Cinta Setelah Menikah - Bab 256 Mendapat Hinaan Saat Diwawancara Reporter (2)

Setelah Baim Su melihat Nara Gu dan Samuel Mu dengan eskpresi wajah yang aneh, dia pun diam-diam menerka raut wajah Yansen Mu, dia menyadari raut wajah Yansen Mu ternyata sama seperti dugaannya, raut wajahnya terlihat sangat muram!

Aneh jika Yansen Mu merasa senang melihat 2 orang yang tidak ingin dilihatnya ini.

Baim Su sangat mengerti bahwa Yansen Mu tidak ingin bertemu dengan Nara Gu.

Saat itu juga, dia juga mengerti bahwa Yansen Mu sebenarnya..............hubungan Yansen Mu dengan paman keduanya yang bernama Samuel Mu ini memang tidak baik. Tidak baik hingga ke tahap................sebelumnya dia bahkan tidak pulang ke rumah demi tidak bertemu dengan saudaranya ini!

Benar! alasan Yansen Mu waktu itu tidak pulang ke rumah keluarga Mu adalah ini. Hingga saat saudaranya tidak tinggal di rumah, barulah dia bisa pulang ke rumah keluarga Mu.

Baim Su sebenarnya.................tidak begitu mengerti jelas mengenai alasan spesifiknya.

Dia hanya tahu bahwa Yansen Mu sangat membenci paman keduanya ini.

“Kalian kenapa bisa ada disini?”

Berbeda dengan Baim Su yang memiliki sikap segan, Yansen Mu langsung bertanya pada Nara Gu dan Samuel Mu, intonasi bicaranya tidak menutupi rasa tidak suka dia terhadap mereka.

“Yansen, apakah begini caramu berbicara pada pamanmu ini?” ucap Samuel Mu: “Dan juga, ini, kalian sudah lama tidak bertemu, apa kamu bahkan lupa bagaimana menyapa dia?”

“Yansen.” Nara Gu segera menyapanya.

Dia menyapanya seolah sebelumnya tidak pernah terjadi keributan yang tidak menyenangkan diantara dia dengan Yansen Mu.

“Ayah, Fanny dimana?” Yansen Mu mengabaikannya, dia langsung melihat ke arah ayah Mu, lalu bertanya.

Hukkkk...............

Ayah Mu baru saja sedang meminum air, dia hampir saja tersedak.

Istrinya, untuk apa dia menanyakan ini pada dirinya?

Dia malah ingin bertanya kenapa dia hanya datang seorang diri.

“Tidak bersama kamu?’

“Tidak.” ucap Yansen Mu: “Aku tadi sedang di luar, dia sedang berada di rumah, mungkin terlambat sedikit.”

Yansen Mu menebak bahwa Tifanny Wen mungkin masih belum datang, tatapan matanya berbinar, kemudian dia duduk, dan tidak mengatakan kalimat selebihnya lagi.

Meskipun hubungan Yansen Mu dengan ayahnya ini sangat baik. Tetapi anak dan ayah ini bukanlah orang yang suka berbincang. Oleh karena itu, saat bertemu, mereka hanya berinteraksi menggunakan ekpresi mata, kemudian setelah berbincang beberapa kata, mereka pun tidak banyak berbincang lagi.

Ayah Mu juga merasa tidak berdaya terhadap sikap Yansen Mu.

Bahkan tidak bisa merubahnya.

Tetapi raut wajah Samuel Mu dan Nara Gu saat ini terlihat muram.

“Baim, Tifanny dimana? kenapa terlambat?” Samuel Mu saat ini bertanya pada Baim Su.

“Tidak terlambat, ayah menentukan waktu bertemu pada pukul 7.30.” Pada akhirnya Yansen Mu yang sebelumnya malas menghiraukan Samuel Mu ini tiba-tiba merebut perkataan Baim Su dan mewakilinya menjawab pertanyaan Samuel Mu.

“Apa dia berencana datang terlambat? benar-benar tepat waktu.” Samuel Mu tersedak, lalu dia melanjutkan perkataannya.

“Jalan Fanny jauh dari sini.” ucap Yansen Mu.

“Oh. begitu ya! aku mengira pekerjaan dia semacam ini, keluar dari rumah pun harus merias diri hingga beberapa jam.” ucap Samuel Mu.

Meskipun Samuel Mu memanggil Yansen Mu dengan panggilan sapa “Yansen”, tetapi dari beberapa ucapannya ini, sangat terkesan tidak begitu sopan saat dia mengatakan kalimat ini pada Yansen Mu.

Saat Samuel Mu mengatakan beberapa kata ini, dia juga melihat ke arah ayah Mu, didalam hatinya diam-diam berpikir, kakak tertua sangat benci terhadap orang yang suka datang terlambat! meskipun tepat waktu, tetapi sebagai kaum muda, tetap saja dianggap datang terlambat dari siapapun, dia berpikir, berdasarkan hal ini, kakak tertua pasti tidak akan menyukai Tifanny Wen sedikitpun.

Faktanya, ayah Mu saat ini memang tidak sabar, dia melihat ke arah luar sambil mengerutkan alis.

Yansen Mu juga demikian, dia melihat ke arah luar, tetapi saat pandangan matanya melihat ke arah luar, ekspresi matanya berangsur-angsur lembut.

Nara Gu searah mengikuti pandangan matanya, saat dia mengalihkan pandangan mata, dia melihat ayah Mu sedang mengerutkan alis dengan erat juga mencibirkan sudut bibir, senyuman di wajahnya pun tiba-tiba memudar...............

.................................

Tentu saja Tifanny Wen bukanlah orang yang tidak tepat waktu.

Faktanya, dia hari ini bahkan tidak merias diri terlebih dahulu, dia malah langsung berangkat.

Hanya saja, karena dia menyerahkan beberapa hal terlebih dahulu kepada Gina Si, sehingga dia menunda sedikit waktunya. Tentu saja, hal terpenting adalah dia ingin pergi bersama Yansen Mu, tetapi dia malah tidak bisa menemukannya, proses mencarinya pun memang menambah waktu yang tertunda.

Ditambah lagi, ayah Mu sudah mengatakan padanya bahwa tidak masalah jika tiba pada pukul 7.30. Karena Tifanny Wen merasa dirinya tidak akan terlambat, tentu saja dia pun tidak berpikiran sembarangan.

Lagipula, jarak perjalanan dia dari sini memang sedikit jauh.

Setelah mobilnya berhenti di tempat parkir bawah tanah, Tifanny Wen pun melangkahkan kakinya menuju lantai 1 Sentum hotel.

Saat ini Tifanny Wen memperlihatkan wajah aslinya, tentu saja harus mempersiapkan masker, kaca mata hitam juga topi saat keluar dari rumah.

Saat dia tiba di lantai 1 Sentum hotel, dia melihat jam, waktu sudah menunjukkan pukul 7.05, tentu saja masih sempat datang tepat waktu, bahkan lebih cepat hampir setengah jam.

Hanya saja.................

Saat Tifanny Wen berjalan di restoran lantai 1, pandangan matanya dengan sangat cepat dipikat oleh layar televisi ekstra lebar yang berada di atas restoran lantai 1.

Saat ini, layar televisi itu sedang menyiarkan acara siaran langsung periode malam ini “Acara Kompetisi Bintang Baru”.

Tifanny Wen tidak memiliki kesempatan untuk datang ke lokasi acara, tetapi dia tidak menyangka dirinya masih bisa melihat siaran acara ini tepat berada disini.

Tetapi, acara ini mulai pukul 7 malam.

Sekarang baru lebih 5 menit.

Yaitu pembawa acara baru saja selesai siaran dan para tutor pun baru memasuki lokasi. Mengenai para penyanyi ini, mereka semuanya belum pernah tampil di atas panggung.

Tetapi..................

Queenie Si! salah satu tutor acara ini, sekarang tentu saja sudah muncul di layar video.

“Sekarang sudah tiba waktunya tutor kami menyumbangkan sebuah lagu, siapa yang bisa menebak, siapakah tutor pertama yang akan menyumbangkan sebuah lagu untuk memberikan semangat?”

Tifanny Wen mendengar pembawa acara saat ini sedang mengatakan seperti itu.

Meskipun acara kompetisi bintang baru ini terbilang sebagai panggung penyanyi baru yang berbakat. Tetapi, para tutornya juga perlu menampilkan diri di atas panggung. Pertunjukkan pertama, kira-kira setiap tutor akan menyanyikan 1 hingga 2 lagu.

Tentu saja, juga ada kemungkinan 1 tutor menyanyikan 2 lagu, dan giliran tutor lainnya akan bernyanyi pada pertunjukkan berikutnya.

Dan tutor pada acara ini berjumlah 3 orang.

Novel Terkait

Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu