Cinta Setelah Menikah - Bab 196 Apa Yang Di Namakan Manja (2)

“sakit….”

“sini aku elus…”

Katanya sih elus, tapi yang di gunakan adalah bibirnya.

Hati Tifanny Wen merasa malu.

Hanya saja orang ini pasti suasana hatinya sedang bagus.

Saat suasana lelaki hati ini bagus, akan mudah di ajak berbicara….

Maka…. Dia mendorongnya lagi… lalu berkata: “perutku sangat lapar!”

Begitu Tifanny Wen mengatakan perutnya lapar, perhatian Yansen Mu berpindah, terpikirkan makanan, lalu dia melihat ke jendela luar, lalu mengerutkan dahi dan berkata dengan suara kecil, “kenapa masih belum datang!”

Setelah dia berbicara, tiba – tiba Aji berjalan dari belakang mobil, lalu berdiri di hadapan Yansen Mu, berkata: “tuan, nyonya, barangnya sudah ku belikan!”

Tifanny Wen:….

Yansen Mu:….

Sudah beli masih belum masuk mobil?

Sudah beli sejak awal masih tidak naik mobil, bersembunyi di luar?

Hati Tifanny Wen malu. Hanya saja dia tahu mengapa Aji bersembunyi di luar.

Mungkin dia sudah selesai membeli sejak awal lalu mendekati mobil ini. Dan dari belakang mobil melihat gambaran adegan dewasa. Takut membuat marah Yansen Mu jadi hanya berdiri di luar dan tidak bersuara. Sebisa mungkin menyembunyikan keberadaannya.

Hati Tifanny Wen saat ini ingin menangis. Merasa kasihan kepada Aji bersamaan juga merasa kasihan dengan mukanya dan sikapnya yang tidak bermoral.

Hanya saja, Aji tentu saja adalah lelaki yang tangguh, memberikan bebek panggang kepada Tifanny Wen tanpa bersuara, lalu masuk ke depan mobil sebisa mungkin menyembunyikan keberadaannya.

Tifanny Wen tidak tahu, Aji yang terlihat tenang seperti tidak melihat kejadian tadi, tapi hati kecilnya sudah berkomentar kalau tuan Mu ini benar – benar sudah berubah.

Jika bukan dia yang melihat dan mendengarnya sendiri, dia benar – benar meragukan apakah Yansen Mu sudah berganti roh. Bahkan saat “sini aku elus….” Kalimat ini juga bisa di ucapkannya.

Hanya saja, wajah Tifanny Wen memerah, tidak berarti kalau tuan yang duduk di sebelahnya akan peduli terhadap hal seperti ini. Dia lelaki dewasa mencium orang memangnya kenapa? Lelaki lain masih memeluk orang di tempat umum.

Karena ke-tidak peduli-an ini, karena itu, Yansen Mu yang suasana hatinya sedang baik tidak berbicara apa pun kepada Aji, Aji juga terus dengan menyembunyikan keberadaannya. Mengambil bungkus bebek panggang yang ada di tangannya, dengan sumpit yang di sediakan menyuapi Tifanny Wen.

Tifanny Wen membuka mulut dan mencicipinya, setelah dia memakannya mendengar Yansen Mu bertanya: “suka?”

Tifanny Wen menggelengkan kepala, “suka bebek panggang, tapi tidak suka rasa ini.”

Yansen Mu mengerutkan dahi, lalu melihat ke arah Aji, berkata: “hentikan mobil.”

Tidak suka? Beli saja rasa lain.

Yansen Mu masih belum memberi tahu Aji untuk apa menghentikan mobil, tapi Aji langsung menebak maksud Yansen Mu, tidak menunggunya berkata:

“nyonya, kamu suka rasa apa, aku akan beli yang baru.”

Tifanny Wen tersenyum, lalu memberikan tanda kepada Aji berkata: “tidak apa, teruskan menyetir, ini lumayan enak.”

Tadi karena dia melihat Yansen Mu menatapnya dengan tatapan menanti, jadi sengaja bercanda dengan berbohong.

Awalnya hanya ingin melihat ekspresi lelaki ini, siapa yang menyangka lelaki ini langsung berencana untuk menggantinya.

Tifanny Wen saat merasa lucu tapi juga salut dengan kesabaran lelaki ini yang tidak takut di repotkan.

Selesai berbicara, Tifanny Wen mengambil sumpit, lalu tersenyum ke arah Yansen Mu, sebelum lelaki itu melihatnya dengan pandangan dingin langsung memberikannya sepotong bebek panggang, berkata: “kamu coba, benar – benar enak.”

Tifanny Wen langsung menyuapi Yansen Mu. awalnya lelaki ini ingin mengatakan sudah di suapi masih berani mengerjainya, tapi tidak jadi karena sepotong bebek ini, tiba – tiba berkata: “Aji, teruskan menyetir.”

Aji merasa malu.

…..

Yansen Mu sudah melaju dengan cepat.

Satu menit kemudian.

Di pohon seberang toko bebek panggang itu, tiba – tiba muncul satu orang.

Lelaki itu, memegang kamera.

Saat ini dia menundukkan kepala melihat foto yang di ambilnya diam – diam.

“sial! Hanya mendapatkan wajah ‘Febby Wen’, tidak mendapat wajah lelaki itu.”

Lelaki itu tiba – tiba berkata.

Tidak hanya wajah lelaki itu tidak di ambil Secara jelas. Bahkan dia saja tidak melihat wajah lelaki itu Secara jelas.

Ternyata, lelaki itu….

Adalah orang yang di tugaskan Keluarga Long untuk mencari rumor buruk “Febby Wen”.

Sebenarnya, juga bukan di suruh, hanya saja wakil ketua mafia memberikannya foto Febby Wen, lalu memberi tahu mereka, jika ada yang Bertemu dengan perempuan ini coba lebih di perhatikan.

Terutama jika di sebelah perempuan ini ada lelaki lain, harus lebih di perhatikan, siapa yang bisa mendapatkan foto perempuan ini dengan lelaki selain tuan kedua Long, maka akan mendapat hadiah besar.

Awalnya Jason Long memang mempunyai hubungan dengan Elang Hitam mafia terbesar di negara Long. Sedangkan orang dari Elang Hitam, mana mungkin di pulau Nanqiong tidak ada?

Dia, adalah anggota Elang Hitam dan bawahan yang mengikuti wakil ketua mafia, tadi saat melewati sini, kebetulan melihat perempuan yang ada di dalam mobil.

Lalu, begitu melihatnya langsung mengenali kalau itu adalah perempuan di foto yang di berikan wakil ketua mafia: Febby Wen.

Lelaki itu benar – benar sangat senang. Tidak hanya melihat Febby Wen saja, masih melihat kejadian panas dalam mobil.

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu