Cinta Setelah Menikah - Bab 120 Karena Aku Mencintaimu (1)

Dia adalah seorang artis, tidak perlu ditutupi lagi dan dia pasti menerima aturan. Lagipula dalam pembuatan film tidak ada adegan ranjang, harusnya tidak ada salah, kan?

Kenapa pria itu semarah ini padanya?

Tifanny Wen merasa pada hal ini dirinya tidak salah, walaupun dia juga kesal sedikit. Ditambah hari ini dia minum alkohol, sikapnya lebih gegabah dari biasanya. Maka dari itu, penampilan Tifanny Wen yang marah terlihat seperti membela keadilan.

Yansen Mu melihat sebentar wajah Tifanny Wen yang memerah. Setelah minum alkohol, wanita ini semakin lama semakin berani.

Tapi, apakah Tifanny Wen masih tetap ingin menerima peran?

Yansen Mu mengernyit. Pria itu ingin sekali mencubit keras wanita yang melawannya.

"Apakah kamu tahu kalau temperamenku selalu jelek?" Yansen Mu tidak menjelaskan alasan, tiba-tiba menjawab seperti itu.

"Hm?" Tifanny Wen bingung.

Tempramen Yansen Mu jelek? Sepertinya Helen Mu dan Aji pernah bilang padanya. Berkata kalau Yansen Mu sudah marah, benar-benar menakutkan sampai membuat orang takut melihat pria itu.

Tapi... kenapa Tifanny Wen merasa dirinya belum pernah merasakannya?

Tifanny Wen agak bingung kenapa pria itu bertanya demikian. Ketika Tifanny Wen ingin menjawab pertanyaannya, Yansen Mu sudah menjawab:

"Tapi biasanya aku tidak membuat perhitungan pada wanita."

Secara tersirat mengatakan bahwa kemarahan pria itu sudah hilang.

Setelah bicara, Yansen Mu mengulurkan tangan lalu memeluk pinggang Tifanny Wen dan berkata: "Besok kamu masih harus syuting. Istirahatlah terlebih dahulu."

Setelah berkata, pipi Yansen Mu yang awalnya normal berubah ada rona merah serta rasa malu.

Sebenarnya dari mana pria ini tidak membuat perhitungan pada wanita? Semua tentara wanita di militer dia anggap sebagai pria.

Tapi tidak ada cara, hatinya mendesak dirinya, dirinya harus memberikan ekspresi wajahnya pada gadis ini. Jangan membuat Tifanny Wen berpura-pura manja. Tapi saat Tifanny Wen memeluknya, bahkan jika wanita itu mengaku kalah padanya, Yansen Mu juga tidak bersedia bersikap dingin pada Tifanny Wen.

Yansen Mu menghembuskan napasnya pasrah, berpikir bahwa dirinya selamanya akan tamat. Sikap dirinya dibuat berubah oleh wanita ini. Jelas-jelas harusnya dia bersikap seperti tentara yang dingin.

Tifanny Wen menundukkan kepala, melihat pipi seseorang tiba-tiba berubah merah dan bersikap malu, Tifanny Wen terkejut lalu terbatuk canggung. Dalam hati Tifanny Wen berkata: Pria ini bilang tidak akan buat perhitungan padanya, tidak ingin marah padanya, tapi dirinya masih begitu kesal seperti dalam kondisi marah.

Tapi... persoalan film Rahasia Negara, harus dirundingkan sekarang.

"Besok hari sabtu, kamu tidak perlu bekerja dan aku... besok malam ada syuting, siang harinya bisa tidak pergi." Ucap Tifanny Wen.

"Lalu? Kamu memberiku petunjuk malam ini untuk melakukan apa?" Setelah mendengar, Yansen Mu menyipitkan mata.

Sepertinya hari ini Tifanny Wen tidak menerima belas kasihan dari Yansen Mu, tidak bersedia menyerah.

Tifanny Wen buru-buru menggelengkan kepala, Tifanny Wen ingin membicarakan persoalan film dengan Yansen Mu. Tapi tidak diduga Yansen Mu malah bertanya seperti itu padanya, di saat yang sama pria itu sudah bergerak.

Setelah aksi pria itu yang memiringkan badan tiba-tiba, Tifanny Wen yang awalnya berbaring miring menatap Yansen Mu, tubuh Tifanny Wen sudah ditekan ke bawah oleh pria itu.

"Ummm..." Tifanny Wen menjadi muram, wanita itu langsung melawan. Masalahnya belum selesai didiskusikan, tapi Yansen Mu sudah melakukan hal ini.

Tapi Yansen Mu tidak berencana melepaskan Tifanny Wen. Napas hangat Yansen Mu menyeruak ke kulit Tifanny Wen yang bercahaya dan lembut, dadanya naik turun, napasnya juga berangsur-angsur memburu.

"Tifanny, aku sangat merindukanmu..."

Sangat sangat rindu!

Selama satu bulan lebih tidak bertemu, bagaimana mungkin Yansen Mu tidak merindukannya. Pesta malam ini saja Tifanny Wen selalu sibuk, bahkan tidak ada kesempatan menyapanya, sudah sedari semalam Yansen Mu muram.

Setelah Tifanny Wen kembali, Yansen Mu sangat ingin masuk ke tubuh lembut wanita ini. Tapi melihat waktu yang sudah sangat malam, Yansen Mu menahannya, berpikir untuk tidak mengganggu waktu istirahat Tifanny Wen.

Tak disangka wanita ini sendiri yang mencari musibah. Bukannya bilang untuk beristirahat, wanita itu malah berkata bahwa besok pagi tidak perlu pergi ke lokasi syuting. Tifanny Wen memberikan kesempatan untuknya tidak mengendalikan nafsu.

Tifanny Wen bisa merasakan ciuman panas pria itu jatuh ke setiap tubuhnya, Tifanny Wen hanya merasa saat ini dirinya berdiri di tengah angin yang kacau.

Situasi macam apa ini? Bukankah tadi dia masih marah?

Dan juga masalah dirinya belum selesai.

Tifanny Wen mendorong Yansen Mu dan bibir pria itu otomatis menjauhi bibir Tifanny Wen. Tifanny Wen mendapatkan ruang kosong. Ketika ingin bicara, Tifanny Wen melihat tatapan Yansen Mu yang gelap bagai laut malam sedang menatapnya. Samar-samar di bola mata itu menyimpan sedikit rasa.... kecewa!

"Tif.. apakah kamu tidak pernah merindukanku?"

Tifanny Wen terkejut.

"Aku..."

"Kamu ingin alasan?"

Yansen Mu menunduk melihat sebentar tangan Tifanny Wen yang mendorong dadanya, sepertinya karena aksi kecil wanita itu dan dibangkitkan emosinya, wajah yang tadinya sudah kembali berekspresi biasa, saat ini muncul ekspresi jahat pada wajah Yansen Mu.

Sebenarnya, setelah Yansen Mu tidak bisa tahan sekian lama tidak bertemu dengan Tifanny Wen, pikiran Yansen Mu sudah tidak bersatu dengan tubuhnya.

Saat ini, di dalam rongga dada Yansen Mu seperti ada sebuah gairah, tapi karena gerakan penolakan wanita ini semua gairah itu hilang. Ketika tatapan Yansen Mu beralih dari Tifanny Wen, tiba-tiba Yansen Mu mengulurkan tangan dan mengangkat dagu Tifanny Wen: "Karena aku mencintaimu. Aku kesal dengan Daniel An, aku tidak mau kamu bekerja sama dengan pria itu. Tifanny, aku sedang cemburu, apakah kamu mengerti?"

Walaupun nada suara Yansen Mu agak muram, tapi setelah mengucapkannya, pipi dan telinga Yansen Mu tiba-tiba memerah.

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu