Cinta Setelah Menikah - Bab 181 Penyanyi Kelas Internasional (2)

Apakah ini adalah harapan Tifanny Wen kepadanya?

Pandangan Gina Jing tiba – tiba bergetar, dia mengedipkan matanya, melihat mobil yang menjauh…. Hingga mobil sudah semakin menjauh, dia masih berdiri di pintu depan, di telinganya, terus terdengar kata “penyanyi kelas internasional” itu, terdiam lama, dan melamun.

Menunggu saat dia membalikkan badan bersiap kembali ke asrama, di matanya, seperti ada sesuatu, ujung matanya terdapat air mata….

…..

Setelah mengantar Gina Jing, hingga ke salah satu tempat di sekolah, Tifanny Wen menyadari, Yansen Mu juga datang. Lelaki itu masih memintanya “turun mobil”. Segera, dia langsung meminta Aji naik ke mobilnya, meminta Aji untuk membawa pergi mobil perempuan itu. sedangkan dirinya, hanya masuk ke mobil lelaki itu.

Hanya saja, mengganti mobil yang merepotkan ini, kedua orang di dalam mobil juga hanya berdiam saja.

Tifanny Wen mengira, perjanjian satu tahun antara dirinya dan lelaki ini, seharusnya sudah tidak akan tinggal bersama lelaki ini.

Setidaknya, dia ingin terus tinggal di sekolah, sedangkan, karena “perceraian” ini, dia juga tidak ingin lebih menderita satu tahun lagi, maka dia juga sudah tidak berencana untuk terus bersama Yansen Mu.

Kenyataannya, dia juga benar- benar sudah bersembunyi selama satu bulan ini.

Selama satu bulan ini, meskipun Yansen Mu melatihnya keras. Tapi selama masa ini meskipun perempuan ini diminta kembali tinggal di Rumah, Tifanny Wen tetap bersikeras tinggal di asrama.

Sekarang, dia justru masuk ke dalam jebakan, ikut pulang bersama lelaki ini.

Tapi Tifanny Wen juga tahu jelas alasannya ikut pulang bersama lelaki ini.

Karena takut lelaki ini akan menghancurkan rencananya, dia hanya bisa membicarakannya dengan baik mengenai masalah Aldric Long.

Sedangkan, Tifanny Wen tidak terpikirkan, setelah turun dari mobil dan menuju kamar, lelaki ini tidak memberinya kesempatan untuk membuka mulut.

Saat pintu itu di buka, lelaki itu masuk, tangannya juga di Tarik, selanjutnya dia langsung masuk ke pelukan lelaki itu.

Bersamaan, “bum” suara pintu tertutup, Tifanny Wen merasa bibirnya sudah ditutup oleh seseorang. Saat ini dia juga di dorong, karena memakai hak tinggi menjadi tidak stabil dia hanya bisa mundur ke belakang, dan setelah badannya menempel ke dinding dia baru berhenti.

Hanya saja, Tifanny Wen tidak menabrak dinding, karena lelaki ini bisa membagi tenaganya, dia memegang erat pinggang perempuan ini, saat membuat perempuan ini menempel ke dinding bersamaan dia juga memeluk pinggang perempuan ini.

Tifanny Wen merasa dirinya sudah didorong oleh lelaki ini hingga menempel ke dinding, di belakangnya adalah dinding, di depannya adalah dada lelaki ini, bibir lelaki ini, sudah menempel ke bibirnya.

Sial!

Bukankah membicarakan masalah dulu?

Saat ini Tifanny Wen sangat kacau, kata kotor yang di tahan di perutnya di tahan oleh aura lelaki ini. Dia juga tidak berani mendorong lelaki ini. Karena Tifanny Wen menyadari, setiap kali dia mendorong atau menolak, suasana hati lelaki ini akan sangat buruk. Dan setiap suasana hatinya buruk, dia juga tidak bisa berbicara dengan mudah.

Intinya, jika dia ingin berbicara dengan lelaki ini, dan juga ingin ucapannya di dengar, sebaiknya melayani tuan ini dengan baik dulu.

Maka….

Tifanny Wen tidak menolak, justru memeluk pinggang lelaki ini, dan satu tangannya membuka baju lelaki ini.

Yansen Mu tercengang, tiba – tiba terdengar suara kecil:”begitu buru – buru?”

Buru – buru apanya!

Bukankah karena kamu susah di layani?

Lagi pula dia yakin hari ini dia tidak bisa kabur, dan juga tidak bisa membiarkan suasana hati lelaki ini jelek dan menghancurkan rencananya, karena itu….

cepat atau lambat dia harus melayani lelaki ini, sebaiknya cepat selesaikan lebih baik.

Lagi pula, entah apa akhir apa yang dimilikinya dan lelaki ini. Sebelumnya juga sudah tidur Beberapa kali. Tambah satu, juga hanya satu saja.

Maka, Tifanny Wen memonyongkan mulutnya, dengan ringan berkata: “iya.”

Selesai berbicara, dia sudah membuang jas lelaki ini, lalu membuka ikat pinggang lelaki ini.

Yansen Mu justru tertawa kecil, dan mendorong tangan perempuan ini, berkata: “jangan buru – buru, aku mandi dulu.”

Selesai berbicara, dia melepaskan perempuan ini, berbalik badan dan menuju kamar mandi.

Tifanny Wen:…..

Lelaki ini, apakah hari ini tidak normal?

Dia buru – buru?

Jelas – jelas tubuh lelaki ini sudah jujur hingga sangat jujur.

Tifanny Wen menggigit giginya, hatinya berpikir lelaki ini melepaskan tangannya begitu cepat pasti punya ide apa.

Hanya saja, dia melepaskannya, masih memberinya waktu untuk bagaimana membujuk lelaki ini menyetujui rencananya.

Sedangkan, dia juga belum mandi.

Maka, Tifanny Wen menuju kamar mandi lainnya, dan mulai mandi.

Sedangkan saat ini….

Kamar kedua Keluarga Long, adik sepupu Aldric Long, Jason Long di vila pribadinya.

Di bathub, sedang ada pemandangan yang panas. Ada adegan yang tidak cocok untuk anak di bawah umur, perempuan itu berada di atas badan lelaki itu, dengan nada pasrah berkata: “tuan Long, hari ini kamu tahu aku di bully orang bukan? Bukankah kamu mengatakan mencintaiku? Apakah tidak ingin membelaku?”

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu