Cinta Setelah Menikah - Bab 221 Hancur Hatiku! Tuan Mu, aa! (1)

Giok itu, jelas – jelas sudah hancur!

Para pengawal menghela napas diam – diam, wajah mereka terlihat panik seakan terjadi sesuatu yang mengerikan.

Iya!

Nona pasti akan marah! Mengerikan!

Giok ini, adalah aksesoris kesukaan nona. Menurutnya ini adalah pemberian dari pacarnya yang sudah meninggal. Nona menganggap giok ini sebagai kesayangannya.

Sekarang “kesayangannya” sudah hancur, jika nona tidak marah baru aneh.

Begitu nona marah, maka tuan Alex juga akan marah. Maka mereka….. akan mengalami resiko dari kemarahan tuan Alex.

“ka… kamu brengsek, menghancurkan giokku! Ganti giokku!”

Emi ternyata memang marah.

Saat ini bahkan dia sudah tidak mengungkit masalah Queenie Si. Saat dia melihat ke arah Tifanny Wen, yang dia perhatikan, adalah gioknya.

“nona ini, kamu dulu yang memulainya. Kamu yang tidak memegang pisau dengan stabil, giok itu juga kamu sendiri yang menghancurkannya. Dan kamu menyalahkan adik kelasku, apakah terlalu tidak masuk akal.”

Yang berbicara pertama adalah, Aldric Long.

Dia sudah tidak tahan melihatnya sejak tadi. Dia yang selalu terlihat damai, saat ini justru terlihat dingin.

Sedangkan, Emi karena giok nya hancur, saat ini sudah sangat marah hingga tidak bisa mendengar apa pun. Menggertak giginya, langsung berkata kepada pengawal: “apa lagi yang kalian tunggu? Apakah tidak tahu cara meminta ganti rugi?”

“iya, nona!” para pengawal langsung mengelilingi Tifanny Wen.

Mereka tahu, yang di maksud nona dan tuan untuk meminta “ganti rugi”, adalah, memberikan pelajaran kepada mereka, lalu “menghancurkan” semua barang yang di miliki mereka.

“a… apa yang kalian lakukan? Kalian siapa? Mengapa begitu kasar? Kalian bukan preman kan? Kalian sendiri yang mencari masalah dengan Tifanny Wen, giok dia rusak apa hubungannya dengan kami?”

Gina Si kali ini, sudah panik.

Dia biasanya sangat berani, tapi terpikirkan kalau semua ini bermula darinya. Tifanny Wen memukul Queenie Si…. Semuanya karena dia. Saat ini, dia dengan berani berdiri di depan Tifanny Wen, meskipun badannya merinding, tapi dia lebih berani dari biasanya.

Hanya saja, masalah ini membuat orang takut. tapi di hati Gina Si, saat ini ada kehangatan yang mengalir, yaitu karena hatinya saat ini seperti di rebus, dalam air panas.

Jika, Tifanny Wen benar – benar “tulus” ingin menandatanganinya di bawah New Ball Entertainment.

Maka

Gina Si bersumpah dalam hatinya: seumur hidup ini, entah seberapa jauh dia akan berjalan, terhadap Gina Si, terhadap artis di depannya ini, pasti akan berjuang sampai titik darah penghabisan!

“oh Tuhan…..” Luna Jiang memijat kepalanya, lalu berjalan maju Beberapa langkah, tidak tahu apakah harus berbicara atau tidak.

Sebenarnya saat ini dia sangat bingung. Tidak mengerti mengapa mendengar konser saja bisa terjadi hal – hal yang tidak pernah di alami sebelumnya.

Menegangkan!

Tapi…. Ini juga terlalu menegangkan bukan.

Johnny Gu dan Regina Qiu, meskipun saat ini tidak berbicara, tapi juga bergerak maju di depan Tifanny Wen.

Sedangkan Tifanny Wen? Saat ini sudah tidak mem pedulikan pandangan orang yang melihat ke arahnya, pandangannya, hanya tertuju pada satu orang.

“tuan Mu.”

Dua kata ini, yang dia gunakan, terdengar asing.

Pandangan Tifanny Wen saat ini terlihat lembut, jelas – jelas sedang meminta tolong.

Dia juga bukanlah orang bodoh, tentu saja tahu tidak mungkin mengalahkan sekelompok orang ini.

Hanya saja, Tifanny Wen tidak gugup. Terutama, karena Yansen Mu ada di sini.

Keberanian, keterlaluan, masalah, yang di buatnya, bukankah karena kalimat “kamu adalah nyonya Mu” yang di ucapkan oleh tuan Mu kepadanya?

Identitas Tifanny Wen, yang mengenal Yansen Mu bukanlah rahasia. Jika Tifanny Wen berpura – pura tidak mengenalnya, itu baru aneh.

“nona…..”

Pengawal yang mengelilinginya, saat melihat pandangan Tifanny Wen, terpikirkan kabar kalau Tifanny Wen dan Yansen Mu sangat akrab. Saat ini tercengang.

“nona Emi, seharusnya kamu mengerti, tadi Fanny tidak sengaja melukaimu.”

Yansen Mu tidak melihat Tifanny Wen, melihat ke arah Emi, lalu berkata: “nona Emi juga tidak terluka, bisakah melihat atas lukaku, dan membiarkan masalah ini?”

Tifanny Wen tercengang.

Tidak menyangka ucapan Yansen Mu terhadap Emi ini.

Perempuan ini, apa identitasnya?

Hanya saja… membiarkannya?

Dia saja tidak berbuat salah, mengapa tuan Mu berbicara seakan – akan dia yang bersalah. Tifanny Wen memegang bibirnya, hanya saja tidak mengeluarkan suara.

Emi tercengang, “tuan Mu mengenalnya?”

“Fanny” panggilan yang akrab ini, dia memperhatikannya.

Yansen Mu menganggukkan kepala.

Alex merasa terkejut, melihat Yansen Mu dengan tatapan curiga, terpikirkan identitas tuan Mu ini, lalu terpikirkan masalah tadi memang adiknya ini yang bersalah, lalu berkata: “Emi. Tuan Mu sudah terluka karena mu, kamu sudah termasuk beruntung, sudah harus bersyukur.”

Maksud kalimat ini, dia juga tidak bermaksud untuk mempermasalahkannya dengan Tifanny Wen lagi.

Ucapan Alex ini, membuat semua orang merasa tercengang. Para pengawal tidak tahu apa identitas Yansen Mu, hanya saja merasa terkejut dengan Alex yang mudah di ajak berbicara. Jika biasanya, meskipun nona Emi tidak mencari masalah, jika ada yang seperti Tifanny Wen memperlakukan adiknya seperti itu, dia pasti akan langsung menghabiskan nyawa orang itu.

Sangat jelas, ucapan ”Tuan Mu”, sangat penting.

“tidak bisa! Giokku sudah hancur.” Emi tidak berpikir dan langsung membalasnya, “atau tidak, dia harus mengganti giokku!”

Novel Terkait

My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu