Cinta Setelah Menikah - Bab 124 Ingatan Tifanny Wen Membuat Yansen Mu Marah...........(2)

Sekarang...........

Melly melihat sekilas ke arah Yansen Mu yang tiba-tiba wajah tampannya itu terkejut, dia diam-diam merasa canggung hingga bercucuran keringat demi Tifanny Wen.

“Daniel...........tidak.......tidak boleh mati. Aku...........aku bilang, aku.........cinta kamu...........”

Saat ini tubuh Tifanny Wen terlihat meregang kencang, alisnya mengkerut dengan erat. Meskipun matanya tertutup, tapi ekspresinya saat ini masih terlihat..........seolah sangat kesakitan.

Yansen Mu tiba-tiba terkejut, dia mengangkat kepala, saat melihat Tifanny Wen, kedua bola matanya seolah semakin melotot. Ingatan dia................

“Tuan...........”

“Dokter berkata apa.”

“Dokter berkata bahwa tekanan jiwanya terlalu besar.” Melly mengelap keringat dinginnya, didalam hatinya berpikir bagaimana mungkin jiwa Tifanny Wen tertekan, kemudian dia mengatakan apa yang dikatakan oleh dokter: “Tetapi, dokter berkata bahwa sakitnya tidak parah, dia perlu istirahat sebentar, dia akan segera siuman.”

Yansen Mu tidak membalas perkataan Melly, dia melangkahkan kaki mendekati Tifanny Wen.

“Daniel.........aku bilang.........aku cinta kamu.............”

Di atas kasur, Tifanny Wen masih belum sadarkan diri.

Langkah kaki Yansen Mu terhenti, dia termangu beberapa saat. Tiba-tiba dia berbalik badan........

3 detik kemudian, bunyi pintu tertutup dengan sangat keras.

Melly gemetar sekujur tubuh, Yansen Mu yang barusan masih berdiri di dalam ruangan itu sekarang marah sambil keluar meninggalkan ruangan...........

Sebelum dia keluar, telinga Melly mendengar bunyi tulang dari kepalan tangannya yang begitu erat..........

Melly bergumam, dia hanya merasa temperatur suhu di dalam ruangan ini menurun dratis.

Hal ini menyebabkan Melly yang malang ini, saat ini ekspresi wajahnya terlihat tegang, dia seolah terperangkap kedalam mimpi buruk...........

Melly mengedipkan mata, dia merasa sedikit tidak berdaya sambil menatap Tifanny Wen beberapa saat. Dia diam-diam merasa tidak percaya.........Nona muda ini ternyata jatuh hati pada aktor tampan Daniel An?

Astaga........

Suaminya mendengar dia mengatakan bahwa dia mencintai pria lain.........Gadis ini, dia harus bagaimana saat dia siuman nanti.................

Akhirnya, saat dia belum selesai berpikir, Tifanny Wen tiba-tiba membuka mata.

Melly termangu, setelah dia melihat matanya terbuka, dia seolah masih belum sadarkan diri dari mimpi buruknya, saat sedang menatap Tifanny Wen yang tidak sadarkan diri tadi, didalam hatinya berpikir kenapa gadis ini tidak siuman lebih cepat sedikit.

Yansen Mu disana..............

“Itu...........kamu merasa bagaimana? tanya Melly, didalam hatinya sedang kebingungan, apakah dia harus memberitahu masalah setelah dia pingsan selalu memanggil nama Daniel An dan apa yang dia katakan itu terdengar oleh Yansen Mu.

Jika dia memberitahunya, apakah ini dapat membantunya?

Melly tidak bisa mengatasi masalah seperti ini, didalam hatinya berpikir bahwa sebaiknya dia berkonsultasi terlebih dahulu, barulah dia memutuskan hal ini.

Oleha karena itu, dia pun tidak mengatakan apa-apa.

Melihat Tifanny Wen yang masih tidak sadarkan diri, dia sontak merasa sedikit penasaran, sebenarnya Tifanny Wen bermimpi buruk seperti apa.

Apa itu mimpi buruk?

Tifanny Wen menatap langit-langit ruangan, tiba-tiba dia merasa di depan matanya terbayang suasana mimpi dia barusan. Mimpi itu terlihat nyata, jelas, dan terasa, bagaimana mungkin itu adalah sebuah mimpi?

Dimana naskah skenario film《Rahasia》? aku ingin melihatnya.” tanya Tifanny Wen perlahan-lahan duduk di atas kasur.

Melly segera memberikan naskah skenario yang ada di tasnya itu kepada Tifanny Wen.

Kemudian, dia melihat Tifanny Wen menundukkan kepala membaca naskah itu, dia terlihat sangat bersungguh-sungguh dan serius mulai membolak-balikkan naskah skenario pada episode terakhir.

“Kamu kenapa?” Melly melihat dia sedang menatap halaman terakhir dari episode terakhir, dia terus melihatnya berulang-ulang, tiba-tiba dia tidak kuat menahan untuk bertanya.

“Tidak apa-apa, aku hanya teringat beberapa kejadian yang sudah berlalu.” jawab Tifanny Wen.

“Kejadian yang sudah berlalu?” ucap Melly sambil mengangkat alis.

Kejadian yang sudah berlalu, apakah ini ada kaitannya dengan Daniel An?

Melly bingung, tetapi Tifanny Wen tidak menjawabnya.

Tetapi, meskipun dia tidak menjawab, didalam lubuk hatinya yang paling dalam, dia sudah memiliki jawaban yang sangat pasti mengenai masa lalunya, benar-benar berkaitan dengan Daniel An.

Cerita yang tertulis didalam naskah skenario ini menjelaskan kisahnya!

Tifanny Wen mengedipkan mata, dia menenangkan diri sejenak, dia merasa didalam otaknya muncul beberapa ingatan yang sebelumnya tidak dia miliki. Meskipun tidak lengkap sepenuhnya, tetapi penggalan kisah itu, sudah bisa membuat dia merasa pasti dengan dugaan dia 1 bulan yang lalu, 4 tahun yang lalu, dia pernah pergi ke negara F, dia berteman dengan banyak teman wanita, temannya itu bernama Lena Mei, dia memiliki rambut panjang lurus yang berwarna kuning keemasan, dan dia memiliki impian yang sama dengan dirinya sendiri yaitu menjadi artis terkenal se-internasional. Kemudian.......dia tidak ingat banyak hal, hanya saja kejadian didalam mimpi buruk barusan, saat ini masih sangat jelas terbayang didalam otaknya.

Saat dia berada di negara F, dia bertemu dengan Daniel An, benarkah?

Saat dia berada di negara F, dia sempat bertemu dengan Yansen Mu? benarkah?

Orang yang dicintai oleh Yansen Mu 4 tahun yang lalu adalah dia, benarkah?

Dirinya bukanlah seorang pengganti, tetapi dia adalah dirinya sendiri.

Kalau begitu, episode terakhir dalam naskah mengatakan bahwa Tifanny Wen mencintai Andre?

Kalau begitu, masa lalunya, apalah dia pernah mencintai Daniel An?

Dia bisa merasakannya, didalam ingatannya..........gadis itu saat melihat pria itu terluka dan akan mati, dia merasa sangat bersalah, tidak tega, dan hatinya terasa sangat sakit..........berbagai macam peraasan yang kacau itu tercampur-aduk menjadi satu. Dia juga masih bisa merasakan, saat dia mengira pria itu akan mati dan pria itu meminta dia untuk mengucapkan 3 kata itu, dia tidak ingin mengatakannya!

Karena, perkataan itu bukan perkataan yang jujur dari dalam hatinya.

Kalau begitu apa? perkataan bohong! didalam situasi yang seperti itu, rasa takut dan rasa bersalah akibat situasi itu dan rasa tidak tega itu memaksa dia untuk mengatakan perkataan bohong itu!

“Aku tertidur berapa lama?” tanya Tifanny Wen secara tiba-tiba.

“4 jam. Sekarang sudah malam.”

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu