Cinta Setelah Menikah - Bab 123 Apakah Dia Mencintainya? (2)

Saat ini Jacky Yu sedang melihat kembali adegan syuting Tifanny Wen dan Felita Jin. Dia mencibirkan mulut, tapi pada akhirnya dia tidak menemukan kesalahan Tifanny Wen.

Meskipun Jacky Yu sedikit dendam terhadap Tifanny Wen, tetapi setelah melihat akting dia, didalam hatinya terpaksa mengakui bahwa Tifanny Wen benar-benar aktris muda yang berbakat. Bagaimanapun juga, sepenggal film ini menunjukkan bahwa kemampuan aktingnya tidak kurang ajar dan bahkan mendapat banyak pujian. Jacky Yu sangat puas terhadap penampilannya barusan. Jika pemain yang lain, dia juga mungkin akan memujinya.

Tetapi, karena dia adalah Tifanny Wen, maka Jacky Yu pun tidak berencana memujinya.

Jacky Yu memikirkan hal ini dengan sikap yang angkuh, dia tidak begitu menolak masalah Nara Gu memilih Tifanny Wen sebagai pemeran wanita utama, justru sebaliknya, dia merasa Tifanny Wen memang pilihan yang paling cocok.

Setelah adegan syuting pada pagi hari selesai dilakukan, sore harinya, Tifanny Wen masih memiliki 1 adegan syuting bersama Andre lawan main pemeran pria.

Secara detailnya, saat episode terakhir, Tifanny Wen beradu peran dengan Andre.

Karena episode awal dan episode terakhir dari film ini semuanya diambil di lokasi yang sama. Darimana pemeran utama wanita memulai, maka menentukan darimana juga dia mengakhirinya.

Oleh karena itu, setelah pengambilan adegan episode awal selesai dilakukan, sore hari ini langsung menyelesaikan pengambilan adegan episode terakhir antara pemain utama pria dan pemain utama wanita.

Episode terakhir film《Rahasia》bersifat terbuka. Kurang lebihnya: Pemeran utama wanita meminum obat penghilang ingatan, lalu dia kembali ke negaranya. Sedangkan pemeran utama pria yaitu Andre, dia berubah menjadi manusia pohon demi menyelamatkan pemeran utama wanita, kemudian dia dirawat di rumah sakit luar negeri.

Kemudian entah sebenarnya mereka berdua hidup bersama atau tidak, semuanya mengandalkan imajinasi para penonton.

Lalu teman karibnya yaitu Lena Mei, dia meninggal karena menjalankan tugas khusus tersebut.

“Siap, adu peran adegan Andre sebelum pingsan, action.”

Setelah sutradara dan para staf bersiap memberikan aba-aba, setelah Tifanny Wen mendengar sutradara mengatakan “action”, dia langsung memasuki pengambilan adegan syuting.

Saat ini, dia tergeletak di atas lantai, sekujur tubuhnya mengalirkan darah dan terluka. Dan tidak jauh dari posisinya, tergeletak seorang pria yaitu Andre, yang sebelumnya pernah dia temui yaitu Daniel An.

Pada pagi harinya Daniel An tidak datang ke lokasi syuting. Dia baru tiba beberapa saat di lokasi syuting. Kemudian dia langsung make up, bahkan dia belum sempat menyapa seluruh crew, tapi sutradara sudah memerintahkan dia untuk segera memasuki pengambilan adegan syuting.

“Tidak..........Andre, kamu tidak boleh celaka.............aku bersalah padamu.”

Tifanny Wen terlentang di tepi jalan yang tidak ada orang, wajahnya sudah bercucuran air mata dan darah. Kecantikan wajahnya berubah menjadi samar dan tidak jelas, tetapi kesakitan di wajahnya, siapapun pasti merasakannya.

Kakinya terluka sangat parah, dia tidak memiliki kekuatan untuk berdiri. Oleh karena itu saat ini, dia hanya bisa merangkak mendekati Andre.

Penampilan Tifanny Wen sangat menakjubkan, saat tubuhnya terluka dan kesulitan merangkak, serta kesakitan karena kehilangan orang yang sangat dia cintai, dari sepasang matanya memperlihatkan rasa curiga.

Dia mengeluarkan begitu banyak tenaga, saat akhirnya dia merangkak sampai di hapadan Andre, pria itu akan segera menutup matanya, dia sekuat tenaga untuk membuka matanya yang sipit, segan melihat wanita yang sedang merangkak mendekatinya, dia mengulurkan tangan, berkata: “Fanny..........Fanny, jangan menangis...........”

“Aku tidak ingin kamu mati, Andre, pria jelek, kamu tidak boleh celaka. Aku menelepon memanggil dokter, jika kamu tidak kuat menahan, maka aku tidak akan memaafkanmu seumur hidupku.” Tifanny Wen menangis tersedu-sedu menyayat hati.

Andre mengedipkan mata seolah tidak ingin mati, sudut bibirnya menyiratkan senyuman, “Jangan menangis, Fanny.........Fanny, aku............mencintai...........”

“Kalau begitu kamu berjanji padaku, kau harus kuat, dokter akan segera datang.”

Andre tersenyum sambil menganggukkan kepala, berkata: “Baiklah. Tetapi.........Fanny, jika aku masih tetap hidup, kamu..........menikah denganku, ok? aku ikut kamu kembali............kembali ke negaramu.”

Tifanny Wen buru-buru menganggukkan kepala, “Aku mencintaimu, Andre. Jika kamu hidup, maka aku akan menikah denganmu, jika kamu mati, maka aku tidak akan memaafkanmu seumur hidupku.”

“Katakan sekali lagi, Fanny...........Fanny............”

“Aku........................”

Saat Tifanny Wen mengulangi perkataannya dengan lancar, sepasang mata Andre tiba-tiba tertutup.

Mulut Tifanny Wen yang sedang bicara tiba-tiba berhenti, sepasang matanya saat ini terpaku melihatnya, tatapan matanya perlahan-lahan berubah menjadi sedikit termangu, dia merasa sulit mempercayainya dan semakin merasa sakit menyayat hati..........

“Aaaa...............”

.......................................

Adegan ini berakhir setelah Tifanny Wen berteriak dengan rasa sakitnya yang menyayat hati.

“Stop.” sutradara saat ini sudah berteriak untuk menghentikan action.

Dia sangat puas tak terhingga, adegan yang begitu sulit untuk diperankan, 2 orang ini malah memerankannya dengan sangat baik. Sesuai dugaannya, pemain profesional memang lebih bisa menghemat tenaga.

Penonton yang ada di sekelilingnya pun diam-diam merasa terkejut. Mereka merasa suasana hati mereka masih terhenti pada suara teriakan Tifanny Wen yang barusan begitu menyayat hati.

Tetapi, saat para penonton kembali sadarkan diri, mereka baru menyadari bahwa pemeran utama wanita dan pria tadi, Tifanny Wen dan Andre, mereka masih belum sadarkan diri...........

Tidak! mungkin bukan belum sadarkan diri. Tetapi mereka masih belum berdiri.

Tifanny Wen terlentang di samping Andre, dia mengangkat kepala, tatapan matanya masih belum terpencar, eskpresi wajahnya bahkan masih belum sadarkan diri.

Dia menatap Andre, dia hanya merasa wangi tubuhnya sangat harum. Tetapi, ini bukanlah poin penting kenapa dia tidak sadarkan diri.

Tetapi setelah selesai memerankan adegan ini, dia selalu merasa ada hal yang aneh dari film ini.

Dia mencintainya?

Pikiran Tifanny Wen perlahan-lahan mulai kacau, tangannya yang menapak di tanah pun perlahan-lahan memukul tanah dengan pelan, matanya beralih memandang ke bawah, entah sedang memikirkan apa?

“Kenapa Fanny?” tanya Andre, meskipun Andre masih terlentang di tanah, tetapi dia sudah sadarkan diri dari adegan syutingnya tadi.

Novel Terkait

1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu