Cinta Setelah Menikah - Bab 213 Aku Ada Obat, Apakah Kamu Mau? (1)

Musik, benar – benar hal yang ajaib!

Gina Si mengedipkan matanya, tiba – tiba memejamkan mata dan mengikuti alunan musik Daniel An. Hanya saja dia bersiul dengan suara kecil, tidak berani berteriak dengan kencang seperti penggemarnya yang lain. Saat memejamkan mata, dia terbayang suatu gambaran. Dalam gambaran itu , sangat sepi, tidak ada suara, hanya ada panggung yang besar. Dia berdiri di atas panggung, memakai earphone, memegang mikrofon, lagu tiba – tiba terdengar, saat ini dia baru mengikuti musik dan bernyanyi. Sedangkan kali ini, di bawah panggung, tiba – tiba muncul satu penonton, melihatnya dengan kasih sayang yaitu ayahnya!

Saat Gina Si kembali membuka matanya, tiba – tiba merasa matanya basah.

Entah mengapa, suara Daniel An menyentuh hatinya, atau mungkin bayangan di otaknya yang terlalu menyentuh hatinya.

Aku punya mimpi. Dalam mimpiku, ada ayah, ada musik, ada panggung…..

Gina Si menghela napas, tiba – tiba merasa sangat terharu, sambil menyeka air mata, sambil menggerakkan light stick yang ada di tangannya, lantunan suaranya perlahan menjadi kencang…..

Sedangkan di sebelahnya, Luna Jiang mereka tentu saja masih tercengang dengan ucapan “anggap saja dia menyukaiku”.

Dengan ekspresi yang sama, wajahnya terlihat tidak percaya.

“gila? Benar atau tidak?” Luna Jiang berkomentar.

Di sukai oleh mafia, bukanlah hal yang menggembirakan.

“selain penjelasan ini, apakah masih ada hal lain?” Regina Qiu berkata: “jika tidak mengapa hanya menculikmu dan tidak melakukan apa pun?”

“Baiklah.” Johnny Gu menganggukkan kepala, “aku percaya. Oh ya, apakah kalian merasa ada yang aneh? Itu… saat kita menelepon ke Tifanny Wen teman kelas kita, yaitu Febby Wen. Mengapa hari ini yang menyelamatkan kita adalah artis besar Tifanny Wen? Apakah dia benar – benar ceroboh dan tidak sengaja menyelamatkan kita? Mengapa aku merasa… ini terlalu kebetulan. Saat pesan itu dikirim kepada kita, membiarkan kita saat mendengar ada suara di luar langsung pergi bersama rombongan, yaitu Febby Wen. Tapi akhirnya…. Yang muncul adalah Tifanny Wen, ke mana Febby Wen?”

Johnny Gu sekarang masih bingung dengan kejadian itu. kenyataannya, sepanjang perjalanan dia memikirkan masalah itu, hanya saja sekarang dia baru menyebutkannya.

“eh… iya ya! Aku juga merasa aneh! Ke mana Tifanny Wen teman kelas kita?

Dia memberi pesan kepada kita saat mendengar suara langsung keluar, jika begitu dia pasti sudah punya perkiraan tentang suara itu. aneh!” Regina Qiu berkata.

“aduh! Jangan panggil teman kita Tifanny Wen, bukankah sudah di bilang panggil Febby Wen, namanya sudah membuatku bingung.” Luna Jiang berkata: “nanti Tanya Febby Wen saja alasannya. Lagi pula aku merasa kemunculan artis Tifanny Wen benar – benar terlalu kebetulan. Hanya saja….

Sekarang semuanya diam! Masalah ini nanti saja membicarakannya, sekarang dengar lagu dulu, tiket VIP tidak mudah mendapatkannya. Dengar lagu!”

Luna Jiang selesai berbicara Regina Qiu dan yang lain langsung terdiam, akhirnya justru dia yang mulai cerewet, “gila…coba kalian lihat itu siapa? Orang Keluarga Long! Aldric Long loh!”

Ternyata saat Luna Jiang melihat sekitar, menyadari tidak jauh dari tempat duduknya ada Aldric Long.

Di sebelah Aldric Long, masih ada perempuan yang terus berinteraksi dengannya, seharusnya bersama dengannya bukan.

Aldric Long, meskipun tidak sering muncul. Tapi Luna Jiang adalah Keluarga terpandang, dia pernah melihat lelaki itu.

“benar – benar ajaib, ternyata tuan kedua Keluarga Long masih punya hobi seperti ini.” Luna Jiang menghela napas.

“bukankah katanya diam?” Regina Qiu memutar bola mata, terlihat tidak tertarik.

Hanya saja, dia tetap melihat ke arah Aldric Long melihat sekilas. Begitu dia lihat, semakin tidak tahu harus berkata apa. Karena tuan kedua Keluarga Long itu, saat ini sedang bersandar di kursi, memejamkan mata seakan sedang tertidur, jelas – jelas tidak tertarik dengan konser ini.

Regina Qiu:….

Kenyataannya, Aldric Long hanya menemani bibinya datang, terhadap konser ini, dia tidak tertarik.

Selain…..

Aldric Long saat ini membuka mata, melihat ke arah panggung. Hanya saat melihat arah itu sudah kosong, dia memejamkan matanya lagi.

“tuan kedua Long aku? Jangan memboroskan tiket, nikmati baik – baik.” Bibi yang di sebelahnya berkata.

“tidak tertarik.” Aldric Long menjawab.

…….

Setengah jam kemudian, Daniel An sudah menyelesaikan Beberapa lagu, saat ini musik tiba – tiba berhenti, Daniel An berdiri di tengah – tengah panggung, tidak mengganti baju, hanya memegang mikrofon dan tersenyum, bertanya: “apakah bagus?”

“bagus.” Suara teriakan, terdengar.

“tapi…. Tenggorokanku sudah gatal bagaimana?” Daniel An bertanya. Tentu saja, ucapannya ini hanya bercanda, tidak mengeluh. Sepertinya sedang mencari topik pembicaraan.

Penggemar:…..

Terdiam! Baiklah! Sudah menyanyikan Beberapa lagu berturut – turut, dan masih loncat – loncat sambil bernyanyi, merasa kasihan terhadap tenggorokannya. Tapi mereka masih ingin mendengarnya….

“istirahat sejenak!” saat ini, entah penggemar dari arah mana, tiba –tiba berteriak: “istirahat sebentar nanti baru nyanyi lagi.”

Kalimat ini baru di ucapkan, entah penggemar dari arah mana juga ikut berkata: “istirahat sejenak, ganti Tifanny Wen yang bernyanyi! Biarkan Tifanny Wen nyanyi!”

Tifanny Wen datang membantu, semua orang yang hadir mengetahuinya.

Hanya saja konser sudah berlalu begitu lama, bahkan bayangan Tifanny Wen saja tidak terlihat.

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu