Cinta Setelah Menikah - Bab 61 Keributan (2)

Saat ini Tifanny Wen sedang duduk di atas sofa dan Yansen Mu yang berada di sebelah sedang menonton sebuah film.

Jari Tifanny Wen mengetuk-ngetuk tangan Yansen Mu, teringat di internet tersebar berita tentang peraturan rahasia dirinya, Tifanny Wen merasa: dirinya seperti benar-benar berjalan di jalur 'orang khusus karena pengaruh kuat suaminya' .

"Aku hanya memberikanmu kesempatan kecil, bisa atau tidaknya menjadi brand ambassador itu adalah kemampuanmu. Apakah kamu tidak percaya dengan kemampuanmu?"

Yansen Mu mengesampingkan kepalanya melihat Tifanny Wen lalu tersenyum.

"Jika aku tidak memiliki kemampuan? Lalu besok tidak mendapatkan persetujuan dari para juri. Apakah kamu bersiap untuk memberikan posisi brand ambassador ini ke orang lain?"

Tanpa berpikir Tifanny Wen langsung bertanya.

Dia merasa kurang percaya diri, tapi dia juga merasa penyemangat di belakangnya tidak jalan juga sama saja bodoh.

Ketika Tifanny Wen mengatakan hal itu, tidak sadar wanita itu memutar-mutar pergelangan tangan Yansen Mu. Mata besar Tifanny Wen terangkat, matanya yang jernih langsung menatap Yansen Mu. Nada suaranya terdengar tegas, tapi ekspresi matanya terlihat berhati-hati.

Jika dirinya adalah orang kesayangan Yansen Mu, ketika bertanya, Tifanny Wen berpikir, dia akan menggunakan tatapan mata yang memperingatkan dan memberitahu pria itu: Berani mengangguk, aku akan membinasakanmu!

Karena cinta seorang pria, wanita baru bisa memiliki kepercayaan untuk menindas.

Tapi ekspresi mata Tifanny Wen, agak berhati-hati dan kurang percaya diri.

Karena menurut Tifanny Wen, pria itu bisa dengan mudahnya memberikan dirinya kemudahan dan kenyamanan, tapi Tifanny Wen tidak memasukkannya ke dalam hati.

Karena tidak ada cinta, Tifanny Wen tidak memiliki kepercayaan diri untuk bermanja-manja di depan Yansen Mu.

"Kalau aku mengangguk, apa kamu akan ribut?"

Terlihat kalau Yansen Mu tidak paham dengan tatapan Tifanny Wen. Perasaan ini membuatnya hampir seperti pria yang pikirannya kosong. Dari awal dia tidak bisa menebak hati perempuan.

Saat ini Yansen Mu hanya bertanya pada Tifanny Wen, seperti mengejek. Yansen Mu melihat Tifanny Wen mengangkat kepala menatap langsung dirinya, mata wanita itu sejernih air dan menggoda. Jantung Yansen Mu berdegup. Yansen Mu tidak bisa menahannya, lalu mengulurkan tangan memeluk Tifanny Wen dan membawa wanita itu ke pangkuan. Tangan besar Yansen Mu menyelinap masuk ke dalam rambut Tifanny Wen yang bergelombang.

"Ribut bagaimana? Aku ribut? Apa ada gunanya?" Tifanny Wen masih larut dalam masalah ini.

Ribut?

Yansen Mu memberikan posisi brand ambassador ke orang lain karena Tifanny Wen yang tidak memiliki kemampuan. Setelah itu dia akan meributkan masalah ini dengan Yansen Mu? Eh eh eh... ini sama saja Tifanny Wen terlalu membuat dirinya serius.

Hati orang ini masih memikirkan orang yang dicintainya selama empat tahun. Pria itu hanya menjadikan Tifanny Wen sebagai istri formalitas. Ribut? Tifanny Wen merasa dirinya tidak memiliki hak untuk meributkan hal tersebut.

"Bagaimana... jika kamu mencobanya?"

Baru saja Tifanny Wen selesai bicara, suara rendah Yansen Mu terdengar pelan di telinga.

Walaupun pelan, tetapi suaranya mampu menekan dialog antara pemeran utama di film-film saat ini.

Tifanny Wen terkejut, "Sebenarnya aku ingin mencobanya. Tapi sekarang kamu belum juga memprovokasiku untuk ikut. Aku ingin membuat masalah tapi tidak bisa."

"Mmm..."

Baru saja selesai berucap, bibir Tifanny Wen dicumbu oleh pria di depannya. Detik selanjutnya, bibir hangat dan lembut pria itu menyentuh telinga Tifanny Wen. Suara tawa yang rendah itu menghentak kepala Tifanny Wen dan membuat pikirannya kosong beberapa menit, "Mau tidak? Aku mencoba memprovokasimu dulu, hm?"

Setelah itu……

Seseorang sama sekali tidak menyadari bahwa dia adalah wanita yang masuk dalam jebakan ucapannya. Tiba-tiba Tifanny Wen merasa pinggangnya dipeluk erat. Ketika menunggu Tifanny Wen kembali sadar dengan ucapan penuh arti Yansen Mu, tubuh Tifanny Wen sudah diletakkan di atas sofa. Tubuh pria itu sudah sedari awal berada di atasnya.

Yansen Mu juga tidak tahu sejak kapan menyentuh tombol off ke remote televisi.

Lampu di kamar saat ini tidak menyala. Layar televisi sudah mati, di depan Tifanny Wen hanya tersisa gelap.

"Pria jahat! Yang aku maksud bukan memprovokasi ini..." Tifanny Wen ingin menangis tapi tidak ada air mata yang keluar.

Tifanny Wen bisa merasakan dengan jelas bahwa tubuh pria itu yang berada di atas tubuhnya semakin lama semakin panas. Hembusan napas Yansen Mu yang panas berada di telinganya, jatuh di atas kulit Tifanny Wen seakan-akan menggigit dan sama sekali tidak ada tanda-tanda untuk mengendalikannya.

Jika dia memprovokasinya seperti ini, Tifanny Wen benar-benar ingin ribut!

Tidak peduli jika Tifanny Wen tidak memiliki kekuatan, Tifanny Wen ingin marah dan membuat keributan!

Pria jahat! Dua hari yang lalu dan kemarin, pria itu sudah menidurinya dengan cukup!

Tifanny Wen langsung mendorong orang yang berada di atasnya, dengan kesal berkata: "Jika kamu seperti ini lagi, besok aku tidak perlu datang ke audisi brand ambassador. Aku sungguh-sungguh tidak punya cara untuk bertemu dengan orang. Pria jahat... jangan malam ini..."

Saat ini Tifanny Wen sangat menyesal. Harusnya dirinya tidak membiarkan orang ini beraksi saat pertama kali.

Di saat Tifanny Wen sedang kesal, tiba-tiba layar televisi menyala. Yansen Mu yang kembali menyalakannya.

Akhirnya ada cahaya di depannya. Tifanny Wen mengedipkan matanya dan melihat pria itu sudah duduk di depan sofa dan melepaskan dirinya. Sepasang mata gelap itu dengan lembut menatap dirinya, dengan nada kesal berkata: "Kali ini keributanmu berhasil."

Secara tersirat, pria itu masih mendengarkan ucapannya.

Yansen Mu menundukkan kepalanya dan melihat Tifanny Wen sedang mengernyit.

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu