Cinta Setelah Menikah - Bab 254 Kakak Ipar Adalah Ibu Harimau, Terlalu Menakutkan... (1)

masih harus menggunakan nada manja, dan cinta…..

tapi….

Mengapa Yansen Mu justru ekspresinya seperti ini? Bukankah dia seharusnya kembali dengan “marah dengan cinta”? marah kenapa, kenapa mengambek?

Jeremy Fan kesal, memegang matanya yang bengkak, sedikit tidak tahan menggumpalkan tangannya, bersiap untuk membalasnya.

Benar – benar menganggapnya sudah bisa di pukul sembarangan?

Akhirnya dia baru mengangkat tangannya, dan Yansen Mu sudah menyimpan tangannya. Membalikkan badan, dan bersiap pergi.

Jeremy Fan:….

“weh, aku sedang berbicara denganmu, coba saja kalau kamu berani pergi?” Jeremy Fan kesal.

Tentu saja dia hanya terdengar kasar, tapi Yansen Mu tidak memberinya muka, justru pergi lebih cepat.

Dia pergi, tentu saja memberi tahu Jeremy Fan jika dia ingin membicarakan syarat lain? Tidak ada pintu!

Jeremy Fan sangat kesal!

Sekarang jika tidak bisa membicarakannya, lelaki itu tidak mungkin berbuat sesuatu terhadap adik ketiga dan keempatnya bukan?

Benar – benar sial. Bagaimana dia bisa tahu kalau tidak boleh mengatakan itu kepada Tifanny Wen?

Jeremy Fan menggertak giginya, diam – diam memarahi adiknya yang tidak jujur itu.

Sial! Jika bukan karena anak itu pergi ke Hinterland dan ikut Yansen Mu, apakah dia perlu di ancam seperti ini sekarang?

….

Apalagi, setelah Tifanny Wen menutup telepon Yansen Mu, dia menatap Gambar design di ponsel Yansen Mu sekian lama. Semakin lama semakin merasa ada yang aneh. Dengan segera, dia meletakkan ponselnya, mencari “sana sini ” dalam kamar. Akhirnya, dia mencari tempat menaruh barang di ruang buku Yansen Mu, menemukan kotak aksesoris.

Dia membuka kotak aksesoris itu. dan menemukan sebuah giok, yaitu yang dia pakai sebelumnya. Hanya saja saat dia melihat dengan teliti, di atas giok itu ada sedikit retakan. Retakan itu meskipun sangat kecil, jika dari jauh tidak terlihat, tapi bagi orang yang suka pamer, ini adalah aksesoris yang sudah rusak.

Hanya saja, dari yang Tifanny Wen lihat, meskipun sudah sedikit retak, tapi juga sangat menarik perhatian.

Terpikirkan design tadi yang tidak pernah ada, Tifanny Wen diam – diam memarahi “penipu”, lalu dengan diam meletakkan kembali gioknya. Mengambil ponsel dan menelepon Kenny Qin.

Menelepon Kenny Qin, tentu saja untuk mendiskusikan Gina Si ikut “Kompetisi Bintang Baru”. Tifanny Wen merasa, Kenny Qin tidak akan menolaknya.

Bukan hanya karena hubungan ini. Melainkan, membiarkan Gina Si ikut kompetisi bintang baru, dan di antara juri dan mentornya kebetulan ada Queenie Si, kedua orang pasti akan Bertemu di panggung, dengan begini….. pasti akan menjadi topik pembicaraan, di pikir – pikir saja sudah tahu.

Kebanyakan netizen suka yang seperti ini, entah mereka tidak puas terhadap Gina Si, tapi Tifanny Wen dapat yakin kalau presentase tontonan pasti akan meningkat.

Jadi, Kenny Qin tidak akan menolaknya.

Kenyataannya juga memang seperti itu.

Kenny Qin dengan segera menjawabnya, tidak menolak. Hanya saja berkata: “kakak ipar, malam ini? Malam ini tidak bisa! terlalu cepat. Terlalu buru – buru! Meskipun acara ini menggunakan live streaming, bukan di rekam dulu. Tapi peserta yang bisa naik ke panggung sudah di tentukan terlebih dahulu, juga akan mengenalkan data peserta sebelum kompetisi di mulai. Jadi, jika gadis mu mau datang, seharusnya harus 4 hari setelah.”

4 hari setelah?

Tifanny Wen merasa 4 hari setelah justru lebih baik, dengan begini, mereka akan punya banyak waktu untuk persiapan, dengan segera, menganggukkan kepala, berkata: “baik.”

….

4 hari, berlalu dengan cepat.

Tifanny Wen dalam 4 hari ini tidak kemana – mana, berdiam di Rumah memulihkan lukanya.

Beberapa hari yang lalu meskipun dia sudah keluar Rumah, tapi, itu juga hanya perempuan yang kuat menahan luka baru bisa keluar dengan badannya yang terluka. Kenyataannya, memang tidak terlalu praktis.

Untung saja, 4 hari ini Tifanny Wen masih termasuk patuh. Dia tidak melakukan apa pun dan mengobati lukanya.

Tapi yang kesal adalah, dalam 4 hari ini, Yansen Mu ternyata tidak ada di Rumah!

Dan, meneleponnya, tidak ada yang mengangkatnya.

Tifanny Wen kesal.

Aneh!

Lelaki ini, tidak terjadi apa – apa, kenapa tidak pulang?

Sebelumnya saat dia tidak pulang, masih mengiriminya pesan, tapi kali ini….

Tifanny Wen tidak terpikirkan, tapi sekarang Aji juga tidak ada di sebelahnya. Dia sama sekali tidak bisa mengontaknya, jadi dia hanya bisa dengan kesal berdiam di Rumah saja. Dengan suasana hati yang kacau menebak, apakah dia sudah melakukan kesalahan kepada lelaki ini…

“Fanny, malam ini, aku… sudah mau naik panggung.”

Saat hati Tifanny Wen kacau, dia mendapat telepon dari Gina Si.

Gina Si malam ini mau tampil, Tifanny Wen tentu saja sangat jelas. Menunda waktu selama 4 hari, bagaimana pun juga hari ini akan sampai.

“jangan takut, nyanyi dengan baik.” Tifanny Wen berkata.

“hanya saja salah satu jurinya adalah Queenie Si….” Gina Si yang ada di telepon. Sedikit tegang.

“tidak masalah, ini adalah live streaming. Jika kamu menyanyi dengan baik, dan dia memberikan nilai rendah, akan di hina orang.” Tifanny Wen berkata. Lalu bertanya: “pelajaran tata krama selama 4 hari ini bagaimana?”

“belajar dengan serius.” Gina Si berkata, lalu bertanya: “hari ini apakah Fanny juga akan datang ke tempat acara?”

“pergi.” Tifanny Wen menganggukkan kepala.

Dia justru karena tidak bisa menghubungi Yansen Mu dan hatinya kacau, sekarang lukanya sudah memulih, pergi ke luar juga tidak masalah.

“sangat baik.” Gina Si sangat senang, lalu dia mematikan telepon.

Setelah telepon selesai, Tifanny Wen melihat waktu, dan mengira sekarang sudah bisa bersiap untuk pergi.

Tidak terpikirkan, ponselnya berdering:

“iya…”

Tifanny Wen mengangkat telepon.

“halo, Tifanny?” telepon itu, terdengar suara lelaki.

Suara lelaki yang asing. Dan terdengar, umurnya seakan sudah lebih besar, seperti orang paruh baya.

Tifanny Wen dengan terkejut : “halo, kamu adalah?”

“ayahmu.” Dia menjawab.

Tifanny Wen: …..

Dia sesaat belum tersadar. Ayahnya? Ini bukan suara ayahnya.

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu