Cinta Setelah Menikah - Bab 429 The End (2)

Yansen Mu belum menyadari senyuman istrinya yang aneh. Tapi saat dia bersiap melepaskan baju perempuan itu, dia tercengang.

“ayah….”

“ayah….”

Satu anak yang besar dan yang kecil, tiba – tiba muncul dari kanan dan kiri Tifanny Wen.

Orang yang muncul dari dalam selimut, dari sebelah kiri, jika bukan Moli Mu masih bisa siapa lagi? masih dengan pandangan yang lembut melihat ke arah dirinya. dan juga yang ada di sebelah kanan Tifanny Wen, masih dengan tangannya memegang wajahnya, dengan wajah serius berkata kepada ayahnya: “ayah, sedikit malu loh…”

“pu….”

Tifanny Wen terus tertawa.

Wajah Yansen Mu sudah segelap arang.

“ini adalah kamar ibu, tidur di kamar sebelah.” Tuan Mu menurunkan kedua orang itu.

“tidak mau….” Moli Mu tidak puas, “aku mau tidur dengan ayah dan ibu.”

“besok bawa kamu ke Seaworld ” Yansen Mu menghibur.

“tidak mau…..”

“kalau begitu ke kota Game?”

“tidak mau….”

“besok ayah ajarkan kamu main game online!” Yansen Mu menggigit giginya.

“baik.” Moli Mu yang mendengarnya, tersenyum. Lalu memeluk kedua kaki Yansen Mu, dengan bahagia berkata: “ayah benar – benar baik. Ibu bahkan tidak mengajarkanku main game online.”

Tifanny Wen sejak awal sudah emosi!

Lelaki brengsek! Demi tujuannya sendiri, mengeluarkan ide apa? Berani – beraninya menggunakan game online untuk menghibur anak kecil. Meskipun Moli Mu masih kecil, sama sekali tidak bisa main game online, tapi sekarang dia menyukai program e-sports, seperti bisa mengerti saja. Masih tiap hari ribut meminta ponsel dan komputer memintanya untuk mencoba game online. Meskipun…. Dia tidak bisa.

“kalagu begitu, kamu dan kakak tidur di sebelah, bagaimana?” Yansen Mu terus membujuk.

“baik.” Moli Mu mengangkat kepalanya, dengan manis berkata: “ayah gendong.”

Sial!

Orang ini benar – benar sudah ingin langsung melemparnya!

Apakah mudah!

Dia adalah lelaki yang jika bilang tidak maka tidak akan ada orang yang berani melawannya, sekarang bahkan menyuruh orang keluar saja, begitu sulit?

Untung saja, Nathan Mu setiap hari mengikuti adik perempuannya. Kemana adik perempuannya pergi, atau apa yang di lakukan, selama bisa membujuk Moli Mu, maka tidak perlu membujuk Nathan Mu.

Maka, Yansen Mu yang jelas – jelas sangat marah, tetap menahan emosi dan menggendong kedua orang ini di kiri dan kanannya lalu di bawa keluar.

Menunggu setelah Yansen Mu kembali, sudah 5 menit kemudian. Dia melihat Tifanny Wen sudah duduk, dan melihat ke arahnya dengan wajah muram.

“istriku…” Yansen Mu dengan wajah pasrah duduk di sebelahnya.

“iya.” Wajah Tifanny Wen gelap.

“aku salah.” Kata Yansen Mu.

“salah dimana?” Tifanny Wen bertanya.

“tenang saja, besok aku akan berbicara kepada Moli, sebenarnya aku tidak bisa main game online.” Yansen Mu jujur.

Tifanny Wen dengan wajah serius melihatnya, “bagus jika sudah tahu. Kelak, ganti cara membujuk orang, tahu tidak?”

“kalau begitu kamu ajarkan?” Yansen Mu berkata.

Tifanny Wen terdiam.

Baiklah, menghadapi anak perempuan, sepertinya selama mengungkit game online, baru lebih mudah di bujuk.

Yansen Mu benar – benar sudah tidak punya suasana hati untuk melanjutkan topik ini. Dia memeluk Tifanny Wen ke dalam pelukan, lalu mengelus kepalanya, berkata: “masalah ini, besok baru bicarakan, baik tidak, sayang?”

“geli!” Tifanny Wen tertawa, tidak bisa menahan diri.

Sayang?

Apakah ini panggilan yang keluar dari mulut seorang lelaki dewasa?

Dia yang mendengarnya merasa…. Lucu!

“meskipun geli, tapi, sudah membujukmu, bukan?” Yansen Mu tersenyum kembali lagi membalikkan badan Tifanny Wen , menekan badannya, menurunkan kepalanya, menatapnya dengan tatapan aneh.

“suamiku, kamu sudah berubah!” Tifanny Wen memonyongkan mulutnya.

“masa sih?” Yansen Mu tiba – tiba menjadi serius, mulai memikirkan pendapatnya. Setelah dia pikir – pikir, baru berkata: “itu karena, kamu pantas….”

Selesai berbicara, mulutnya tertempel dengan erat di bibir Tifanny Wen. Tapi dia merasa biasanya dirinya jika mengatakan hal seperti ini, pasti akan ada hasil yang baik. Setidaknya, berdasarkan pengalaman sebelumnya, gadis ini seharusnya akan sangat bersemangat terhadanya. Tapi dia baru menciumnya tidak berapa lama, Tifanny Wen kembali mendorongnya.

“suamiku…” Tifanny Wen menatapnya dengan pasrah.

“kenapa?” Yansen Mu tiba – tiba punya firasat yang tidak baik.

“saat kamu turun menyambut tamu, Helen datang menemaniku.”

“iya?” Yansen Mu tidak mengerti apa yang bisa di bicarakan dari topik ini.

“dia mengecek nadiku.” Tifanny Wen terus berkata.

“…..” wajah Yansen Mu kembali berubah.

“iya. Suamiku, kamu tidak salah menebak, sepertinya aku…. Hamil lagi! awalnya tidak stabil , tetap saja…..”

Lelaki itu terdiam.

“ini yang terakhir! Tahu tidak?” setelah Beberapa lama kemudian, lelaki itu berbisik di sebelah telinga istrinya, dengan serius berkata.

…..

Di hari pernikahan Tifanny Wen, adalah tanggal 15. Bulan di malam hari, sangat bulat dan besar. Orang yang berjalan di jalanan, meskipun tidak ada tiang lampu, juga bisa melihat jalanan dengan jelas karena cahaya bulan.

Bulannya terang seperti air, dan ganggang di depannya tidak saling bersangkutan, di sekitarnya, sangat tenang. Ini adalah jalanan yang sangat sepi, tidak ada orang lain, tidak ada toko, hanya lorong sempit. Satu-satunya yang terlihat ada pergerakan adalah dua orang yang berjalan berdampingan di jalan, dan bayangan mereka terlihat saling membentang sebagai refleksi dari cahaya bulan.

“bagaimana jika, naik mobil saja.”

Lelaki itu menggandengang tangan perempuan, setelah berjalan tidak lama dia tidak menahan diri berkata.

“tidak, aku ingin berjalan dengan tenang seperti ini sebentar. Biasanya, sangat sulit menemui ketenangan seperti ini.” Perempuan itu menggelengkan kepala.

Biasanya dia selalu di kejar media, bisa di kota yang begitu besar, menemukan jalan yang begitu tenang seperti ini, memang sangat sulit.

“kalau begitu, aku yang menggendongmu?” lelaki itu tidak menahan diri, berkata.

“tidak mau, aku suka berjalan sendiri.” Perempuan itu menggelengkan kepala, “lagi pula, aku benar – benar tidak apa. Wajahmu jangan seperti itu lagi. belum sampai tanggal prediksi lahiranku, anak ini tidak akan keluar. ”

Dia tahu apa yang di khawatirkan lelaki ini. Dia mengandung sudah hampir 10 bulan. Prediksi kelahirannya adalah 3 hari kemudian. Dia takut perempuan ini kelelahan, jadi, begitu dia banyak jalan, lelaki ini langsung khawatir.

“Gina Si…..” lelaki itu berhenti, dengan tegang melihatnya, “aku merasa….”

“benar – benar tidak apa.” Perempuan itu menggelengkan kepala, “kamu terlalu khawatir. Bahkan aku merasa, aku hari ini pergi menjadi bridesmaid, juga bisa.”

Bridesmaid, hanya bisa di lakukan perempuan yang belum Menikah. Sekarang meskipun dia mengandung 10 bulan, tapi sebenarnya, dia belum Menikah.

Hanya saja…. Saat itu dia terharu karena lelaki ini, jadi dia tidak berhati – hati, dan mengandung anak ini.

Awalnya dia ingin menjadi bridesmaid Tifanny Wen. Tapi kondisinya sekarang, mana cocok?

Bukankah ini… dia hanya bisa berjalan sebentar, untuk merasakan keramaian.

Hanya saja, bisa menemui lelaki seperti ini, sebenarnya dia tidak menyesal.

Di masa lalu, perbuatannya, benar – benar, benar – benar membuatnya bersedia menitipkan hatinya pada lelaki ini….

Lelaki yang terus hidup di dalam gelap itu, suatu hari tiba – tiba berkata padanya, dia bersedia meninggalkan mafia, dan menjadi “rakyat yang baik”.

Awalnya dia tidak punya perasaan terhadap lelaki ini, justru masih sangat dingin terhadapnya, sebenarnya hanya karena tidak bisa menerima identitasnya saja.

Tapi selanjutnya….. dia mengatakannya, dan benar – benar membuktikannya.

Sebelum dia dan Rexy Fan, dan juga Tiara Han punya bisnis yang serius, Jeremy Fan dari Elang Hitam, juga mulai berubah, anak buah di dalam geng pelan – pelan bubar, Jeremy Fan menggunakan bunga yang dia dapat Beberapa tahun ini, pelan – pelan digunakan untuk bisnis.

Alasannya, demi adiknya, juga berharap adiknya ini bisa bahagia!

Tentu saja, masih ada satu hal: Jeremy Fan, satu tahun yang lalu juga menyukai seorang rakyat biasa! Perempuan yang baik dan polos dari Keluarga terpelajar!

Intinya, entah alasan apa, perkembangannya ini, semua dilihat olehnya!

Entah apa yang dulu pernah di alami oleh lelaki yang menggandeng tangannya ini, kelak, kelak akan menjadi pasangannya yang bisa di andalkan….

“a…..”

Saat Gina Si tersenyum manis, lalu menggunakan matanya untuk memberi tahu lelaki ini jangan terlalu khawatir, justru tiba – tiba merasa, perutnya terasa sakit.

“kenapa? Gina….” Wajah Becker memucat, tiba- tiba menggendongnya.

“aku…. Aku tidak tahu….” Gina Si berteriak, “ini tidak mungkin sudah mau hamil bukan. Bukankah perkiraannya 3 hari kemudian? Bagaimana jika, kamu menurunkanku, aku….”

Becker tidak mendengar kalimatnya. Dia tidak mendengarkan katanya, juga tidak mempedulikan ucapannya, berusaha sekuat tenaga berlari ke arah Rumah sakit.

Perkiraan sialan! Dia sudah punya firasat, hari ini dia akan menjadi ayah….

……

4 jam kemudian.

Sudah subuh.

“kakak kedua, istriku sudah hamil. Anak laki – laki!”

Kakak kedua Han membuka matanya, mengangkat teleponnya yang tiba – tiba menyala di antara kegelapan.

Sekarang dia masih tidur, belum terbangun, begitu mendengar suara dari telepon, seorang lelaki yang biasanya begitu tenang tiba – tiba mengeluarkan suara yang begitu semangat.

“a?” kakak kedua Han sementara belum mengerti, “apa yang terjadi?”

“itu Gina Si… dia sudah hamil!” Becker berkata dengan semangat.

“sudah hamil ya sudah hamil! Mengapa begitu semangat. Besok baru bicara, masih ngantuk.” Kakak kedua Han berkata, lalu mematikan telepon.

Lalu setelah di matikan, dia baru tersadar apa yang di ucapkan Becker kepadanya.

Dia tiba – tiba terbangun, lalu membuka lampu di sebelah ranjang, “apa?”

Sudah hamil?

Tadi Becker memberi tahunya, calon istrinya, sudah melahirkan anak lelaki untuknya?

“kak, apa yang terjadi?” saat dia terbingung, ingin membalas teleponnya, kakak kedua Han tiba – tiba mendengar suara, yang terdengar dari ranjangnya.

Itu adalah suara perempuan!

Suara perempuan yang sangat akrab!

Kakak kedua Han bingung.

“AA…. Kak….”

Selanjutnya, dari kamar terdengar suara teriakan….

“kak, kenapa kamu bisa ada di sini?”

Tiara Han berulang kali menunjuk badannya yang tidak memakai baju, lalu menunjuk badan kakaknya yang juga tidak pakai baju. Rasa sakit yang ada tidak mungkin dia tidak tahu. Malam ini, apa yang terjadi?

“a? Tiara….” Kakak kedua Han bingung.

Apa yang terjadi?

Dia ingat, dia meminta orang menjemput Tiara Han dari Keluarga Mu. karena dirinya, terlalu sibuk tidak bisa menghadiri pernikahan Keluarga Mu. dan juga, malam ini dia menemani rekan bisnis untuk minum. Mengapa begitu bangun, adiknya justru tidur di atas ranjangnya? Dan juga, apa yang terjadi di antara mereka…..

“aku…. Aku…” kakak kedua Han tidak peduli berpikir sekeras apa pun, “kamu… kamu coba mengingat, apa yang terjadi.”

“masih apa yang bisa di ingat?” Tiara Han memegang tangan kakak kedua Han, “apakah, kamu tidak bersiap tanggung jawab?”

Kakak kedua Han bingung, “tanggung jawab? Tanggung jawab apa?”

Adiknya sendiri, dia bisa tanggung jawab apa?

“tidak usah pura – pura lagi! Fanny sejak awal sudah tahu cara pandanganmu melihatku sedikit aneh, diam – diam memeriksa hubungan darah antara aku dan kamu.” Wajah Tiara Han menjadi gelap, berkata: “katakanlah, kamu sebenarnya ingin apa. Aku ingin punya pacar, kamu juga tidak membiarkanku. Sekarang kamu meniduriku, dan tidak mau tanggung jawab. Apakah, kamu benar – benar ingin aku menjadi bridesmaid seumur hidup?”

Kakak kedua Han terdiam di tempat, pandangannya menganga melihat ke arah Tiara Han, “kamu… kamu…”

Ternyata, ini semua… dia… dia tahu jelas….

Kalau begitu kemarin malam, apakah….

“besok, periksa DNA. setelah periksa, ambil surat nikah.” Tiara Han berkata, “intinya, aku harus Menikah lebih dulu daripada Helen Mu.”

Kakak kedua Han tercengang, tercengang melihat adik perempuannya yang biasa begitu berani, tiba – tiba menyadari… dia sepertinya, sudah di jebak…. Oleh perempuan ini.

Hanya saja, dulu dia tidak pernah mengatakannya karena dia takut perempuan ini tidak bisa menerimanya, kelak jika tidak bisa menjadi kakak adik bagaimana? Sekarang bagaimana bisa….

…..

Dalam semalam, banyak kekacauan yang terjadi!

Saat Tifanny Wen terbangun di hari kedua, dan pergi memeriksa ke Rumah sakit. Ternyata, pemeriksaan Helen tidak salah, dia hamil lagi.

Terhadap ini, Keluarga Mu justru sangat gembira.

Terutama kedua orang tua, sekarang hanya punya satu cucu saja tidak cukup, Terkadang suka melihat ke arah perut Tifanny Wen.

Tifanny Wen yang hanya bisa pasrah bersumpah dalam hati. Setelah anak satu ini, dia tidak mau hamil lagi.

Hanya saja, semenjak dia hamil tuan Mu miliknya itu Terkadang suka dengan wajah muram melihat perutnya, Tifanny Wen merasa menjadi tidak begitu marah. Harus membuat lelaki ini merasakan rasanya menjadi perempuan yang sedang hamil.

Saat Tifanny Wen melahirkan anak satu lagi, sudah 8 bulan kemudian. Kali ini, dia melahirkan seorang anak yang bulat dan gendut, saat anak ini lagir, sama seperti Moli Mu dulu, lembut, dan bulat.

Hanya saja, anak yang lahir ini tidak seperti kakak laki – laki dan perempuannya yang begitu di manja.

Setelah dia lahir, baru 3 bulan. Tuan Mu memutuskan, untuk membuat mamanya Tifanny Wen pergi bulan madu bersama.

Sebelum membawa Tifanny Wen, dia masih dengan kekanak – kanakan berbicara kepada 3 anak itu: dia mau membawa mami mereka, pergi ke tempat yang jauh….

Tempat yang hanya ada dia dan perempuan ini, sesuatu tempat yang jauh….

------TAMAT----

Penulis Merekomendasikan Novel "Perasaan Cinta Kita / Suamiku Yang Terbaik"

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu