Cinta Setelah Menikah - Bab 129 Lagi - Lagi Terjerumus Dalam Opini Publik (2)

Tifanny Wen sedang melihat sosial media di rumahnya, melihat komentar mengenai dirinya yang cemburu, dengan pasrah memijat dahinya.

Apa yang dimaksud dengan dia tidak meminta maaf kepada Gu?

Saat itu Gu yang mengenai tangannya sehingga dia menjadi kehilangan keseimbangan. Mangkuk panas itu, bahkan juga mengenai dirinya. Nara Gu mengenai mangkuknya, jika harus berminta maaf juga seharusnya dia yang meminta maaf.

Jika saat itu Tifanny Wen benar – benar tidak sengaja, dia pasti akan minta maaf. Sayangnya situasi saat itu, dia benar – benar meragukan kalau Nara Gu sengaja. Jika dirinya minta maaf bukankah membuktikan kalau dia yang salah?

Apalagi, semua orang di tim juga bisa melihat dengan jelas kalau hubungannya dengan Nara Gu tidak baik. Di situasi saat itu, dia juga tidak berpura – pura hebat. Justru akan membuat orang merasa terlalu berpura – pura.

Hanya saja, kondisi di tim drama ini, para netizen tidak mengetahuinya.

Dan saat itu Tifanny Wen juga tidak terpikirkan, kejadian ini, akan di potret, masih di sebarkan di internet.

Kali ini, Tifanny Wen mengerti. Kalau dirinya sudah di jebak oleh Nara Gu!

Tifanny Wen tidak termasuk licik, dia tidak akan menjebak orang. Tapi bukan berarti dia tidak mengerti jika dia sudah di jebak.

Sekarang karena sudah seperti ini, bahkan sifatnya juga sudah di curigai oleh para netizen.

Sedangkan Tifanny Wen, sudah di berikan julukan “mudah cemburu”. Maka dari itu, pandangan netizen terhadapnya, mungkin akan berubah.

“nyonya, kamu makan dulu saja. Tadi tuan menelepon, katanya dia sedang mendiskusikan sebuah proyek, malam ini juga tidak akan pulang.”

Biasanya dia akan makan bersama Yansen Mu. Hari ini… Yansen Mu tidak pulang.

Sudah dua hari berturut – turut dia tidak pulang, Tifanny Wen juga tidak percaya Yansen Mu akan melakukannya.

Tifanny Wen mengerutkan dahinya, berpikir karena Yansen Mu tidak pulang, mengapa tidak menelponnya sendiri? Justru menelepon ke bibi Lin.

Apakah lelaki ini marah padanya?

Hati Tifanny Wen sedikit tidak tenang, tapi tetap tersenyum kepada bibi Lin dengan sopan, masih menganggukkan kepala.

Meskipun katanya aktris harus memperhatikan postur tubuh mereka, kebanyakan aktris akan memperhatikan pola makan dan olahraga, setelah jam 5 biasanya tidak akan makan. Tapi Tifanny Wen berbeda, dia bukan orang yang mudah gemuk, karena itu, makan malamnya sama dengan orang biasa.

“nyonya, lusa tuan Ulang tahun. Biasanya tuan tidak akan merayakan Ulang tahun, bahkan tidak pernah merayakannya.” Bibi Lin melihat Tifanny Wen mulai makan, tiba – tiba berkata: “hanya saja, nyonya bisa mempersiapkan hadiah untuk tuan.”

Tifanny Wen kaget. Ulang tahun? Dia tiba – tiba teringat tanggal lahir yang tertera di KTP orang itu, juga mengingat hari ini tanggal berapa.

Mengenai tanggal, Tifanny Wen biasanya tidak terlalu mengingat.

Juga tidak memperhatikan kalau lusa adalah Ulang tahun orang itu.

Tifanny Wen menganggukkan kepala: “nanti aku tanyakan kepadanya, apakah mau pulang ke Keluarga Mu.”

Bibi Lin langsung berkata: “nyonya, kata nyonya besar, dia tidak akan campur di dunia kalian berdua, cukup nyonya yang menemani tuan makan saja.”

Tifanny Wen mengangguk, “dia tidak pernah merayakan Ulang tahun?”

Bibi Lin berkata: “iya, di militer tidak terlalu memperhatikannya.”

“aku sudah tahu. Bibi Lin istirahat dulu saja.”

Tifanny Wen mengiyakannya, lalu memikirkannya lagi.

Kado Ulang tahun? Apa yang bisa di berikannya?

Tuan itu tidak pernah kekurangan apa pun. Uang? Baju? Jam tangan? Ikat pinggang?

Memberikan ini sepertinya tidak terlalu tulus. Biasanya barang ini sudah di design khusus untuk tuan itu.

Masak makan malam sendiri?

Ini bisa di coba. Meskipun masakannya biasa saja, makanan yang di masak bisa di makan. Hanya saja, jika belajar dengan bibi Lin, harusnya akan berhasil.

Tapi jika masak makan malam saja, sepertinya kurang sesuatu.

Selesai makan malam dia menuju ke ranjang, sudah berpikir selama satu jam juga tidak terpikirkan hadiah yang akan di berikan kepada tuan ini. Makin di memikirkannya, dia sudah menuju ke alam mimpi….

Dan setelah itu, sudah dua hari kemudian.

Tifanny Wen tidak terpikirkan, selama dua hari ini, Yansen Mu tidak pulang ke Rumah.

Dia sudah tiga hari berturut – turut tidak pulang. Sedangkan hari ini, adalah Ulang tahunya, dia juga tidak akan pulang?

Tifanny Wen mengerutkan dahinya. Hatinya berpikir jika malam ini dia memasak sesuatu yang enak, dan orang itu tidak pulang, bukankah sia – sia saja?

Novel Terkait

Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu