Cinta Setelah Menikah - Bab 291 Tuan Mu, Ada Yang Mengerjai aku (1)

Jelas – jelas ini sedang di hukum berdiri bukan.

Hanya membatalkan cuti, bisa menghabiskan waktu berapa lama?

Untung saja, Tifanny Wen sekarang ingin mendengar Yansen Mu mengapa datang ke sini, maka, dia hanya berdiri di samping, tidak mengatakan apa pun.

Hanya saja, tiga orang itu duduk, hanya dia saja yang berdiri, jika di lihat orang, sebenarnya…. Keberadaannya juga sedikit canggung.

Tapi, biasanya para artis punya kulit wajah yang tebal.

Lagi pula Tifanny Wen sekarang tidak merasa canggung sedikit pun, mengangkat kepala, dan melihat ke arah Yansen Mu.

“sutradara Ken, nona Lanny, tuan Mu, ini adalah daftar nama jurusan film di sekolah kami. Sebenarnya aku adalah guru pendamping di kelas Bahasa, hanya saja, sekarang guru pendamping di jurusan film sedang Menikah, dan cuti, meminta tolong kepadaku untuk menjadi guru pendamping di jurusan film.”

Hendra Wang saat ini bahkan tidak melihat Tifanny Wen, saat berhadapan dengan 3 orang di depan, suaranya terdengar sangat sopan, bahkan tidak berani mengangkat kepalanya.

Semua yang dia bicarakan terus bersambung.

Hanya saja, Tifanny Wen dari nada bicaranya, dapat mendengar kalau dia sangat gugup.

Ternyata, Yansen Mu ini, ingin mencari murid dari jurusan film.

Dan juga, sutradara Ken ini, tidak mungkin mencari murid dari jurusan Bahasa bukan.

“begini. Guru Wang, kamu juga tahu dulu aku lulusan dari jurusan film di universitas Nanqiong. Aku sudah tuan, berencana untuk membuat film terakhir. Mengenai pemain… sebelumnya di filmku, yang memerankan adalah artis terkenal dari dunia film. Tapi untuk karya terakhirku aku ingin mencoba, memilih murid dari sekolahmu. Pertama, karena aku ingin membuktikan kepada orang, karya yang aku buat setiap tahunnya bisa mendapat penghargaan, bukan karena akting dari artisnya, kedua berencana untuk membalas budi kepada sekolah, ketiga, aku membutuhkan tokoh utama perempuan timur, jadi, orang yang dulu tidak bisa ku pakau. Jadi, aku berharap bisa melakukan Audisi di sekolahmu.”

Sutradara Ken saat ini berkata.

Orang yang begitu terkenal, bahkan di sebut “sutradara pertama di dunia”, Tifanny Wen tidak terpikirkan, dia ternyata mengatakan dengan hangat seperti orang tua biasa, tidak terdengar sombong, masih dengan sopan memanggil Hendra Wang dengan panggilan “guru Wang”.

Tifanny Wen merasa sangat kagum.

Mengenai ucapan yang di katakan Ken….

Tifanny Wen kira – kira sudah mengerti.

Bagaimana pun universitas Nanqiong sangat terkenal. Mengenai ketenarannya juga sudah banyak tersebar. Sutradara Ken, memang lulusan dari sekolah ini.

Hanya saja, jurusan film dari universitas Nanqiong tidak begitu terkenal. Artis terkenal lulusan sekolah ini, sangat sedikit selain dari Ken.

Jika, Ken memilih aktor dari sini, tokoh utama dari karya barunya dari universitas Nanqiong.

Maka, bagi universitas Nanqiong, dapat menjadi promosi yang bagus.

Dan Ken berbicara ingin menggunakan karya terakhirnya untuk membalas budi kepada sekolah, ini adalah benar.

Apalagi, masih bisa berada di filmnya. Maka tokoh utamanya…. Sudah bisa menjadi terkenal. Juga dapat membantu adik kelasnya.

Di tambah lagi….

Ken bukanlah orang timur. Semua karyanya di latar belakangi dunia barat, aktor di karyanya sebelumnya juga adalah aktor barat.

Jika dia ingin mengganti orang timur, memang, dia butuh memilih tokoh baru.

Dan, orang seperti ini, membuat karya terakhir yang dia sukai, juga tidak meminta harus artis orang timur terkenal.

Kali ini, Tifanny Wen mengerti alasan Ken ada di sini.

Yang mengejutkan adalah, masalah seperti ini, Ken yang mengurusnya sendiri, bahkan dia tidak membawa asistennya.

Mengenai Lanny…..

Jangan – jangan, apakah dia juga ikut berperan di dalam film ini?

Kalau begitu Yansen Mu….

“mengenai orang ini, tadi aku sudah memperkenalkannya Kepadamu. Adalah investor filmku kali ini. Setelah Sentrum Group memasuki bidang film, film pertama yang dia pilih untuk investasi adalah film ku.”

Kali ini, sutradara Ken berkata dengan ramah.

Tifanny Wen:….

Sentrum Group sebelumnya tidak pernah berada di bidang film, juga hanya baru memulainya setengah tahun yang lalu.

Tifanny Wen tidak terpikirkan, dia baru memasuki bidang film, Yansen Mu sudah berinvestasi sebesar ini?

Hanya saja, Tifanny Wen melihat ekspresi sutradara Ken saat menatap Yansen Mu dan Lanny, sepertinya…. Mereka sangat akrab, tidak seperti baru bekerja sama.

Ternyata, sutradara Ken berkata lagi: “oh…. Tentu saja, dalam memilih tokohnya aku akan bertanggung jawab sepenuhnya. Aku dulu berhutang budi kepada Yansen, jika tidak memperhitungkan umur maka kita juga bisa menjadi teman, hari ini juga dia diminta datang oleh ku dan Lanny ke sini. ”

“oh? Teman? Jelas Yansen adalah gurumu, dulu kamu menyukai satu game, meminta Yansen untuk menjadi gurumu mengajarimu bermain game. Masih meminta Yansen untuk meminta game itu mengganti program permainannya.” Akhirnya Lanny memutuskan pembicaraan Ken, sama sekali tidak memberi muka kepada Ken.

“pu….” Tifanny Wen yang mendengarnya langsung tertawa.

Apa?

Yansen Mu sebelumnya masih menjadi guru dari sutradara Ken? Mengajari dia bermain game, masih meminta dia untuk meminta perusahaan game mengganti program permainannya?

Tifanny Wen melihat, Hendra Wang yang ada di tempat duduk seakan berkeringat dingin, langsung menyeka keringatnya, lalu berkata:

“sutradara Ken, tuan Mu, nona Lanny, kalian tenang saja, aku akan langsung mengaturnya, memastikan orang yang sudah mendaftar untuk mengikuti Audisi, kalian bisa setiap saat untuk mengatur waktu Audisi.”

“baik. Sebenarnya hari ini aku berencana untuk tinggal lebih lama di sekolah. Sekarang kamu bisa meminta murid terbaik di jurusan film untuk tampil di depanku.” Ken berkata,”mengenai sisanya, untuk orang yang mendaftar, lain kali aku baru datang untuk melihatnya.”

Hendra Wang yang mendengarnya, langsung senang, “baik. Aku akan langsung mengaturnya.”

Selesai berbicara, dia langsung menelepon, meminta guru yang bertanggung jawab untuk meminjam ruang aula.

Setelah itu, dia melihat ke arah Tifanny Wen, berkata: “kemari, ini nomor guru Liu, kamu cari dia untuk meminjam kunci aula pertama, lalu bersihkan sebentar. Nanti sore, tempat itu akan di jadikan tempat Audisi. Ingat, jangan ada debu.”

Tifanny Wen:…..

Jadi, dia tidak tahu kalau dirinya kesini hanya untuk membatalkan cuti sekolahnya?

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu