Cinta Setelah Menikah - Bab 233 Tidak Selera Makan (2)

Ternyata ada seseorang yang menelepon dia.

Lalu, Yansen Mu diam-diam didalam hatinya berpikir: Apakah beberapa sambungan telepon itu membuat suasana hati Fanny menjadi tidak senang?

Pasti begitu!

Istri kesayangannya ini sangat khawatir terhadap karirnya.

Yansen Mu didalam hatinya berpikir seperti itu, dia merasa dirinya tidak salah menduga. Apalagi, dia tidak bisa memikirkan alasan lainnya, hanya dalam waktu singkat barusan, siapa orangnya yang bisa mengusik Tifanny Wen disini.

Barusan dirinya tidak ada disini, pasti bukan dirinya yang mengusiknya!

Yansen Mu berpikir seperti itu, didalam hatinya merasa sedikit lega.

“Tidak perlu khawatir.” Yansen Mu tiba-tiba berkata, dia berkata kepada Tifanny Wen, “Masalah sepele.”

Tifanny Wen: ...............................

Khawatir?

Dia mulai sadarkan diri.

Pria ini mengira suasana hatinya tidak senang karena mengkhawatirkan apa?

Dan..............masalah sepele?

“Tuan Mu, masalah mengenai aku dan Gina Si, juga pendapat publik, aku berharap kamu tidak ikut campur.” ucap Tifanny Wen.

Dia mengerti maksud kata “Masalah sepele” yang dikatakan oleh Yansen Mu. Dia pasti memiliki cara untuk mengatasinya!

Tentu saja Tifanny Wen tidak meragukan kemampuan Yansen Mu. Membuat dan memancing pendapat publik bukanlah hal yang sulit baginya.

Tetapi......................

Tifanny Wen merasa dia berharap dirinya suatu saat mampu mengatasi semua masalahnya.

Masalah Emi, memberitahu dia apa?

Biarpun waktu itu Yansen Mu mengambil tindakan untuk bersikeras melindungi dirinya, tetapi dia takut nantinya akan merepotkan Yansen Mu.

Sedangkan dia, didalam hatinya sebenarnya juga tidak ingin Yansen Mu selalu menyelesaikan masalahnya.

Beban? dia tidak ingin dirinya dijuluki dengan kata ini.

Sedangkan dirinya? kenapa selalu bergantung pada diri Yansen Mu agar bisa terbebas dari bahaya?

Secara dasarnya, sebenarnya hanya 1 kalimat, dia sekarang menikah dengan seorang suami yang memiliki kehormatan tingkat atas, sedangkan dia, malah tidak memiliki kemampuan untuk sebanding dengannya!

Tifanny Wen didalam hatinya saat ini muncul sebuah harapan.

Yaitu, suatu hari, setelah identitas dia terbongkar sebagai istri Yansen Mu, orang lain akan menganggap dia dan Yansen Mu sebagai pasangan yang sangat serasi. Dan tidak akan menganggap dia sebagai penghalang, beban, noda Yansen Mu!

Sehingga

Masalah yang bisa dia tanggung, dia ingin mengatasinya sendiri!

Yansen Mu termangu, tiba-tiba dia melihat Tifanny Wen menengadahkan kepala, pandangan matanya tajam dan penuh rasa yakin sambil menatapnya.

“Baiklah!” Yansen Mu menganggukkan kepala.

Dia dapat membaca rasa yakin yang tersirat dari mata Tifanny Wen saat ini.

Dalam satu sisi lain, Yansen Mu termasuk bisa mendeskripsikan pemikiran seseorang. Dia menduga bahwa Tifanny Wen mungkin memiliki beberapa pemikiran, dia pun tidak mengatakan apapun. Hanya saja, setelah dia menyetujuinya, Yansen Mu tiba-tiba masih merasa sedikit tidak tenang didalam hatinya.

Sebenarnya, dia masih berharap Fanny bisa terus percaya dan bergantung padanya selamanya.

Tifanny Wen cukup hanya menjadi seorang istrinya saja.

Tetapi..................

Masalah kemarin...................

Yansen Mu didalam hatinya merasa sakit.

Saat ini dia berpikir dengan perasaan menyesal: Jika waktu bisa diputar kembali ke masa kemarin, tidak peduli dengan tugas atau apapun itu, seharusnya aku mencekik Emi dan Alex dengan tanganku!

Tentu saja Yansen Mu tidak takut dengan mereka.

Dia juga benar-benar mampu melakukan hal ini.

Masalahnya hanya pada keinginan dia, dia ingin melakukan hal ini atau tidak.

Kemarin dia bersabar menahan emosinya bukan karena dia takut terhadap jabatan mereka, tetapi itu murni karena takut menghancurkan hubungan relasi mereka dan memberikan dampak buruk terhadap tugasnya.

Tetapi, Yansen Mu menyadari bahwa sikap Fanny yang tidak ingin mengandalkan dia lagi ini lebih menyakitkan dibandingkan dengan kegagalan tugasnya.

Namun hal ini sudah terjadi seperti ini. Setelah Yansen Mu mempertimbangkan gagasan Tifanny Wen, pada akhirnya dia hanya bisa menyetujui perkataannya.

Kemudian dia melihat Tifanny Wen kembali menundukkan kepala sambil makan.

Ternyata dia tidak membicarakan hal lain dengannya, bahkan tidak melihat dia sama sekali.

Yansen Mu mengambil sumpit, dia mulai makan.

Hanya saja, makanan yang dia makan hanyalah nasi, dia tidak mengambil sayuran sedikit pun.

Biasanya saat makan di rumah, Tifanny Wen selalu mengambilkan dia beberapa sayuran. Yansen Mu saat ini menundukkan kepala melihat ke arah mangkok yang hanya berisi nasi itu, kemudian dia diam-diam melirik ke arah Tifanny Wen, dia melihat Tifanny Wen tidak menghiraukan dirinya dan hanya menundukkan kepala sambil memakan makanannya sendiri, sepertinya didalam hatinya menyembunyikan hal yang lain.

Setelah Yansen Mu makan beberapa suapan, tiba-tiba dia tidak merasa lapar. Dia merasa datar dan hambar, setelah makan beberapa suapan, dia meletakkan sumpitnya, lalu tidak melanjutkan makannya.

Yansen Mu hanya terdiam sambil melihat Tifanny Wen, dia tidak mengatakan apapun.

Dia hanya terdiam.

Tifanny Wen saat ini malah bengong, saat dia menengadahkan kepala, kebetulan dia melirik ke arah mangkok Yansen Mu, ternyata sisa nasi di mangkoknya itu masih banyak.

Novel Terkait

My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu