Cinta Setelah Menikah - Bab 29 Minta Bantuan Tuan Mu (2)

Meskipun karena kejadian kecelakaan mobil itu, tidak sedikit orang merasa Juwita munafik tapi Tiffany juga belum tentu baik, tapi setidaknya orang yang merasa begitu sudah berkurang.

Setelah Tiffany Wen keluar dari toko perhiasan, Yansen Mu tentu saja diam-diam mengikutinya juga.

Waktu itu sudah mendekati pukul 10, kedua suami istri itu naik mobil dan bersiap untuk pulang kerumah.

Didalam mobil, Tiffany memegang cincin ditangannya, matanya terus saja menatapi lelaki yang menyetir mobil itu, perasaannya masih saja kaget dan kacau.

"Tuan Mu, apakah kamu bisa memberitahuku mengapa kamu tiba-tiba menjadi orang super kaya?"

Setelah mendengar perkataan itu, Yansen berkata dengan sedikit tidak berdaya, "Nyonya Mu, apakah aku terlihat sangatlah miskin?"

Dia memang adalah orang kaya dari awal.

"Namun mobilmu ini....."

"Mobil yang di ubah sendiri, aku lebih suka diam-diam."

"Terus kamu bisa masak sendiri...."

Sekali mendengarkannya, senyuman Yansen semakin terlihat jelas, siapa bilang orang kaya tidak boleh bisa memasak?

"Tidak belajar memasak bagaimana caranya bisa menaklukan perutmu?" kata Yansen.

pipi Tiffany memerah.

lihat saja orang ini, tampan, kaya tidak suka pamer dan bisa memasak.

dibandingkan dengan dirinya sendiri.......duh! sekali dibandingkan, Tiffany serasa ingin menangis.

"Mulai besok aku akan belajar memasak."

wajahnya merah, Tiffany melirik Yansen secara diam-diam, dia lalu mengerakkan cincinnya, "Sekali tidak sengaja aku langsung membelinya, meskipun kamu terlihat tidak kekurangan uang, namun uangnya dipakai dengan cara begini juga terlalu mewah. Tuan Mu.....terima kasih."

Kartu tabungan Yansen sangatlah banyak, yang diberikannya kepada Tiffany adalah sebagian kecil dari tabungannya, jika dihabiskan sekalipun, dia juga tidak akan peduli.

Tiffany tidak tahu pasti seberapa banyak sebenarnya kekayaannya, dia merasa ini terlalu mewah juga masih masuk akal.

disaat Tiffany berbisik dalam hati bahwa ayahnya memilihkan seorang lelaki yang sangat bagus, tidak terasa dia sudah sampai dirumah.

Suasana hati Tiffany lumayan baik, namun entah kenapa, sepulangnya kerumah, dia merasa lemas, bahkan mandi saja dia juga tidak ingin pergi.

setelah Yansen selesai mandi, dia masih saja tiduran diatas sofa.

yang berbeda dengan sebelumnya adalah wajahnya yang memerah tadi berubah menjadi pucat, dia sedang menyusutkan badannya dan memegang perutnya.

Hanya waktu sekejap saja, perut Tiffany sangatlah sakit, badannya lemas, dia akhirnya tahu bahwa sepertinya dia datang bulan.

mengapa bulan ini sedikit tidak tepat waktu?

waduh! tadi ketika Yansen sedang mandi, dia mencari-cari dirumah, dia tidak menemukan pembalut, jelas bahwa sudah habis dipakai.

"Tuan Mu, aku......."

Ketika Tiffany melihat Yansen keluar dari kamar mandi, dia baru mengangkat kepalanya dari sofa lalu meminta bantuan, "Aku datang bulan, perutku sangat sakit, apakah kamu bisa membantuku mencari sebuah toko yang belum tutup untuk membeli keperluan datang bulan, merek apa saja boleh, aku butuh yang pemakaian pagi dan malam."

Yansen :......

baru saja keluar dari kamar mandi, dia lalu mendengarkan perkataan ini, dan Yansen terhenti disamping sofa. dia menatapi wanitanya yang sedang menatapi dirinya lalu sepasang alisnya mengerut.

datang bulan?

meskipun dia bukanlah wanita, tapi dia juga mengerti apa ini.

"Sakit karena datang bulan?"

"Iya."

"Sangat sakit?"

"Iya."

kerutan kening Yansen semakin jelas, dia segera menganti pakaiannya dan keluar.

lalu, tengah malam, Direktur Mu yang mengendalikan pekerjaan orang yang sangat banyak ini menyetir mobil hingga berkilo-kilo, akhirnya dia menemukan sebuah toko yang masih buka, dia lalu mengambil beberapa peralatan yang digunakan oleh wanita.

ketika membayar, pelayan meliriknya, "Kamu membelinya untuk pacarmu?"

Direktur Mu mengelengkan kepalanya, "Istriku."

seusai berkata, dia lalu bertanya kepada pelayan itu, "Apa yang harus dilakukan jika seorang wanita sakit perut jika datang bulan."

pelayan itu tersenyum, dan berkata, "Makan obat itu ada efek sampingnya, kamu pegang perutnya saja menggunakan tanganmu, dia pasti akan merasa nyaman dan sakitnya berkurang."

Yansen berterima kasih, setelah dia kembali ke apartemennya, dia menyadari bahwa wanita itu sudah tidak berada disofa, sedangkan didalam kamar mandi terdengar suara air.

"Tuan Mu, kamu sudah pulang? apakah barang yang aku mau sudah dibeli?"

Saat ini Tiffany kebetulan mengunci keran air, dan selesai mandi, dia melirik celana dalamnya, dia hanya bisa mengenakan sebuah handuk dulu, dan sedikit membuka pintu kamar mandi dan memanggil Tuan Mu dia.

Yansen saat ini tengah berdiri didepan pintu kamar mandi dan memegang sekumpulan peralatan kewanitaan, dia ingin mengantarkan barang itu kepada Tiffany, saat ini pintu kamar mandi dibuka, dia malah tercengang.

wanita ini tengah menatapi barang yang berada ditangannya, tangannya yang putih bersih diulurkan dari dalam kamar mandi.

meskipun Tiffany tidak keluar, dan hanya membuka sedikit pintunya, namun terlihat bahwa dia tengah mengenakan sebuah handuk yang tidak panjang, badannya yang putih ditambah lagi dengan butiran air yang menggoda, membuat Tiffany semakin cantik, ditambah lagi asap didalam kamar mandi, rambut panjang wanita itu seolah berada didalam kabut tersebut, kaki panjangnya yang seksi terus gemetaran, ini tidak bisa hanya sekedar dijuluki 'peri kecil'

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu