Cinta Setelah Menikah - Bab 258 Tifanny Wen Menjawab Reporter (2)

Membuat 2 rencana persiapan, apakah bermasalah?

Para reporter tiba-tiba merasa dijerumuskan kedalam lingkaran oleh perkataan Tifanny Wen, mereka juga merasa tidak bisa kembali ke jalan pikiran mereka yang semula.

Jika benar seperti perkataan Tifanny Wen, mereka juga tidak mungkin menyebut New Ball Entertainment “Mengambil untung” kan?

Bagaimanapun juga, perusahaan entertainment ini dijalankan demi mendapatkan keuntungan, seorang wirausaha, bagaimana mungkin tidak “Mengambil untung”?

Tetapi, kenapa selalu merasa ada hal yang aneh? New Ball Entertainment sementara ini tidak tanda tangan kontrak dengan Gina Si, apakah perkataannya ini benar?

“Tentu saja, jika kalian merasa strategi pemikiran New Ball Entertainment ini bermasalah, silakan berinvestasi ke New Ball Entertainment.” Tifanny Wen menambahkan kalimatnya.

Hufft.............

Tiba-tiba didalam hati para reporter ini ingin muntah darah.

Ini mengatakan bahwa mereka bukan investor New Ball Entertainment, tidak memiliki hak untuk ikut campur menghakimi strategi New Ball Entertainment terhadap berbagai masalah apapun.

Dia sedang memberitahu mereka bahwa orang luar tidak pantas mengomentari strategi New Ball Entertainment.

Para reporter terdiam, sudah jelas bahwa tindakan Tifanny Wen ini adalah membela plagiat, kenapa perkataan Tifanny Wen ini malah membuat mereka berubah pikiran dan membuat mereka merasa seolah mereka para reporter ini mencari keributan tanpa alasan yang logis?

Ini ini ini....................

“Maaf bertanya, Tifanny Wen, kenapa kamu memukul Queenie Si hingga babak belur?” seorang reporter segera mengalihkan topik perbincangan, lalu dia menanyakan hal ini.

Masalah plagiat ini masih belum memiliki bukti, memukul orang pasti ada buktinya. Apalagi bukti foto itu adalah foto di lokasi kejadian.

“Memukul hingga babak belur?” Tifanny Wen berpikir, lalu menjawab: “Apa maksud kamu adalah dia mengatakan bahwa aku menampar dia berpuluh-puluh kali tamparan secara berturut-turut?”

“Benar.” Para reporter termangu, ternyata dia menjawab pertanyaan ini dengan sikap yang begitu tenang? apa dia tidak takut dimaki?

“Hehe.” Tifanny Wen tersenyum, menjawab: “Benar-benar bodoh, hingga mampu ditampar berpuluh-puluh kali tamparan secara berturut-turut.”

Bodoh?

Kurang ajar!

Nyalinya benar-benar tebal, berani memaki Queenie Si bodoh di hadapan begitu banyak media, Tifanny Wen ini..............

Hih! tunggu.............

Sepertinya ada yang aneh......................

Sepertinya sangat bodoh. Ditampar berpuluh-puluh kali tamparan secara berturut-turut? apa tidak bisa menghindar? apa tidak bisa balik menyerang? meskipun Tifanny Wen memiliki kemampuan bela diri, tetapi ditampar berpuluh-puluh kali tamparan secara berturut-turut, berpuluh-puluh kali berturut-turut sepertinya sedikit..............berlebihan!

Dia bisa balik menyerang, juga bisa menghindar dan sebagainya.

Para reporter serta sekelompok orang yang mengelilinginya ini tiba-tiba pikirannya dijerumuskan kedalam renungan ini, mereka mulai berpikir, apa mungkin Queenie Si ditampar berpuluh-puluh kali tamparan secara berturut-turut tanpa menghindar sekali pun? kalau begitu dia benar-benar sangat bodoh. Jika benar begitu, maka kemungkinannya adalah..............dia berbohong!

Tentu saja, para reporter tiba-tiba berpendapat seperti itu karena mereka tidak mengerti jelas seperti apa kemampuan bela diri Tifanny Wen hingga mengejutkan dugaan orang biasa.

“Maaf, malam ini aku ada urusan penting, jika kalian semua tertarik dengan masalah ini, lain kali aku akan memilih waktu untuk membuat wawancara terbuka dan menjawab semua pertanyaan para reporter.”

Saat ini Tifanny Wen mengatakan ini.

Jawabannya ini benar-benar sangat berterus terang seolah tidak memiliki beban apapun dan tidak takut dengan masalah apapun.

Perkataanya ini terlihat seolah sedang memberitahu para reporter bahwa dia memiliki keberanian untuk menghadapi semua pertanyaan mereka, dan dia tidak akan kabur. Jika tidak kabur, maka..............mereka pun merasa bahwa Tifanny Wen tidak memiliki perasaan bersalah sedikitpun.

Faktanya, Tifanny Wen benar-benar bukan tidak takut ditahan oleh para reporter dan diinterogasi dengan pertanyaan apapun. Sehingga, barulah dia mengejar waktu.

Tentu saja, dia juga tidak ingin mereka membuat wacana yang kacau hingga mengatakan bahwa dia kabur karena merasa bersalah. Kemudian mengatakan lain kali menjawab pertanyaan mereka.

Tetapi...................lain kali? waktu itu, hasil pemeriksaan dari dokter tersumpah ini sudah keluar, penampilan Gina Si juga sudah dilihat oleh para netizen, maka pendapat publik saat itu masih belum bisa dipastikan berpihak kepada siapa. Sehingga, jawaban pada wawancara lain kali dengan jawaban kelanjutan wawancara dari pertanyaan hari ini mungkin akan berbeda.

Tentu saja, bagaimana mungkin para reporter itu memahami rencana hati Tifanny Wen!

Sikap yang dilihat oleh mereka adalah Tifanny Wen yang sangat jujur dan tidak menghindar sedikitpun, juga mengatakan dia lain kali akan membuat wawancara terbuka dengan para reporter dan menjawab semua pertanyaan mereka.

Dengan begini, para reporter yang barusan mengelilingi Tifanny Wen dan berubah pikiran ini, tiba-tiba berpikir nantinya setelah mereka mengerti, mereka akan bertanya kenapa dia ingin memukulnya, bukan malah membenarkan apakah memukul berpuluh-puluh kali tamparan, pertanyaan ini bisa disimpan untuk kemudian hari.................

Dia sudah mengatakan ingin mengejar waktu dan akan memilih hari untuk membiarkan mereka mengajukan pertanyaan, jika dihalangi lagi, maka mereka benar-benar tidak memiliki alasan yang logis.

“Beri jalan, bolehkah?” saat ini Tifanny Wen berkata.

Tentu saja para reporter juga tidak akan tidak menghargai Tifanny Wen, saat ini banyak dari mereka yang memberikan jalan untuknya. Tifanny Wen tersenyum sambil berterimakasih, dia berjalan keluar dengan ekspresi wajah yang elok, didalam hatinya malah bingung dan berpikir, saat ini..............mengulur waktu bertemu dengan mertua.

Tetapi untungnya sekarang dia sudah bebas.

Kemudian...................

Tifanny Wen tidak menyangka, sebuah permata, entah tiba-tiba dijatuhkan oleh siapa, saat kakinya akan menginjak lantai, kebetulan permata itu jatuh ke bawah sepatunya.

Tifanny Wen tiba-tiba merasa telapak kakinya licin, tubuhnya tidak seimbang dan condong ke depan...........

Dia hari ini kebetulan memakai sepatu rata yang memiliki telapak sepatu yang sedikit licin...........

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu