerima hukuman, masih harus membuat kita ke lapangan yang jauh ini. Bukankah di dekat dorm ada lapangan yang dekat? Dan lagi, dia tidak tepat waktu, entah ke mana.”

Tifanny Wen terdiam, tidak berbicara.

“Tifanny Wen.”

Saat kedua orang sedang berbicara, tiba – tiba terdengar suara dari belakang.

Tifanny Wen dan Gina Jing membalikkan kepalanya, melihat seorang lelaki yang sedang berjalan ke arah mereka.

Tifanny Wen mengenali lelaki itu. dia adalah teman sekelas mereka. Hari ini mereka masih latihan seharian. Juga ketua dari tim mereka. Saat latihan tadi, masih membelikannya air.

Sepertinya namanya Johnny Gu.

Mengapa dia datang?

Tifanny Wen melihat di tangannya memegang sebuah termos. Melihatnya sekilas, dan mendengarnya berkata: “Tifanny, apakah kamu masih tidak enak badan? Aku lihat raut wajahmu hari ini tidak bagus, kemarin malam kamu tidak makan apa pun, ini adalah sop ayam yang ibuku antarkan untukku, aku tidak menghabiskannya, menyisakan untuk kalian berdua. Sekarang pelatih belum datang, kalian bisa minum ini dulu.”

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu