Cinta Setelah Menikah - Bab 101 Tuan Mu, Naskah Drama Ini... (2)

Empat tahun yang lalu….

….

Setelah Tifanny Wen keluar dari restoran Jumbo, langsung menaiki mobil Yansen Mu. Sedangkan mobilnya, dia sudah meminta Melly untuk membawanya.

Yansen Mu tidak membawa sopir, Aji yang menjadi sopirnya saat ini. Dia duduk di kursi pengendara, lalu menuju ke lokasi yang dilaporkan oleh Yansen Mu, ternyata menyadari sepasang suami istri yang duduk di belakang, tidak berbicara sepanjang perjalanan.

Tidak!

Hanya tidak berbicara saja, suasananya sangat aneh!

Benar – benar ada yang tidak beres.

Bukankah kata tuannya ini hubungannya dengan nyonya sangat baik?

Ternyata yang dia bilang sangat baik, adalah perang dingin seperti ini?

Dia tahu, lelaki seperti tuan yang tidak berperasaan ini, mana mungkin dapat menaklukkan perempuan yang tidak berperasaan ini. Tentu, ternyata memang tidak bisa ditaklukkan. Masih bisa membohongi dirinya sendiri, kalau hubungan dia dan nyonya sangat baik.

Setelah diketahui, kedua orang ini hanya berstatus suami istri saja.

Aduh, tuan sangat kasihan! Nyonya bahkan tidak ingin mengucapkan satu kata pun dengan tuan. Takutnya, dia sudah melupakan kejadian empat tahun lalu…

Saat Aji sedang sibuk mencurigai ucapan tuannya itu, tiba – tiba menyadari Tifanny Wen yang duduk di belakang, membuka mulutnya…. “Tuan Mu, aku….”

Tuan Mu?

Aduh duh!

Mengapa ada panggilan yang se- asing ini? Nona Tifanny, berada di Keluarga Mu, hatinya sama sekali tidak ada di sini….

“tadi bukan seperti yang kamu lihat, aku….” Tifanny Wen yang selalu merasa dirinya pintar berbicara ini, berada di depan Yansen Mu, terutama setelah lelaki ini melihat pemandangan tadi, sesaat merasa entah harus berkata apa.

dia tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya?

Bagaimanapun juga, tadi dia menyadari kalau dia berada dalam pelukan Daniel. Hanya saja entah mengapa dia tidak mendorongnya.

Entah mengapa, di saat dia ingin mendorongnya, otaknya dipenuhi oleh pikiran, seakan tidak ada di dunia nyata, menjadi kacau. Di tengah kekacauan, dia seakan melihat sebuah gambaran, yang buram, tidak jelas, yang membuat dia menjadi kacau.

Yansen Mu tidak berbicara.

Dia hanya menundukkan kepala, seperti sedang mencari sesuatu. Dan pandangannya terhenti pada sesuatu yang dia cari.

Tifanny Wen melihatnya, tercengang.

Yang dipegang Yansen Mu, bukankah naskah drama yang diberikan Jacky Yu?

Tadi dia melemparnya dengan sembarangan ke dalam mobil, lalu tidak di duga telah di ambil oleh Yansen Mu.

Tifanny Wen juga tidak merasa ada yang aneh. Hanya naskah drama saja, mungkin lelaki itu hanya mengambilnya saja, agar tidak bosan.

Tetapi dia juga tidak mengira. Lelaki ini, sepertinya sangat ketagihan, matanya terus menatap naskah drama itu, dengan serius membaca Beberapa halaman. Seperti sudah masuk ke dalamnya, bahkan ketika dia berbicara dengan lelaki ini saja, dia tidak bereaksi.

Tidak bereaksi, sepertinya bukan karena tidak ingin menanggapinya.

Sepertinya karena sudah masuk ke dalam naskah drama.

Tifanny Wen memonyongkan mulutnya, apakah begitu bagus?

“kamu ingin mengambil drama ini?”

Setelah saat ini, Yansen Mu akhirnya berbicara.

Dia tidak melihat Tifanny Wen, hanya bertanya saja, nadanya terdengar aneh.

“ingin….” Tifanny Wen menjawab. Selain karena dia tidak ingin bekerja sama dengan Jacky Yu, tetapi film ini, dia memang mengingininya, seakan merasa tokoh utamanya sedikit mirip dengannya.

“tokoh utama lelakinya bernama Andre? Tokoh kedua lelakinya bernama Jimmy?” Yansen Mu tiba – tiba bertanya.

“iya.” Tifanny Wen mengangguk. Dia tidak mengerti saat tadi dia sedang menjelaskan apa yang terjadi, lelaki ini mengapa malah memperhatikan naskahnya.

“apakah tokoh pertama dan keduanya ada masalah?” Tifanny Wen melihat Yansen Mu yang tiba – tiba tersenyum dingin, sesaat tidak mengerti, mengapa, apakah tidak sesuai dengan keinginannya?

Yansen Mu melihatnya diam, tidak menjawab. Dia hanya tiba – tiba menutup naskahnya, bersandar di kursi, lalu memiringkan kepalanya dan melihat ke arah Tifanny Wen yang sedang melihat dirinya, dengan dalam melihatnya, baru membuka mulut, “menurutmu, tokoh utamanya Wendy tidak memiliki perasaan terhadap tokoh kedua? Menurutmu juga, Andre baru tokoh utamanya?”

Pertanyaan ini… membuat Aji yang mendengarnya menjadi kaget. Mengapa tuan muda dan nyonya malah berdiskusi masalah naskah? Oh tidak, tuan sebelumnya tidak pernah memperhatikan ini. Saat ini mendengarnya berbicara dengan tokoh utama dan kedua, mengapa merasa sangat aneh?

Tifanny Wen tercengang, dia merasa bingung. Tuan Mu apakah merasa kalau tokoh kedua Jimmy lebih cocok menjadi tokoh utama dibandingkan Andre?

Tentu saja, Tifanny Wen belum membaca naskahnya hingga habis. Dia hanya membacanya sekilas, untuk selanjutnya juga dia tidak mengerti. Mana mungkin dia bisa membandingkan keduanya.

Tetapi dari ringkasan yang dia lihat, dia merasa kalau Andre adalah tokoh utamanya. Mengapa tuan Mu merasa naskah ini tidak sesuai?

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu