Cinta Setelah Menikah - Bab 67 Membawa Tifanny Wen dan Raymond Jiang Makan Bersama (2)

Tapi Raymond Jiang sama sekali tidak menyangka akan bertemu dengan Tifanny Wen di tempat seperti ini.

Ketika Tifanny Wen masuk ke dalam ruangan, pertama kali yang dia lihat adalah Raymond Jiang yang dikenalnya duduk di kursi depan.

Tifanny Wen memakai sepatu hak tinggi setinggi delapan senti, ketika Tifanny Wen berjalan ke arah posisi duduk yang sudah ditempati Raymond Jiang terlebih dahulu, Raymond Jiang mengangkat matanya, dengan terkejut dan curiga menatap ke arah Tifanny Wen.

"Tifanny?" Raymond Jiang terkejut.

Tifanny Wen sampai di lokasi, tapi di sampingnya tidak ada Yansen Mu.

Setelah sampai di restoran Pandan, pria itu dan asistennya bertemu dengan beberapa teman bisnis lama presdir Mu, lalu mereka sedang saling menyapa di luar, yang dibicarakan cukup penting dan akhirnya Yansen Mu menyuruh Tifanny Wen masuk ke ruangan terlebih dahulu.

Tifanny Wen tidak tahu nomor ruangan tersebut, Yansen Mu langsung menyuruh pelayan wanita mengantar Tifanny Wen.

Jadi ketika Raymond Jiang melihat ke arah sana, yang dilihatnya hanya Tifanny Wen dan pelayan wanita.

"Di sebelah sini, nona Tifanny." Pelayan wanita itu memberikan petunjuk pada Tifanny Wen. Setelah pekerjaannya menunjukkan arah selesai, pelayan itu undur diri.

Tifanny Wen dengan santai menarik kursi, langsung duduk berhadapan dengan Raymond Jiang.

Pria di hadapannya masih mengedip-ngedipkan mata dan menatap lekat Tifanny Wen, "Kenapa kamu bisa ada di sini?"

Selesai bicara, melihat Tifanny Wen langsung memilih duduk di hadapannya, Raymond Jiang kembali bicara: "Tidak mungkin kebetulan kamu melihatku di sini, kan? Jadi kamu langsung bertanya kemari dan mencariku, kan?"

Melihat Yansen Mu belum muncul, Raymond Jiang dengan tatapannya yang tajam seperti ingin memangsa orang menatap tajam Tifanny Wen, tiba-tiba pria itu teringat hal yang dulu di rumah sakit saat Tifanny Wen menamparnya dengan keras. Raymond Jiang tersenyum mengejek lalu berkata, "Kenapa mencariku? Apa karena ingin menjadi simpananku? Sudah terpikir?"

"Raymond, kulit wajahmu semakin hari semakin tebal ya." Tifanny Wen langsung menyindir tajam, "Simpanan? Kamu lumayan tampan, tapi untuk merawatku, kamu pikir kamu mampu?"

"Aku tidak cukup mampu? Saat itu kamu terhadapku..."

"Hal yang ku kerahkan saat itu, aku hanya memberikan hadiah kepada si tampan. Itu saja." Tifanny Wen langsung memotong, "Kenapa sekarang kamu berubah menjadi seorang penyokong? Hanya sayangnya... jika wajah tampan, yah cukup bisa bergantung pada wajahmu, tapi menjadi penyokong? Ah! Ada banyak pria yang ingin naik ke ranjangku. Raymond, apa kamu pikir jika kamu menggunakan identitasmu sebagai penyokong, kamu bisa mendapatkannya?"

Tifanny Wen langsung menyindir tajam.

Wajah Raymond Jiang perlahan-lahan malu, "Ucapan ini, apakah kamu mengakui kalau kamu menemukan pria yang lebih kaya dan berkuasa dariku? Tifanny, bukankah kamu tidak peduli dengan kekuasaan dan harta? Bukankah dirimu suka dengan kehidupan yang jujur dan bersih?"

Jelas sekali nada suara Raymond Jiang semakin menekan. Ucapan Tifanny Wen memberi pengaruh pada perasaan pria itu. Tiba-tiba Raymond Jiang berdiri dari duduknya, lalu menarik tangan Tifanny Wen yang saat ini terletak di atas meja, lalu bertanya: "Tifanny, bukankah kamu membenci pria yang selalu memohon seks? Apakah pantas, demi membalas dendam padaku kamu sampai masuk ke jalur ini?"

"Membalasmu? Raymond, aku sudah katakan, wajahmu terlalu tebal. Kamu terlalu serius pada dirimu."

"Jadi karena apa kamu melakukan hal ini? Demi uang? Dia memberikanmu berapa?" Raymond Jiang bertanya lagi, dari matanya muncul tatapan yang tidak biasa.

"Seumur hidup kamu tidak mampu membayarnya." Tifanny Wen asal bicara, lalu dengan kuat menarik tangannya tetapi Raymond Jiang terlalu kuat.

Tifanny Wen seperti mengejek harga diri Raymond Jiang atau mengejek perasaan pria itu. Pria itu semakin keras menarik tangan Tifanny Wen. Raymond Jiang melihat mata wanita itu, ejekan dan perasaan lain yang campur aduk semakin berat, Raymond Jiang seperti ingin meledakkan Tifanny Wen.

"Presdir Jiang, apa yang anda lakukan?"

Sampai...

Suara asisten Liu memecahkan situasi marah yang canggung dan tidak biasa itu.

Di dahi asisiten Liu saat ini keluar keringat dingin.

Di dunia hiburan, siapa yang tidak tahu hubungan Raymond Jiang dan Tifanny Wen?

Asisten Liu juga tidak tahu apa yang dipikirkan tuannya sampai membawa Tifanny Wen kemari.

Tiba-tiba Raymond Jiang menarik tangannya.

Raymond Jiang mengangkat kepalanya dan melihat dua orang pria sedang berjalan kemari. Satunya adalah asisten Liu dan satunya lagi... orang asing!

Tapi Raymond Jiang begitu familiar pada pria itu!

Raymond Jiang mengedip-ngedipkan matanya, tiba-tiba teringat malam dimana Febby Wen kecelakaan. Di pintu masuk rumah sakit, dia melihat pria beraura kuat. Raymond Jiang pikir pria itu adalah kekasih dari teman Febby Wen.

Yansen Mu?

Kepala Raymond Jiang kacau, dia tidak berani percaya bahwa pria ini bisa muncul bersama dengan asisten Liu.

Apa artinya jika pria itu bersama dengan asisten Liu?

Apakah pria itu adalah Yansen Mu?

"Presdir Jiang, ini adalah tempat dengan tata krama. Silahkan kembali ke rumah jika ingin menindas wanita."

Begitu masuk ke ruangan, tatapan Yansen Mu langsung terpaku ke pergelangan tangan Tifanny Wen yang memerah karena ditarik. Matanya dingin, langkah kakinya juga semakin cepat berjalan ke arah Tifanny Wen.

"Presdir Mu?" Akhirnya kesadaran Raymond Jiang kembali,  mencoba memanggil Yansen Mu.

Yansen Mu seperti tidak melihat Raymond Jiang, pria itu hanya melihat tangan Tifanny Wen, dengan dingin bertanya: "Presdir Jiang, apakah kamu tidak perlu meminta maaf karena telah menindas pasangan wanita yang ku bawa?"

Saat ini dada Yansen Mu menahan amarah. Jika bukan karena mengingatkan dirinya tidak boleh mempublikasikan hubungannya dengan Tifanny Wen, mungkin saat ini Yansen Mu sudah menerjang dan memukul orang di depannya.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu