Cinta Setelah Menikah - Bab 252 Aku Sudah Marah, Dilarang Pulang (1)

“nona, aku akan segera persiapkan.”

…..

Setelah Tifanny Wen memerintah, Harold Yang langsung pergi mempersiapkan. Tifanny Wen juga tidak mengganggunya lagi. meninggalkan hotel, dan mempersiapkan masalahnya sendiri.

Pagi ini setelah dia keluar dari sekolah, langsung datang ke sini, sama sekali belum pulang ke Rumah.

Tifanny Wen terpikirkan suasana hati Yansen Mu kemarin, berpikir Beberapa kari ini pulang ke Rumah dulu saja lagi pula, sekarang lukanya ini…. Pasti sementara tidak bisa kembali ke Keluarga Long. Mengenai Aldric Long…. Kelak dia akan mencari kesempatan untuk menjelaskan. Lagi pula, Febby bisa berbohong untuk sementara kembali ke Hinterland, atau bisa pergi menemani Aston berlibur, semuanya sangat mudah.

Tentu saja, sekarang siang hari, Tifanny Wen kembali ke villa, Yansen Mu tentu saja tidak ada. Bagaimana pun lelaki ini saat siang hari, akan sangat sibuk.

“halo, Fanny….”

Tifanny Wen baru kembali ke Rumah, dia menerima telepon dari Gina Si. Setelah menelepon dengannya, Tifanny Wen mengerti kalau Harold Yang sudah menghubunginya.

Maksud Gina Si, dia sudah setuju. Tapi, meskipun dia menyetujuinya, Tifanny Wen dapat mendengar suaranya yang khawatir.

“Fanny, apakah aku benar – benar bisa?

“kamu pasti perlu langkah pertama ini dulu.” Tifanny Wen berkata.

“aku coba.” Gina Si menjawab.

“kalau begitu masalah lamaran apa yang terjadi?” Tifanny Wen bertanya lagi.

Gina Si sebelumnya mengirim pesan padanya, katanya ibunya berbicara padanya di depan rumahnya ada yang melamar dia. Saat itu Tifanny Wen berpikir kalau itu tidak menyangkut keamanan, jadi dia tidak banyak bertanya.

Hidup Gina Si, tentu saja dia tidak akan ikut campur.

“itu panglima kiri Elang Hitam.” Gina Si menjawab: “juga entah mengapa. Dia tiba – tiba…. Datang ke sini ingin melamarku. Aku sangat terkejut. Fanny, kamu tidak tahu hari ini….”

Gina Si berbicara panjang lebar, lalu berkata: “hanya saja, meskipun aku tidak setuju, dia juga tidak memaksaku.

Sekarang aku sudah keluar dari Rumah. Saat keluar, dia masih ada di depan rumahku, tapi aku tidak mem pedulikannya, saat pergi jauh, dia juga tidak menahanku.”

Gina Si tidak membicarakan masalah dia dan ibunya bertengkar.

Tifanny Wen:….

Setelah berdiam Beberapa saat, Tifanny Wen baru menjawab: “aku sudah tahu. Masalah ini jangan di pedulikan dulu. Pelajari dulu acara “kompetisi bintang baru”.

Selesai menutup telepon, Tifanny Wen melihat ponsel seakan memikirkan sesuatu, lalu tertawa dingin.

Orang Elang Hitam itu, benar – benar hebat hah!

Melamar?

Gina Si tidak bisa menebak alasan, tidak berarti Tifanny Wen juga tidak bisa menebaknya. Bukankah ingin memperkecil masalah penculikan sebelumnya?

Hanya saja, apa yang terjadi dengan panglima kiri? Menculik Gina Si, demi menidurinya? Tidak mungkin benar – benar menyukainya bukan?

Terpikirkan masalah kemarin, Tifanny Wen langsung marah. Setelah berpikir – pikir, dia langsung mencari sesuatu di kamar, dan menemukan ponsel Yansen Mu, menemukan kontak bernama “Jeremy Fan”, lalu meneleponnya.

Di Rumah, banyak ponsel Yansen Mu. dan setiap ponsel ada Salinan kontak dari ponsel utamanya.

Semua ini, Tifanny Wen mengetahuinya.

….

Saat ini, dalam sebuah ruangan kafe.

Jeremy Fan mendengar ponselnya bordering. Dan melihat nama itu “Yansen Mu 7”, dia tercengang sesaat.

Yansen Mu yang meneleponnya?

Tidak mungkin!

Bukankah sekarang dia sedang membicarakan masalah dengan Yansen Mu?

Iya!

Sekarang, Yansen Mu meskipun tidak ada di Rumah, tapi juga tidak mengerjakan masalah lain, melainkan dia ada janji temu dengan Jeremy Fan.

Ketua Elang Hitam ini, masih memikirkan adiknya, mengesampingkan masalah yang lain, dan membicarakan lanjutan masalah kemarin dulu.

Mengenai lanjutan masalah?

Jelas, Elang Hitam harus memberi pertanggung jawaban kepada marga Mu ini.

Jeremy Fan berdasarkan pemikirannya, memberikan pertanggung jawaban kepada Yansen Mu. misalnya menjelaskan…. Tujuan Elang Hitam, karena Becker menyukai Gina Si, tidak bermaksud jahat.

Jeremy Fan hari ini beruntung, dia berhasil mengundang Yansen Mu keluar.

Jika biasanya, dia mengajak marga Mu ini, kecuali jika matahari terbit dari barat…

Hanya saja….

Jeremy Fan saat ini melihat kursi di seberang meja yang kosong, hatinya berpikir: Yansen Mu saat ini di toilet tidak mungkin meneleponnya bukan?

Tadi dia masih duduk di sini, hanya sementara pergi ke toilet saja. Di dekat sini, dan menelepon? Gila bukan!

Akhirnya setelah dia mengangkatnya….

“halo….”

Dari telepon itu terdengar suara Tifanny Wen.

Jeremy Fan:…..

“eh, kamu ya….”

Novel Terkait

My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu