Cinta Setelah Menikah - Bab 166 Tifanny Wen Yang Latihan Hingga Hampir Mati (1)

Tiba – tiba menyadari pandangan Gina Jing menjadi sedikit kecewa.

“nyanyi adalah hobi, tidak harus menyanyi dengan bagus baru boleh bernyanyi. Jika kamu ingin sembarangan ya sembarangan.” Tifanny Wen berkata: “malam ini mengapa tidak melihatmu bernyanyi.”

Gina Jing membalas: “tidak ingin bernyanyi, seumur hidup ini aku juga tidak ingin bernyanyi.”

Selesai berbicara, dia langsung naik ke ranjang, dan tidak berbicara apa pun lagi.

Tifanny Wen penasaran, melihat ke arahnya, sudah melihatnya masuk ke dalam selimut, seperti sudah siap untuk tidur. Tapi Tifanny Wen merasa, ucapannya tadi, sepertinya… ada cerita apa.

Dia tidak ingin membicarakannya, Tifanny Wen tentu saja tidak akan menanyakannya, langsung naik ke ranjang.

Ting tong… baru naik ke ranjang, dia menerima pesan baru. Tifanny Wen melihat, itu dari Yansen Mu. lelaki itu mengiriminya kata “cemburu.”

Tifanny Wen: ….

“besok kembali tinggal di sini?” lalu dia menerima satu kalimat lagi.

Tifanny Wen: …..

Cemburu? Apa yang di jelaskan?

Dia memegang bibirnya. Di dalam kegelapan wajahnya terlihat sedikit kesal, wajahnya juga memerah.

Hanya mengambil ponsel dan membalasnya “aku juga”, lalu di otaknya tiba – tiba terpikirkan sebuah bayangan…. Seorang perempuan dengan rambut emasnya, tersenyum di hadapannya, sambil tersenyum, lalu berpesan kepadanya ingin tampil dengannya di panggung internasional….

Raut wajah Tifanny Wen tiba – tiba memudar, memegang ponsel, lalu raut wajahnya berubah menjadi curiga.

Jika seperti ini terus, pernikahan ini, dia tidak akan bisa meninggalkannya….

Tapi ada banyak keadaan dimana… perasaan sangat sulit di jaga!

Sherina, kamu di surga, apakah akan menyalahkanku?

…..

Hari kedua.

Tifanny Wen bersama Gina Jing tiba di lapangan latihan militer.

Saat Tifanny Wen tiba, banyak murid di kelas yang melihatnya dengan tatapan aneh. Dan sangat jelas menjauhinya.

Alasannya….

Karena Yansen Mu bertindak di ruangan kemarin, membuat semua murid ketakutan.

Anak S2 sebenarnya umurnya juga sudah tidak kecil lagi, saat kecil Tifanny Wen pernah lompat kelas. Di antara anak S2, dia termasuk yang paling muda. Tapi meskipun umur mereka tidak kecil lagi, mereka juga tetap punya rasa takut, kemarin masih terkejut dengan aura Yansen Mu yang berbeda dengan orang biasa.

Sekitar mereka, tidak pernah ada orang yang mempunyai aura sekuat itu. perasaan seperti itu, membuat mereka merasa bahaya.

Sedangkan orang yang bahaya, di kehidupan mereka, mereka tidak pernah Bertemu dengan orang seperti itu.

Karena itu, hari ini bahkan mereka tidak berani menyapa Tifanny Wen.

Hanya saja, meskipun tidak berani, tapi keinginan gosip mereka tidak pudar. Misalnya… setelah Yansen Mu muncul, Tifanny Wen menyadari pandangan mereka bolak – balik antara dirinya dan Yansen Mu, pandangan yang penasaran…. Benar – benar membuat Tifanny Wen pusing hingga ingin mencekik Yansen Mu.

Semuanya karena lelaki ini!

Yansen Mu justru tidak berhati – hati, saat istirahat pertama, dia langsung memanggil Tifanny Wen sendiri ke dekat pohon.

Maka, Tifanny Wen hanya bisa menahan diri dengan tatapan orang dan mengikuti Yansen Mu ke bawah pohon yang tidak ada orangnya.

“apa yang ingin kamu lakukan? Ini adalah sekolah? Kamu adalah pelatih, dan aku adalah murid.” Tifanny Wen marah.

“mengapa kemarin kamu tidak membalas pesanku?” Yansen Mu tidak menjawab pertanyaannya, langsung membalasnya.

Tifanny Wen terdiam. Terpikirkan pesan itu, perasaannya yang rumit kembali muncul.

Dia berkata; “Yansen Mu, sebenarnya apakah kamu tahu mengapa aku ingin bercerai denganmu?”

Setelah kalimat ini, Tifanny Wen sebenarnya tidak begitu marah. Karena dia menyadari dia tidak bisa meninggalkan lelaki ini sepenuhnya. Tapi terpikirkan sampai sini, dia mengatakan kalimat itu dengan yakin. Selesai berbicara, saat dia bersiap untuk pergi. Lelaki itu menggunakan satu tangannya untuk menahannya, berkata: “Tifanny, beri aku satu tahun bagaimana? Setelah satu tahun, baru pertimbangkan lagi masalah perceraian ini.”

Waktu satu tahun, setelah misinya selesai, pasti dirinya tidak akan terancam bahaya apa pun, baru akan menjelaskan masalah Sherina.

Tifanny Wen terkejut.

“waktu satu tahun, jika sampai saat itu kamu masih ingin bercerai, maka aku akan menyetujuinya.” Yansen Mu mengulang.

Tifanny Wen terdiam, berpikir, dan membalasnya: “baik.”

Satu tahun?

Lagi pula, saat ini juga tidak bisa menyelesaikan masalahnya. Waktu satu tahun, dia sekolah di sini, kebanyakan akan tinggal di asrama sekolah. Telat satu tahun, lelaki itu akan memberikannya jawab pasti, mengapa tidak?

Tifanny Wen tidak tahu, apakah karena dirinya tidak rela, atau ada alasan lain, dia menganggukkan kepalanya.

Hanya saja, sebelum menganggukkan kepala, dia mengajukan permintaan kepada Yansen Mu, “aku setuju. Tapi bisakah kamu membantuku sesuatu?”

“eh?”

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu