Cinta Setelah Menikah - Bab 131 Menemukan Preman Tahun Itu (2)

Mengenai Gu… perempuan ini, sangat jelas pergi ke hotel itu untuk melihat ayahnya yang baru kembali dari luar negeri. Hanya kebetulan, saat tuan memesan kamar itu, dia juga muncul.

Mengenai kenapa Gu tidak memesan kamar…. Tentu saja karena dia tidur di kamar yang sama dengan ayahnya. Dia datang untuk mengunjungi ayahnya, apa hubungannya dengan tuan ini.

Dasar media sialan. Berani – beraninya menulis artikel sembarangan mengenai tuan Mu. Masih ada foto bersama tuan dengan Nara Gu, jelas – jelas ada yang merumitkan masalah dengan sosial media. Ada masalah apa jika dia foto dengan rekan kerjanya sendiri?

Hanya saja, Aji hanya membicarakannya dalam hati, justru tahu. Opini publik kali ini ada yang membeli akun untuk merumitkan opini publik. Jika tidak, semuanya tidak akan secepat ini. Mengenai siapa orangnya, sudah sangat jelas. Display picture Gu, bukanlah sesuatu yang bisa di dapatkan oleh netizen biasa.

“tuan…”

“Aji, cepat selesaikan.” Yansen Mu tiba – tiba berbicara. Lalu mengatakan kalimat ini, dengan suara dingin.

“tuan, tenang saja. 15 menit kemudian semua artikel tentang mu, akan di cabut.” Aji mengikuti Yansen Mu sudah Beberapa tahun, tentu saja tahu apa yang dia minta selesaikan, “dan. Akun yang wartawan yang memotret diam – diam serta akun yang menyebarkannya sudah di blok, kelak tidak akan muncul di dunia entertainment lagi. hanya saja, bagian nona Gu sana….”

Aji berpikir kalau dia tidak perlu terlalu cemas mengenai opini publik. Jika media tahu siapa orang yang membuat rumor ini, pasti akan menyelesaikannya dalam waktu tercepat.

Hanya saja, Gu….

Aji diam – diam mengangkat kepala melihat orang dengan wajah yang dingin itu, berpikir jika dengan sifat tuan yang dulu, pasti akan tidak sabar untuk membunuh Nara Gu. Tapi, Nara Gu adalah penyelamatnya….

“beri tahu media yang membuat rumor, tidak peduli bagaimanapun mereka mengganti komentarnya, aku ingin melihat berita kalau Gu yang menyebabkan rumornya, masih ada, jelaskan hubungan aku dengannya. Mengenai sisanya….” Yansen Mu mengedipkan matanya, tiba – tiba terpikirkan misinya, lalu berkata: “hutang ini di catat dulu.”

Di catat dulu, cepat atau lambat akan di hitung.

Tapi sekarang… setidaknya, sebelum menyelesaikan misi, dia tidak bisa menghancurkan Nara Gu.

Setelah Yansen Mu selesai berpesan maka Aji keluar. Hanya saja dia tidak segera menaruh ponselnya. Melainkan sedang ragu apakah perlu menelepon orang yang ada di Rumah itu.

Tiga hari ini dia tidak menelepon Tifanny Wen. Bukan karena dia tidak ingin meneleponnya. Hanya saja, jika dia menelepon…. Dia ingin memberitahunya, kalau dia tidak pulang karena masalah pekerjaan, karena membicarakan masalah kerja sama?

Mungkin ini alasan bagus. Memang kenyataannya seperti ini, Beberapa saat ini dia memang sedang membicarakan kerja sama. Tapi… mungkin karena niat awalnya bukan untuk berbisnis, tapi ada tujuan lain, jika dia bilang kalau dia pergi untuk berbisnis, dia merasa kalau dia sedang berbohong.

Dia tidak ingin berbohong di depan perempuan ini.

Jadi, dia hanya memberitahu Tifanny Wen kalau dia pergi “dinas”, tidak meneleponnya lagi. dinas, tidak termasuk berbohong bukan. Tapi setelah dia telepon, dia harus menjelaskannya lebih detail. Jika gadis itu bertanya lagi membicarakan bisnis apa, Yansen Mu tidak ingin memberitahunya kalau lawan bisnisnya adalah ayahnya Nara Gu, Luis Gu.

Bagaimanapun juga, karena Nara Gu, dia merasa bersalah untuk berdiskusi dengan Luis Gu.

Sudah dinas dua hari, hari ini setelah dari kantor dia sudah bisa pulang ke Rumah, suasana Yansen Mu hari ini awalnya sangat baik. Tapi tidak terpikirkan, tengah – tengah ini ada yang mengganggu, mengenai skandalnya dengan Nara Gu, untuk sementara ini akan sangat heboh.

Sial!

Yansen Mu menggerakkan ponselnya, setelah Beberapa lama kemudian, saat ingin menelepon, dia tiba – tiba terpikirkan “menjelaskan sama dengan menyembunyikan”, lalu memijat dahinya dengan pusing, terpikirkan kalau dia harus pulang malam ini, sebaiknya menjelaskan saat mereka sudah Bertemu saja, dia langsung menaruh ponselnya, dan membiarkan masalah ini.

Daripada menelepon, sebaiknya menjelaskannya saat Bertemu saja.

Krek….

Dia membanting ponselnya ke meja, mengeluarkan suara yang bisa di dengar oleh orang saat melewati ruangannya, membuat mereka berdeham lalu langsung pergi.

Tentu saja, kualitas ponsel tuan Mu berbeda dari orang biasa. Bahkan setelah di banting, bukan hanya tidak retak, tapi justru lebih “kuat” mengeluarkan nada dering telepon, entah siapa yang menelepon di saat ini.

“bicaralah.” Yansen Mu mengangkat ponsel, lalu berbicara dengan dingin.

Baim Su yang mendengar suara dinginnya, langsung berkata: “Yansen. Dua tahun yang lalu preman yang di minta Tifanny Wen untuk menabrak Juwita Wen sudah ketemu. Hanya saja mereka tidak ada di sini, sekarang sedang di German.”

Yansen Mu tercengang, lalu matanya bergetar: “aku sudah tahu. Baim, kirimkan datanya padaku, aku akan meminta orang untuk menahannya.”

….

Setelah Tifanny Wen selesai syuting, dia ingat hari ini adalah Ulang tahun orang itu, maka dia tidak berlama – lama di lokasi drama, mengganti pakaiannya dan pergi.

“nyonya… itu.” Melly yang ada di sebelah melihat Tifanny Wen selain tersenyum untuk syuting, selebihnya raut wajah dia terlihat tidak baik, tidak bisa menahan diri untuk berkata sesuatu.

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu