Cinta Setelah Menikah - Bab 248 Becker Mengajukan Lamaran (2)

Pria ini sebelumnya bukanlah termasuk orang yang memiliki emosional rendah, kecuali terhadap Tifanny Wen. Saat ini dia sedang mengatur sikap amarahnya, tentu saja dia merasa tidak senang terhadap Gina Si yang menyebabkan semua masalah hari ini.

Meskipun bagi Tifanny Wen adalah dia yang membuat Gina Si terjerumus kedalam kehidupan yang sangat kacau ini.

Tetapi, Yansen Mu masih tetap menuruti perkataan Tifanny Wen. Pada akhirnya, dia menghentikan mobilnya di depan pintu gerbang Universitas Nanqiong.

Waktunya sudah larut malam, Gina Si pasti tidak ingin pulang ke rumah. Berdasarkan perkataan wanita ini, jika dia pulang ke rumah, ibunya pasti akan berpikir sembarangan dan menduga dia melakukan hal yang tidak baik hingga pulang larut malam.

“Terima kasih.”Gina Si turun dari mobil, lalu mengucapkan terima kasih.

“Tunggu, aku juga pergi.” Tifanny Wen menggerakkan kakinya, dia malah ingin ikut turun bersamanya.

Gina Si termangu.

Yansen Mu juga termangu, dia menengokkan kepala melihat ke arah Tifanny Wen.

Tifanny Wen melihat ke arah dia dengan perasaan tidak berdaya, dia mampu merasakan sebuah peringatan dari mata pria ini. Seketika itu juga dia mendekati Yansen Mu dengan perasaan tidak berdaya, lalu berkata dengan suara pelan: “Aku merasa dia malam ini lebih butuh ditemani dibandingkan aku.”

“Tidak boleh.” jawab Yansen Mu.

Suaranya tidak keras, Gina Si yang saat ini sedang berada di luar mobil pun tidak bisa mendengarnya.

“Pulang saja, istirahat dengan baik.” ucap Yansen Mu.

“Tetapi........................”

“Tidak boleh.” Intonasi bicara Yansen Mu saat ini terdengar sedikit keras.

Setelah selesai bicara, dia sepertinya menyadari bahwa intonasi bicaranya sedikit keras, lalu dia menengadahkan kepala melihat ke arah Tifanny Wen, dia menyadari bahwa raut wajah istrinya ini sudah muram, dia pun mengulurkan tangan menyentuh dia dengan perasaan tidak berdaya, berkata: “Aku juga berharap ditemani kamu.”

Yansen Mu bukanlah orang yang bodoh. Tentu saja dia tahu kenapa Tifanny Wen bersikeras mengatakan bahwa dia malam ini ingin menemani Gina Si. Tifanny Wen sudah mengetahui beberapa anggota elang hitam dan masalah yang dialami oleh Gina Si sejak awal. Terlebih lagi, Gina Si hari ini memakai baju orang lain, dilihat dari hal ini, dia juga tidak merasa sulit untuk menduga akan hal ini.

Tetapi, wanita lain? Yansen Mu tidak peduli!

Yansen Mu berbicara sambil mengulurkan tangan untuk memeluk Tifanny Wen. Tetapi tiba-tiba dia merasa tubuh Tifanny Wen malah meringkuk.

“Kenapa, dingin?” tanya Yansen Mu.

Tifanny Wen menggelengkan kepala, tiba-tiba berkata dengan suara manja: “Aku barusan terkejut, aku butuh ditemani seorang wanita, bolehkah? hanya 1 malam saja.”

Setelah selesai bicara, wanita ini langsung menempelkan bibirnya ke wajah Yansen Mu, berkata: “Jangan seperti ini, dia adalah temanku.................”

Tentu saja Tifanny Wen juga bukan tidak ingin pulang ke rumah. Tetapi, dia merasa memiliki tanggungjawab atas masalah Gina Si.

Gina Si baru berusia 20 tahun. Bagaimana jika dia tidak bisa mengontrol diri karena mengalami masalah ini?

Yansen Mu tidak bisa berkata apa-apa, dia memeluk Tifanny Wen lagi, lalu mengulang pertanyaannya: “Dingin?”

Tifanny Wen menggelengkan kepala.

Yansen Mu menatap dia. Darimana dia terlihat seperti kedinginan, bahkan keningnya pun mengeluarkan keringat.

Tetapi, jika dia tidak kedinginan, kenapa saat dia memeluknya, tubuhnya terasa menggigil tanpa sebab?

Yansen Mu berpikir, tiba-tiba dia merasa heran.

Setelah beberapa saat kemudian, dia melepaskan Tifanny Wen, berkata: “Baiklah. Besok aku akan menjemputmu.”

Mengenai keamanan Tifanny Wen, dia sementara ini tidak perlu khawatir. Dia tidak percaya jika anggota elang hitam masih berani menyentuh dia setelah terjadi masalah ini.

Tifanny Wen tersenyum, barulah dia turun dari mobil.

Saat dia turun dari mobil, Gina Si masih berdiri tidak jauh dari mobilnya. Bukan karena Gina Si tahu bahwa Tifanny Wen akan menemaninya, hanya saja barusan saat turun dari mobil, Tifanny Wen menyuruh dia menunggunya sebentar. Jadi Gina Si pun menunggunya sebentar.

“Tifanny, kenapa kamu juga....................”

“Kamu boleh memanggilku Fanny. Sama halnya seperti kamu memanggil teman sekamarmu.” Tifanny Wen berkata: “Aku berpikir, malam ini aku bisa kembali menginap disini lagi.”

Gina Si langsung terkejut.

“Kamu”

“Aku adalah Tifanny Wen!” Tifanny Wen berkata: “Artis besar Tifanny Wen, juga Tifanny Wen yaitu teman sekamarmu.”

Saat ini, dia tidak merahasiakannya.

Terlebih lagi, jika ingin masuk kedalam lingkungan sekolah, maka harus scan kartu mahasiswa miliknya.

Tifanny Wen tersenyum, senyumannya itu menyiratkan ekspresi yang sedikit ramah.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu