Cinta Setelah Menikah - Bab 56 Perempuan memang, mudah cemburu (1)

“satu mana cukup? Setidaknya harus dua.”

Kakek Mu langsung berkata.

Tifanny Wen berdiri di samping tidak mengatakan apa pun. Sebenarnya dia ingin berbicara, dia tidak ingin secepat itu punya anak.

Tetapi melihat kegembiraan para tetua, dia juga tidak berkata apa pun.

….

Tifanny Wen dan Yansen Mu makan malam di Keluarga Mu. Di Keluarga Mu, Yansen Mu pasti mempunyai kamar.

Pembantu mengambil satu pakaian baru dari kamar Helen Mu. Setelah Tifanny Wen selesai mandi, yang di kenakan adalah rok tidur milik Helen Mu.

Saat ini sudah jam Sembilan malam, Yansen Mu sedang ada di ruang baca, katanya ingin mencari Beberapa buku, untuk dibawa pulang besok.

Tifanny Wen melihat – lihat kamar lelaki ini, hanya merasa design kamar ini sangat dingin. Hanya ada warna abu dan putih, meskipun cuaca sekarang tidak dingin, tapi membuat orang merasa sangat dingin.

Di kamar, selain sebuah meja , lemari pakaian, dan Beberapa laci, sudah tidak ada barang lain lagi.

Bahkan ranjang saja, berwarna abu – abu.

Tifanny Wen merasa penasaran dan naik ke atas ranjang, pandangannya justru tertuju ke sebuah aksesoris yang terletak di atas laci dekat ranjang.

Itu adalah gelang perempuan, giok berwarna merah darah, seperti darah menetes dari air jernih, dan kecemerlangannya seperti berlapis emas ringan, mem-pesona tetapi lembut.

Mata Tifanny Wen berkilauan, saat mengambil dan melihatnya, justru menyadari di ujung giok ini terlihat sedikit kecacatan, seperti belum selesai di poles. Tetapi sisi lainnya, terlihat sangat lembut, sangat rapi, dapat dilihat kalau ini dibuat oleh orang yang sangat hebat.

Tifanny Wen menghela napas, merasa ada sedikit kejanggalan: mengapa di ranjang Yansen Mu bisa menyimpan sebuah gelang perempuan?

Di tengah kebingungan, pintu tiba – tiba terbuka.

Seorang pria tinggi masuk dan sekalian menutup pintu.

Di tangannya, masih membawa Beberapa buku. Setelah masuk kamar, dia melangkahkan kaki dan menuju ke dekat ranjang.

Yansen Mu melihat Tifanny Wen matanya tertuju pada giok yang di pegang perempuan ini, dia terkejut. Dengan segera melepaskan sandalnya dan bertanya: “kamu menyukainya?”

“bagus memang bagus, hanya saja giok ini ada sedikit kecacatan di Beberapa sisi.” Tifanny Wen berkata dengan jujur, melihat ke pakaian Yansen Mu yang berwarna abu.

Yansen Mu sudah mandi sejak awal sebelum perempuan ini. Hanya saja setelah mandi terpikirkan untuk mencari Beberapa buku.

“ini masih butuh Beberapa waktu untuk menyelesaikannya. Tunggu satu minggu kemudian, setelah aku memolesnya, akan kuberikan padamu.”

Yansen Mu mengulurkan tangannya dan mengambil giok dari tangan Tifanny Wen, menaruh di atas laci, menaruh Beberapa buku, mengulurkan tangan dan memeluk perempuan ini.

Tifanny Wen terkejut, “ini kamu sendiri yang memolesnya?”

“iya. Satu tahun yang lalu aku menemukan giok merah ini di luar negeri, melihat warnanya yang bagus, mengambilnya dan membuatnya menjadi gelang.” Yansen Mu berkata.

Dia tidak berkata, sebenarnya cara ini.. dia tidak mengerti sama sekali. Hanya saja setelah mendapat giok itu, dia baru pergi meminta ajaran seorang guru.

Tifanny Wen justru terkejut….

Satu tahun kemudian…

Satu tahun kemudian dia sendiri memoles gelang perempuan. Maksud ini… bahkan orang bodoh saja bisa memikirkan kalau ini untuk mendapatkan hati seorang perempuan.

Jika tidak, saat itu tidak ada apa – apa, mengapa harus membuat sendiri gelang ini?

Jika tertarik, dia juga bisa membuat gelang lelaki. Tetapi ini gelang perempuan… dan kelihatannya model ini seperti dipakai perempuan berumur 20 tahun, untuk diberikan kepada ibu, atau nenek sepertinya tidak mungkin.

Untuk adik perempuan? Seorang kakak bisa mempunyai niat ini kepada adiknya

Kalau begitu, maka dia hanya bisa memberikan ini kepada perempuan yang dia sukai.

Satu tahun kemudian, dia belum Bertemu dengan dirinya…

Hanya saja, orang ini, memberikan barang yang dia persiapkan untuk orang lain kepada dirinya?

Tifanny Wen merasa sedikit sesak. Hanya saja dia diam – diam menghela napas. Berkata dalam hatinya: perempuan, memang mudah cemburu, siapa yang tidak punya orang yang di cintai.

Sesaat dia memarahi dirinya, tetapi masih merasa tidak puas, langsung tiduran di ranjang, membalikkan badan dan melihat Yansen Mu, berkata: “tidur dulu.”

Yansen Mu ikut berbaring, tidak menyadari ada yang aneh dari gaya bicara Tifanny Wen. Dengan sekuat tenaga, membalikkan badan perempuan ini, menekan perempuan ini, tanpa malu – malu mencium bibir perempuan ini.

Setelah mencicipi perempuan ini kemarin….

Dia menyadari tidak sampai satu malam, dia sudah kecanduan…

“em…”

Tifanny Wen merasa kesakitan, hatinya yang marah tadi…. Apakah orang ini menyadari kalau dia sedang marah?

Berhubungan dengan lelaki yang tidak mengerti hati perempuan, benar – benar sangat pahit.

Tetapi dia juga tidak merasa kalau lelaki ini berbuat salah, justru merasa kalau dirinya mudah cemburuan.

Tifanny Wen tidak mempunyai alasan untuk mendorongnya, maka dia tidak mendorongnya. Ciuman Yansen Mu semakin memanas, berbeda dengan sebelumnya, ciumannya kali sudah mempunyai teknik. Bibirnya setelah mencium bibir perempuan ini, menuju ke leher, hingga tulang selangkanya. Setelah lelaki ini berkali – kali menggesek, Tifanny Wen merasa badannya semakin memanas, terutama pakaiannya sudah di buka semua oleh lelaki ini, saat badannya menabarak dada lelaki ini, hormonnya yang kuat membuat pertahanan perempuan ini runtuh.

Ini adalah…

Walaupun mulut berkata tidak, tapi badannya sangat jujur.

Tifanny Wen mengakui dirinya rapuh di hadapan nafsu lelaki ini, setelah diam – diam menyalahkan diri sendiri, dia tiba – tiba membalikkan badan, menggunakan tenaganya yang kecil mengganti posisinya…

Yansen Mu terkejut….

Setelah dia tersadar, gadis ini sudah menjadi sisi yang inisiatif….

…..

Novel Terkait

Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu