Cinta Setelah Menikah - Bab 132 Insiden Kecelakaan Mobil (1)

Tidak tahan untuk mengatakan sesuatu.

Contohnya insiden ketika tuan Mu mendengar ucapan Tifanny Wen saat itu...

Ketika pagi hari Tifanny Wen datang ke lokasi syuting, yang menyetir mobil adalah Tifanny Wen. Tanggung jawab Melly sebagai pengawal seperti sebuah dekorasi yang hanya berada di samping Tifanny Wen. Sebelum Tifanny Wen turun dari mobil, ketika bertemu dengan Juwita Wen, Melly berada di samping tanpa berkata apapun, hanya diam melihat Tifanny Wen dan Juwita Wen bercakap. Ketika Tifanny Wen syuting, sebagai pengawal, Melly tidak mengatakan apapun, selain sepasang bola matanya yang terus menerus memperhatikan Tifanny Wen dan orang disekeliling, Melly tidak berinisiatif untuk berbicara dengan  Tifanny Wen.

Saat ini, tiba-tiba Melly membuka mulutnya, ditambah memanggil Tifanny Wen dengan sebutan 'nyonya', membuat Tifanny Wen terkejut.

Tifanny Wen ingat, wanita ini tidak pernah memanggilnya begini, biasanya hanya memanggil dengan sebutan 'kamu'.

Tifanny Wen memutar kepalanya dan melihat Melly menatapnya dengan rumit. Tifanny Wen terkejut dan bertanya: "Ada apa?"

Melly yang semula ingin bicara menjadi terdiam.

Sebenarnya, ketika Melly kalut apakah dia harus membicarakan hal ini, apakah harus bertanya tentang hal ini. Tetapi, hasil dari yang dia tanyakan bisa dibilang tidak baik. Kalau tidak dikatakan, yang tidak nyaman juga hanya satu orang. Mungkin Tifanny Wen tidak memiliki cara lain untuk menghadapi tuan Mu. Setidaknya dia sudah mengatakannya dan juga tidak bisa merubah fakta bahwa ada pria lain yang tersimpan di hati Tifanny Wen.

Tapi saat ini, Melly selalu terpikirkan tentang tuan Mu yang tidak pernah pulang. Dia tebak, tuan Mu begitu karena benar-benar marah pada Tifanny Wen dan tidak ingin bertemu dengan wanita itu.

Kasihannya, Tifanny Wen sama sekali tidak tahu hal salah apa yang dia perbuat. Jika dirinya tidak mengatakannya, apakah Tifanny Wen akan terus tidak tahu kenapa tuan Mu marah padanya?

Melly memanyunkan bibir, giginya menggemeretak, tiba-tiba berkata: "Sebenarnya ketika di rumah sakit, tuan Mu..."

"Oh! Bukankah ini artis top Tifanny Wen? Kenapa berdiri di sini? Jika ingin pergi, cepat pergi. Jangan di sini menghalangi pandangan Nara Gu kami."

Suara nyaring seorang wanita tiba-tiba terdengar, tepat sekali memotong ucapan Melly.

Melly tercengang. Melly memutar kepalanya dan sadar sekumpulan orang sedang berjalan ke arahnya.

Tangan wanita yang pertama kali bersuara itu memegang kipas, di atas kipas ada foto seseorang, yaitu foto Gu.

Melly tentu tahu siapa kumpulan orang-orang ini. Hari ini, Gu yang belum masuk ke lingkungan para pekerja seni, tidak diduga memiliki banyak penggemar yang datang ke lokasi syuting untuk melihat wanita itu. Sekumpulan orang yang berjalan mendekat ke arah sini, kebetulan hari ini datang untuk mengunjungi Gu.

Penggemar Gu memberikan namanya sendiri dengan nama 'Goosh', nama itu terdengar menggelikan. Tapi menurut para penggemar Gu, nama marga 'Gu' sangat unik, mereka tidak perlu mengkombinasikan huruf agar memiliki arti. Menggunakan nama marga Gu sebagai nama klub penggemar merupakan nama klub penggemar yang paling mengesankan.

Hari ini, penggemar Gu yang datang ke lokasi syuting, terlihat jelas bahwa mereka bertanya-tanya dan merendahkan keberadaan Tifanny Wen. Ketika Tifanny Wen berakting, mereka memiliki kesempatan untuk menontonnya dari samping, mereka akan mengeluarkan keluhan. Ketika Tifanny Wen selesai bekerja, di samping mereka akan berbicara dengan kata-kata yang menyakitkan.

Perkataan menyakitkan yang seperti apa? Tidak perlu banyak dibicarakan, pastinya ucapan itu tentang Tifanny Wen yang iri pada Gu, Tifanny Wen yang tidak bersekolah dan perkataan dengki lainnya.

Melly juga merasa nyonyanya ini sangat dibenci.

Tapi Tifanny Wen selalu sibuk, tidak memiliki waktu untuk membuat perhitungan pada mereka.

Tidak diduga, selesai bekerja, penggemar Gu kembali menempel pada Tifanny Wen.

"Naik." Tifanny Wen malas menanggapi. Tifanny Wen naik ke mobilnya sendiri. Sedangkan penata gaya dan asistennya tidak tinggal di tempat yang sama dengannya, jadi saat ini orang yang berada di sisi Tifanny Wen hanya pengawal, Melly. Sedari awal yang lainnya sudah pergi.

Tifanny Wen memanggil Melly, tidak tertarik untuk mengobrol dengan para penggemar ini. Orang yang seperti ini sangat banyak, jika Tifanny Wen ingin membela diri, juga tidak selesai membela diri karena terlalu banyak yang seperti ini.

"Apa yang kamu lakukan? Sudah tidak percaya diri, tidak mau pergi?"

Penggemar wanita yang bersuara paling nyaring tiba-tiba menghalangi Tifanny Wen dari samping dan berkata: "Nara Gu kami sebentar lagi akan datang. Kamu harus minta maaf padanya. Hari ini kami lihat tangannya membengkak merah, itu luka bakar yang sebelumnya kamu berikan. Kamu adalah seorang artis, apakah kamu tidak tahu kalau berbuat salah harus minta maaf?"

Tifanny Wen mengangkat alisnya, melihat ke arah sana dan tersadar bahwa di belakang wanita itu ada beberapa penggemar Gu yang menatapnya dengan arogan. Tatapan semuanya sama, seperti berekspresi 'kalau tidak minta maaf, kami tidak akan melepaskanmu'.

Tifanny Wen tertawa dingin. Dirinya sangat mengerti perlindungan dari penggemar ke idolanya. Tapi orang-orang tak berotak ini tidak masuk akal, Tiffany Wen tidak berani menyetujuinya.

Akhirnya...

"Halo, satpam? Di parkiran ada orang jahat yang menghadang. Mereka berkumpul dan membuat keributan. Maaf merepotkanmu untuk datang kemari dan membantuku menyelesaikannya."

Tifanny Wen menelpon satpam, dia malas basa-basi dengan kumpulan orang yang malas dia ladeni.

Setelah menutup panggilan tersebut, Tifanny Wen pergi...

Penggemar yang berada di samping masih ingin menghalangi Tifanny Wen, karena Tifanny Wen memiringkan tubuhnya, para penggemar itu tidak bisa menarik pinggiran baju Tifanny Wen.

"Kamu... siapa yang jahat dan menghalangimu? Sialan, ternyata kamu begitu murahan? Berani sekali memanggil satpam. Kenapa tidak langsung memanggil polisi saja?" Para penggemar Gu marah besar.

Tapi saat ini Tifanny Wen sudah naik ke mobil. Sekumpulan penggemar itu hanya bisa menghalangi mobil depan Tifanny Wen, melotot ke arah Tifanny Wen tanpa menyerah. Kemarahannya lebih besar dari sebelumnya.

"Halo, apakah ini kantor polisi..." Hasilnya, Tifanny Wen benar-benar menelpon ke kantor polisi.

Novel Terkait

My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu