Cinta Setelah Menikah - Bab 167 Rahasia Gina Jing (2)

Sedangkan… dia sama sekali tidak bisa membalasnya.

mata Tifanny Wen sinis, tiba – tiba memiringkan tubuhnya, lalu mengambil barang yang ada di tangan lelaki itu, berkata: “tengah malam seperti ini, apa yang kamu lakukan?”

Ucapan ini, bertanya buat lelaki ini, juga bertanya kepada Gina Jing.

Kejadian tadi, dia melihatnya dengan jelas. Meskipun dia masih tidak mengerti alasannya, tapi dia dapat melihat, lelaki ini, pasti mem- bully Gina Jing.

Tentu saja, sangat jelas, lelaki ini…. Tadi tidak memukul Gina Jing.

Jika sebelumnya, Tifanny Wen pasti akan memilih untuk bertanya kepada Gina Jing apa yang terjadi, baru berpikir apa yang akan di lakukan terhadap lelaki ini.

Atau, lelaki ini juga tidak memukul Gina Jing, dia seharusnya tidak boleh memukul lelaki ini.

Tapi tidak ada cara….

Saat ini Tifanny Wen, sudah di latih Yansen Mu dengan kejam. Ingin mencari orang untuk melampiaskannya.

Dalam hatinya berpikir, dia memang ingin mencari orang untuk mencobanya, kemampuannya sekarang, apakah berkembang.

Sepertinya… sudah menjadi lebih baik. Sebelumnya dia juga tidak takut kepada lelaki seperti ini, tapi tidak mengalahkannya secepat ini.

Intinya…

Lelaki yang kasihan ini, saat ini sudah menjadi percobaan Tifanny Wen.

“Tif… Tifanny…” Gina Jing yang ada di sebelah, menganga.

Meskipun setengah bulan ini, Tifanny Wen selalu “bertahan” dengan latihan gila dari Yansen Mu, membuat dia tahu kalau kemampuan Tifanny Wen ini tidak bisa di bandingkan dengan perempuan biasa. Dia bisa menahannya, bahkan gerakan sulit juga bisa di lakukannya.

Tapi Gina Jing tidak pernah terpikirkan. Tifanny Wen bisa berkelahi. Gerakannya ini, di bandingkan dengan yang ada di drama semakin mengagumkan.

Hanya saja….

Intinya sekarang, bukan ada di kemampuan Tifanny Wen. Terpikirkan masalah tadi di lihat oleh Tifanny Wen, wajah Gina Jing memucat, setelah tersadar, dia langsung menuju ke arah mereka, berkata: “Tifanny, cepat lepaskan dia. Berikan barangnya kepadanya, kamu tidak bisa mengalahkannya.”

Chandra Jiang dengan dingin berkata, “lepaskan. Apakah kamu tahu aku siapa?”

Hehe, seorang anak S2 yang belum masuk ke lapangan kerja juga bisa berbuat sesuatu kepadanya?

“siapa?” Tifanny Wen bertanya.

“manajer Queenie Si. Manajer utama dari Longhong Entertainment.” Ucap lelaki itu, dengan bangga diri.

Queenie Si?

Longhong Entertainment?

Tifanny Wen mengerutkan dahi, alis matanya memanjang.

Nama Queenie Si, tentu saja dia pernah mendengarnya.

Atau, bahkan seluruh pulau Nanqiong pernah, tidak ada yang tidak tahu nama Queenie Si, penyanyi terkenal di golongan anak muda Pulau Nanqiong. Orang ini, meskipun di negerinya, juga terkenal.

Tifanny Wen adalah orang di dunia entertainment, mana mungkin dia tidak tahu nama penyanyi terkenal di pulau Nanqiong.

Queenie Si, umur 25 tahun. Katanya di antara penyanyi muda, dia adalah orang yang punya bakat nyanyi. Komentar ini, bukan berarti tidak ada penyanyi muda yang bisa menyainginya, melainkan, lagu yang di nyanyikannya, semuanya adalah lagu yang di buatnya. Selama ini lagu popular di pulau Nanqiong, dan lagu terkenal selama tiga tahun berturut – turut, semuanya adalah lagunya, lagu yang dia buat sendiri.

Penyanyi yang bernyanyi dengan baik sangat banyak, tapi yang bisa membuat lagu sendiri dan dapat membuat semua penggemar mengingatnya, sangat sedikit. Terutama penyanyi muda yang bisa membuat lagu sendiri, dan bisa terkenal benar- benar sangat sedikit.

Karena itu, Queenie Si sangat istimewa.

Meskipun kualitas suaranya tidak se hebat itu, tapi berdasarkan kemampuannya membuat lagu, dapat membuat semua pecinta musik menyukainya. Pernah ada penyanyi terkenal yang mengomentari lirik yang di buatnya, banyak yang menyebutnya bintang masa depan, masa depannya tak terbatas.

Tiga tahun berturut – turut mendapat Penghargaan Emas Melodi, pembuat lagu, dan lain – lain, semua di dapatnya, berbagai kebanggaan, di tambah ketenarannya, dan wajahnya, Queenie Si adalah penyanyi muda yang paling hebat. Sedangkan, semakin terkenal, ada yang menebak, kalau orang ini, dalam tiga tahun akan menjadi penyanyi top di pulau Nanqiong.

Maka, lelaki Chandra Jiang di depannya ini, adalah manajer Queenie Si?

Longhong Entertainment?

Ternyata, Queenie Si dari perusahaan ini. Perusahaan ini bukankah milik kakak kelas Aldric Long?

Tifanny Wen membuka dokumen yang ada di tangannya, menyadari kalau itu adalah lirik lagu. Di dalamnya sudah tertulis sebuah lagu, liriknya juga sudah ada. Tifanny Wen melalui cahaya lampu, mencoba menyanyi, semakin dia nyanyikan, hatinya semakin terkejut.

Lagu ini, sebenarnya… ditulis Gina Jing?

Jika tadi dia tidak salah dengar.

Chandra Jiang ini, ingin menggunakan 100 juta untuk membeli ini dari Gina Jing. Dan masih berpesan kepadanya untuk membuat lebih banyak karya, mempercepatnya. Sangat jelas, ini di tulis oleh Gina Jing.

Sedangkan, setelah mendengar ucapan tadi, masalah Chandra Jiang membeli lagu buatan Gina Jing, pasti bukan pertama kali.

Tifanny Wen menggerakkan jarinya, pandangannya menjadi lebih dalam, mengangkat kepala, melihat ke arah Gina Jing, justru menyadari perempuan yang biasanya ceria, saat ini wajahnya pucat, seluruh badannya gemetar, tentu saja karena takut.

Dia takut kepada Chandra Jiang!

“lagu ini tidak di jual. Pergi!”

Tifanny Wen melepaskan lelaki yang ada di bawah kakinya, lalu menendangnya, dan mengatakan kalimat itu.

“murid pulau Nanqiong, berani memukul orang di sekolah, kamu kira…” lelaki itu sangat marah, baru ingin mengatakan kalimat yang mencari masalah.

Akhirnya Tifanny Wen memarahinya: “jadi? Lagu Queenie Si sebenarnya di buat oleh orang lain, kamu ingin memperbesar masalah? Ingin melaporkan ku kepada ke sekolah kalau aku memukul orang? Aduh, pergi bersama, lagi pula aku tidak takut jika masalah di perbesar.”

“kamu…” telinga lelaki itu memerah.

“tuan, jika tidak ingin masalah di perbesar cepat kembali tidur.” Tifanny Wen tertawa dingin, meninggalkan kalimat itu, juga tidak melihat raut wajah lelaki yang semakin buruk itu, membawa lagu itu dan berjalan ke depan Gina Jing, selanjutnya dia menggandeng tangannya dan berjalan ke arah asrama.