Cinta Setelah Menikah - Bab 62 Audisi Brand Ambassador (1)

Menatap dirinya sendiri dengan marah, seperti agak menyesal.

Yansen Mu melihat wajah Tifanny Wen tidak dalam kondisi baik. Yansen Mu mengulurkan tangannya lalu mengelus pinggang Tifanny Wen. Sambil mengernyit bertanya: "Masih sakit?"

"Hm."

Tifanny Wen mengangguk. Baru saja naik ke atas, Tifanny Wen langsung merasakan di pinggangnya terasa sentuhan yang lembut dan hangat. Tifanny Wen mengernyit dan melihat Yansen Mu sedang melihat dengan serius ke bagian pinggangnya. Pria itu mengulurkan tangan dan dengan lembut mengelus seluruh pinggang Tifanny Wen, dengan pelan menggosoknya.

Dan Yansen Mu adalah keluaran militer, pria itu sangat mengerti tentang struktur tubuh manusia. Dipijat seperti itu oleh Yansen Mu, Tifanny Wen merasa sangat nyaman.

Tifanny Wen langsung tidak bergerak. Wanita itu memejamkan matanya karena layanan dari seseorang.

Gadis bodoh ini...

Melihat wajah Tifanny Wen yang keenakan, Yansen Mu hanya pasrah, tapi diam-diam pria itu tersenyum.

Tidak lama kemudian, jelas sekali wanita di atas sofa itu sudah tertidur. Yansen Mu memanggilnya tapi tidak ada jawaban.

"Tifanny?"

Yansen Mu memanggil sekali lagi, tapi masih tidak ada jawaban.

Yansen Mu menundukkan pandangannya, menatap lekat wajah cantik dan elegan di depannya. Yansen Mu mengulurkan tangan menyentuh wanita di hadapannya. Diam-diam menatapnya lekat, sudah melihat lama pun tapi tidak bersedia mengalihkan pandangannya...

……

Keesokkan harinya.

Tifanny Wen masih tidak pergi ke lokasi syuting.

Bisa dibilang, di waktu dia memerankan peran sebagai Erin Leng di film Five Musts, dia tidak perlu pergi lagi.

Sederhananya, Tifanny Wen langsung menaiki mobil modifikasi sederhana milik Yansen Mu menuju ke kantor pusat perusahaan Sentum Group.

Hari ini, walaupun hanya perusahaan bawah Sentum Group yang melakukan pemilihan brand ambassador, tapi lokasinya berlokasi di lantai delapan kantor pusat Sentum Group.

Tifanny Wen cepat-cepat turun dari mobil. Dia tidak boleh turun dari mobil yang sama dengan Yansen Mu dan masuk ke perusahaan bersama, jika tidak, gosip besar akan meledak di internet.

Saat ini, di dalam kantor pemilihan brand ambassador Black Memory....

"Creigg, Bagaimana? Kamu suka yang mana?"

Manajer umum Black Memory, Miko Lin, melihat Creigg sedang melihat foto-foto lalu bertanya.

Creigg adalah orang Meksiko, seorang fotografer internasional yang terkenal dan juga fotografer yang dibayar untuk Black Memory. Kecuali kemampuan fotografinya yang mumpuni, pandangannya dalam memilih orang juga sangat handal.

Yang mendaftar pemilihan brand ambassador ini mengirimkan data riwayat hidup dan foto mereka.

Saat ini tatapan Creigg berada di tumpukan foto. Satu persatu menilainya lalu berkata: "Dilihat dari foto ini terlihat sangat cantik, hanya saja... kemampuan photoshop negara kalian luar biasa. Takutnya melihat orang yang sebenarnya malah sangat kecewa."

"Mm..." Miko Lin terdiam.

Baiklah, jadi seperti ini.

Tidak ada gunanya melihat foto.

"Creigg."

Saat itu pintu kantor pemilihan brand ambassador di dorong oleh seseorang.

Diikuti oleh suara berat yang terdengar. Pria yang berpakaian jas dan diikuti oleh seorang asisten di belakang dengan langkah tegap berjalan masuk ke dalam.

"Presdir Mu!"

Creigg dan Miko Lin terkejut melihat orang yang masuk, "Presdir, kenapa anda datang sendiri kemari?"

"Untuk melihat-lihat."

Jawabannya hanya untuk melihat-lihat...

Orang yang datang ini auranya sangat kuat. Matanya yang terlihat bangga dan penyendiri terlihat bersinar terang dan juga gelap layaknya kolam. Sudut bibirnya agak tertarik ke atas seperti tidak benar-benar tersenyum. Membuat orang-orang selalu tidak bisa merasakan ramahnya pria itu. Begitu pria itu muncul, Miko Lin langsung menyambut dengan hormat.

Orang ini, siapa lagi kalau bukan Yansen Mu, presdir dari Sentum Group?

"Melihat-lihat?"

Miko Lin terkejut.

Maksud presdir Mu bukan untuk melihat sendiri audisi pemilihan brand ambassador, kan?

"Oh, presdir Mu kita! Apakah anda ingin melihat proses pemilihan pertama?"

Creigg bersuara dengan menjerit.