Cinta Setelah Menikah - Bab 111 Pesta Perayaan (2)

Di malam acara amal, ketika Raymond Jiang mendengar bahwa hubungan Yansen Mu dan Tifanny Wen dekat, walaupun Raymond Jiang terkejut, tapi pria itu masih enggan mempercayainya.

Mereka hanya teman biasa!

Wanita itu tidak memiliki kemampuan! Apa dia pikir dengan bergantung pada teman, orang lain akan menganggapnya?

"He he!"

Raymond Jiang tertawa dingin lagi.

Tentu saja...

Jika dia membiarkan Tifanny Wen tahu pikiran dan tebakannya, pasti akan sangat lucu.

Tifanny Wen masih tidak mengatakan apa-apa dan Raymond Jiang kembali memberikannya sebuah pertunjukan.

Tatapan Tifanny Wen saat ini sangat dingin!

"Jika berani, katakan sekali lagi." Tifanny Wen menghentikan langkah kakinya, tiba-tiba mengangkat dagu dan bersuara penuh tekanan.

Tifanny Wen bisa mengabaikan semua fitnahan Raymond Jiang.

Tetapi...

'Pelacur!'

Kata ini sungguh membuatnya marah!

"Kenapa? Aku bilang di kalangan penyokong, ketertarikan mereka pada pelacur sepertimu tidak akan lama. Kamu marah? Tifanny, apakah mungkin setelah kamu melakukan hal kotor, kamu masih bisa berdiri sebagai wanita yang suci?" Raymond Jiang adalah Raymond Jiang. Begitu melihat tatapan mata Tifanny Wen, pria itu langsung tahu apa yang membuat Tifanny Wen marah.

Gadis bodoh ini, bahkan jika karena ingin membalas dendam padanya dan berjalan di jalan yang salah, tapi wanita itu masih tidak memperdulikan harta dan tahta...

"Plak!"

Tiba-tiba suara tamparan keras terdengar jelas di ruangan.

Tiba-tiba muncul bekas tamparan keras di wajah Raymond Jiang.

Bekas tamparan itu sangat jelas. Di wajah pria itu ada bekas berwarna sangat merah.

Tapi bukan Tifanny Wen yang menampar.

"Wanitamu itu, dia lah pelacur! Ucapanmu bagus, karena melakukan hal kotor maka tidak bisa suci lagi, maka dari itu, kamu pria bodoh! Tifanny ku sekarang tidak ingin membuang uangnya untuk menggoda gigolo miskin dan tidak memiliki kemampuan sepertimu! Pergi!"

Suara kasar yang menyerang balik itu terdengar jelas di samping Tifanny Wen.

Tifanny Wen memiringkan kepala dan melihat Helen Mu yang seksi dan berani. Saat ini dada wanita itu menyembul ke atas. Helen Mu mengangkat tangannya dan belum diturunkan.

Jelas kalau Helen Mu yang melakukan tamparan tadi.

"Gadisku! Tanganku sakit sekali! Sesuai tebakanku, wajah gigolo itu tebal sekali. Sulit dipukul."

Selesai bicara, Helen Mu mengabaikan tangannya. Mungkin pukulan tadi seperti mengotori tangannya.

Pria sialan!

Helen Mu tahu kalau Tifanny Wen yang mendapatkan perlakuan buruk ini, tapi dirinya tidak menyangka kalau si brengsek Raymond Jiang nyatanya bersikap seperti ini pada Tifanny Wen.

Pelacur?

Brengsek!

Berani mengatakannya pada sahabatnya, pria itu sungguh mencari pukulan.

Nanti dia harus mengatakan pada kakaknya untuk membuat pria brengsek itu mati.

Bagaimana dengan Raymond Jiang sekarang?

Pria itu masih terkejut!

Tamparan Helen Mu datang dengan sangat tiba-tiba.

Tadi Helen Mu baru saja keluar dari toilet. Tiba-tiba langsung berjalan ke depan Tifanny Wen dan menampar pria itu.

Saat itu Raymond Jiang hanya memperhatikan Tifanny Wen, mana mungkin terpikirkan tiba-tiba akan muncul seorang wanita yang lebih galak dari Tifanny Wen.

Raymond Jiang memiringkan kepala dan mengenali Helen Mu.

Helen Mu adalah sahabat Tifanny Wen. Dulu Raymond Jiang sering mendengar Tifanny Wen menceritakan wanita itu.

Ternyata wanita ini kembali!

"Sialan!" Pria seperti Raymond Jiang yang selalu memperhatikan imej, saat ini tidak tahan untuk mengucapkan ungkapan kotor.

Raymond Jiang menurunkan tangan itu dari wajahnya, tiba-tiba mengayunkan tangannya ke arah Helen Mu untuk memukul wanita itu.

Raymond Jiang tidak pernah memukul wanita!

Jika hanya ditampar wanita ini, dia masih bisa menahannya.

Tapi wanita ini berani menghinanya. Mengatakan kalau dirinya gigolo? Mengatakannya pria penggoda? Sebagai pria, Raymond Jiang tidak tahan.

Terlebih lagi, menurut Raymond Jiang, Helen Mu bukanlah dari kalangan manapun. Memukulnya tidak masalah. Raymond Jiang masih ingat, uang sekolah wanita itu, wanita itu yang mencarinya sendiri. Terkadang saat tidak cukup uang, wanita itu sering meminjam ke Tifanny Wen.

Raymond Jiang tahu, ucapan Helen Mu saat ini menunjukkan bahwa dulu dirinya selalu bergantung pada Tifanny Wen yang berhasil membesarkan perusahaan. Helen Mu langsung membawa masa lalu Raymond Jiang dan Tifanny Wen, lalu mencapnya sebagai 'gigolo' yang menukar Tifanny Wen.

Harga dirinya sebagai pria membuat Raymond Jiang tiba-tiba kehilangan kontrol. Tatapan Tifanny Wen jatuh ke kepalan tangan itu. Dalam jarak dekat Tifanny Wen bisa merasakan aura membunuh itu dengan jelas.

"Melly." Tiba-tiba Tifanny Wen memanggil.

Sebenarnya Melly, pengawalnya, berdiri tidak jauh dari tempatnya.

Hasilnya...

Tinjuan Raymond Jiang benar-benar dihalangi seseorang, tapi bukan Melly yang menghalangnya.

"Apa yang kamu lakukan? Ingin ribut denganku? Kemari! Kebetulan kepalan tanganku sangat gatal. Mau coba?"

Novel Terkait

Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu