Cinta Setelah Menikah - Bab 293 Tifanny, Keluarkan Serpihan Batu Yang Ada Di Tanganmu... (1)

Dia ingat, pagi tadi tangan wanita itu belum ditempeli plester penutup luka.

"Tadi saat aku mengusap kursi kayu, aku terluka karena kerikil kecil di atasnya, hanya robek sedikit, tidak apa."

Tifanny Wen merasa dirinya hanya bisa menjawab dengan jujur.

Tifanny Wen mengernyit, menatap ke arah Yansen Mu, "Kamu di sini saja, kalau dilihat orang lain, identitasku besok bisa masuk berita lagi."

"Media tidak akan berani lagi memunculkan wajahku. Walaupun dimunculkan, sekarang juga akan dihapus atau diblur." Jawab Yansen Mu.

Ya benar, sesungguhnya memang seperti itu.

Walaupun hubungan asmara Tifanny Wen terungkap, Yansen Mu juga terlihat di koran. Tetapi, setelahnya Tifanny Wen tidak tahu kalau Yansen Mu menggunakan 'cara licik', tidak lama kemudian, berita di internet yang berhubungan dengan fotonya dihapus atau dibuat blur.

Tetapi...

"Sebenarnya yang melihat wajah aslimu juga tidak sedikit." Tifanny Wen mengatupkan mulutnya.

Yansen Mu menjawab: "Awalnya aku tidak berencana untuk masuk, melihat temperamenmu semakin membaik, aku berpikir kamu tidak begitu teguh pada pendirianmu lalu aku masuk. Sampai aku di sini, kamu masih tetap teguh."

Tifanny Wen melotot pada Yansen Mu, tahu bahwa sebenarnya ucapan pria ini menunjukkan bahwa dirinya tadi begitu 'patuh' menerima penindasan dan tidak membalas.

"Insiden tadi, kamu melihatnya?"

"Hm." Yansen Mu mengangguk. Yansen Mu mengangkat sapu, langsung membantu Tifanny Wen membersihkan.

Jawaban 'hm' itu... kenapa Tifanny Wen merasa jawabannya sangat dingin...

Tifanny Wen tidak ingin berkata apapun, tapi melihat Yansen Mu, pria yang begitu dihormati orang-orang malah membantunya menyapu membersihkan kuaci, dalam hati Tifanny Wen merasa perlakuan pria itu manis sekali dan juga merasa kalau hal ini dilihat orang lain, ini sungguh akan 'berbahaya'. Masih bisakah dirinya menyelesaikan sekolah tanpa dikenali?

Tifanny Wen tidak tahan untuk menarik lengan baju Yansen Mu, ingin mengatakan sesuatu.

Tapi pria yang jelas sekali suasana perasaannya sedang memburuk itu tiba-tiba menegapkan tubuhnya. Tangannya satu lagi yang tidak melakukan apa-apa tiba-tiba memeluk pinggang ramping Tifanny Wen. Sebuah ciuman yang rasanya seperti hukuman, tiba-tiba menempel di bibir Tifanny Wen.

Walaupun hanya menyentuh pelan, tapi Tifanny Wen bisa merasa gigi pria itu menggigitnya kuat.

Tifanny Wen terkejut, awalnya berpikir ingin mendorong Yansen Mu, tapi Yansen Mu lebih maju selangkah, pria itu dengan cepat melepaskan tangan.

Setelahnya, Yansen Mu menggenggam tangan Tifanny Wen yang hanya ditempel plester luka, mengelusnya pelan lalu berkata: " ”Kamu berani bersikap lemah lagi dan juga tidak mengeluarkan serpihan batu itu. Kalau begitu sekali lagi tuan ini akan menakutimu."

'Menakuti' yang diucapkan Yansen Mu maksudnya adalah di situasi seperti ini, Yansen Mu akan muncul dan menciumnya.

Lalu ucapan Yansen Mu 'bersikap lemah' maksudnya adalah Tifanny Wen tadi membiarkan orang-orang menindasnya.

Tifanny Wen tidak bisa menahan tawanya, baru saja dirinya ingin menjelaskan, Yansen Mu langsung meletakkan gagang sapu ke tangan Tifanny Wen, membalikkan tubuh lalu pergi dengan langkah besar.

Yansen Mu bisa merasakan apakah ada orang lain di sini, Yansen Mu yakin, sementara waktu di sekelilingnya tidak ada kehadiran orang ketiga.

Maka dari itu, Yansen Mu baru tanpa khawatir mencium Tifanny Wen.

Tifanny Wen memegang sapu, melihat ke kuaci yang sudah disapu pria itu menjadi tumpukan, Tifanny Wen langsung mengangkat tangannya, dengan rasa malu mengelap bawah bibirnya. Muncul rasa bahagia dari mata Tifanny Wen, di tengah senyumnya juga ada rasa tak berdaya.

Serpihan?

Tuan Mu tidak memperbolehkan dirinya menerima penindasan.

Tapi dirinya hanya ingin masuk sekolah dengan tidak dikenali siapapun, dirinya tidak bisa sekolah seperti hari sebelumnya, yaitu 'bertengkar' dengan beberapa murid.

Ditambah lagi, selain Gina Si yang dia pedulikan, masalah kecil lainnya tidaklah penting baginya. Tifanny Wen tidak mempermasalahkannya.

……

Setelah Tifanny Wen memanyunkan bibirnya sebal, Tifanny Wen langsung membuang begitu saja peringatan seseorang padanya.

"Tuan."

Yang Tifanny Wen tidak tahu adalah, baru Yansen Mu pergi dari lobi ruang siaran, setelah berjalan sebentar di sekitar sekolah, seorang pria yang menghadap ke Yansen Mu berjalan menghampiri.

Ternyata Aji.

Beberapa waktu lalu, Aji disuruh pergi 'memberikan pelajaran' oleh Yansen Mu. Beberapa hari sebelumnya baru Aji dikirim kembali pulang.

Tiba-tiba Aji berada di sini, jelas sekali pria itu tahu Yansen Mu ada di sini. Aji langsung menemukan Yansen Mu di sini, pasti ada hal penting yang harus dilaporkan.

"Tuan, Elang Hitam di sana.... sudah bergerak berdasarkan perintah Tuan." Aji mendekati Yansen Mu, tiba-tiba berucap.

"Hm." Yansen Mu mengangguk.

"Dan juga, tuan... konferensi press yang diadakan nyonya, Gina Si dirampok. Sebelumnya nyonya pergi menyelamatkan orang dan kali itu sudah memperkirakan rencana ketua Fan, pelakunya sudah ditemukan. Tentu saja sesuai perkiraan tuan, insiden itu seperti Queenie Si yang melakukannya agar Gina Si tidak bisa menghadiri konferensi press. Tapi orang yang melakukannya sebenarnya orang-orang dari Alex. Kalau tidak, Queenie juga tidak mungkin akan bereaksi bingung terhadap kemunculan Gina yang tiba-tiba di konferensi pers itu. Dan juga tuan Aldric berkata, beliau sudah mengeluarkan uang yang begitu banyak untuk menekan berita tentang hubungan tuan dengan nyonya, tidak membiarkan media terkait membukanya. Tapi... pada akhirnya tetap terungkap. Penyebab dan akibatnya sekarang sudah jelas, Alex menyogok kepala editor yang bertanggung jawab, membuat kepala editor itu menyebarkannya dan berdasarkan kamera pengawas, orang yang merampok Gina adalah orang Alex juga." Ucap Aji.

Bergantung pada kekuatan keluarga Mu, Yansen Mu harus mencari jelas masalah ini dan ini bukanlah hal yang sulit.

Tapi Alex masih berani bertindak pada Yansen Mu walaupun tahu masalah ini tidak bisa ditutupi.

Ini hanya bisa membuktikan, Yansen Mu sungguh dibuat marah sekali oleh masalah 'Emi'.

Maka dari itu, bahkan jika takut pada tuan, demi melindungi adiknya, Alex malah turun tangan.

Ini juga membuktikan, masalah Emi... Alex jelas tahu siapa yang melakukannya.

Ya benar! Yansen Mu diam-diam mengirim tim Elang Hitam untuk turun tangan pada Emi dan itu bukan omong kosong belaka. Benar, Emi berhadapan dengan perlakuan yang awalnya wanita itu ingin jatuhkan pada Tifanny Wen.

"Bagaimana keadaan Emi sekarang?"

Sudah sedari awal Yansen Mu menebak ucapan yang Aji ucapkan.

Saat ini, Yansen Mu juga memohon investigasi yang pasti.

Tidak ada keterkejutan di mata Yansen Mu, pria itu hanya bertanya biasa.

"Gila." Aji menjawab.

"Aku tidak keberatan membuatnya cacat." Ucap Yansen Mu.

"Ya. Tuan, aku akan segera memerintah orang untuk melakukannya." Begitu mendengar, Aji langsung mengangguk.

"Tunggu tungu..." Yansen Mu memotong ucapan Aji, "Aku tidak peduli padanya, tapi aku peduli pada Tifanny."

Aji: ....

Novel Terkait

Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu