Cinta Setelah Menikah - Bab 250 Mengajukan Pernikahan (2)

Saat dia berjalan, dia juga tidak melihat ke arah Becker, dia berencana untuk tidak melihat ke arahnya. Didalam hatinya berpikir, tidak peduli ini mimpi atau bukan, sebaiknya masuk kedalam rumah dulu, baru membahas hal ini.

Menyebalkan! dia selalu merasa tidak memiliki rasa aman apapun ketika bertemu dengan pria ini!

Lebih baik masuk kedalam rumah dulu, lalu mengunci pintu, dia memikirkan hal yang akan dia lakukan setelah ini.

“Ini sebelahnya” Akhirnya, saat Gina Si baru berjalan sampai di ambalan pintu, lalu suara merdu seorang pria itu terdengar sampai ke telinganya.

Di depan matanya, pria itu memberikan satu sepatu olahraganya yang lain.

Terlihat sebuah tangan yang sedang memegang sepatu di depan mata Gina Si.

Jari tangan pria itu terlihat panjang dan ramping.

Dia sedikit termangu, didalam hatinya tahu siapa yang memberikan sepatu ini padanya. Meskipun pria ini jarang berbicara dengannya, tetapi tidak mengartikan bahwa dia tidak bisa membedakan suara pria ini.

Tiba-tiba Gina Si merasa gugup sambil terdiam di posisinya, wajahnya pucat, suasana hatinya kacau hingga tidak tahu harus berbuat apa. Dia tidak tahu apakah dirinya harus menerima sepatu itu atau tidak.

Awalnya, dia ingin langsung melewatinya. Tetapi jika dia tidak menerimanya, dia takut pria ini akan marah dan membuat pria ini melakukan hal yang sangat menyeramkan.

Gina Si tiba-tiba mengerti, tidak peduli bagaimana, dia harus menguatkan dirinya untuk lebih berani sedikit, tetapi dia tidak bisa bersikap tenang seperti Tifanny Wen.

Dia hanyalah seorang wanita biasa. Meskipun sudah mengalami lebih banyak rintangan dibandingkan teman sebayanya, tetapi................berteman dengan kelompok mafia? sekalinya memikirkan hal itu, dia langsung takut berhubungan dengan mereka.

Benar!

Dia yakin bahwa dirinya sedang ketakutan!

Karena takut, dirinya mengalami tekanan bathin, dia juga tidak berani memberitahu orang lain!

Pada akhirnya, dia tetap termangu, pikirannya tiba-tiba melayang, saat menunggu sadarkan diri, kebetulan dia menyadari bahwa pria ini sudah menundukkan badan di hadapannya, lalu dia meletakkan sepatunya itu di sebelah kakinya, sekaligus mengendurkan tali sepatunya.

“Pakai.” Kemudian, dia mendengar suara pria ini mengatakan kata tersebut.

Pakai?

Apakah dia menabur racun di sepatu ini?

Gina Si membelalakkan mata, lalu melihat sepatunya, tubuhnya semakin gemetar.

Tetapi saat ini dia masih merasa gelisah memakai sepatunya, entah apakah karena takut, tidak berani, dan tidak mendengar perkataan pria ini, atau karena respon dia yang tiba-tiba tidak bisa mengendalikan sikapnya.

Saat dia menundukkan kepala melihat sepatunya, Gina Si menyadari bahwa kaos kakinya sangat kotor, seketika itu juga dia termangu beberapa saat dan tidak tahu harus bagaimana. Akhirnya dia pun melepaskan kaos kakinya, lalu memakai sepatu, sekalinya dia menengadahkan kepala, dia menyadari bahwa Becker saat ini terus menatapnya, pandangan matanya mengarah ke sepatu yang dipakainya.

Gina Si tiba-tiba merasa kedua kakinya kedinginan, dia terkejut hingga mengeluarkan keringat dingin. Pada akhirnya..................dia juga tidak tahu berapa lama dia memakai sepatunya ini. Dia tidak mengingatnya dengan jelas, sepertinya dia..............mengikat tali sepatunya selama beberapa menit.

Setelah memakai sepatu dengan rapi, Gina Si pun masih belum mengatakan apapun, dia masih tetap ingin melakukan hal selanjutnya sesuai rencana awalnya, yaitu berjalan ke pintu masuk, lalu berencana untuk tidak menghiraukan Becker.

Saat ini dia masih bingung.

Untuk apa orang ini datang kemari?

Mengajukan lamaran?

Ini.............dia benar-benar tidak berani memikirkan hal ini.

Jika benar begitu, maka..................sangat menyeramkan!

Lebih tepatnya adalah lebih menyeramkan dibandingkan kejadian yang dialaminya kemarin.

Gina Si semakin berpikir, tubuhnya semakin gemetar.

Pada akhirnya, hal yang menyeramkan ini akan benar-benar terjadi...............

“Tunggu..................”

Saat dia berjalan, tiba-tiba pria ini memanggilnya.

Gina Si: ..........................

Langkah kakinya berubah menjadi pelan.

Karena merasa takut, dia pun tidak tahu harus segera kabur atau harus menunggu sesuai perintahnya...............

“Menikah denganku!” ucap pria itu.

Gina Si: .........................

Langkah kakinya yang pelan itu tiba-tiba tidak seimbang hingga menyebabkan dia terpeleset sekali lagi!

Dia pun terjatuh ke tanah dengan posisi yang tidak bagus dipandang seolah “Anjing yang sedang memakan makanannya”, kepalanya terjungkir ke bawah dan pantatnya menghadap ke atas.

Becker: ....................

40 anggota elang hitam: ...................

Gina Si terjatuh kali ini, dia tidak segera bangkit berdiri.

Karena, kali ini dia takut hingga pingsan!

...............................

5 menit kemudian, barulah Gina Si sadarkan diri.

Waktu dia pingsan tidak terbilang lama. Hanya 5 menit. Saat menunggu dia sadarkan diri, dia mampu merasakan sakit pada tubuhnya.

Saat dia membuka mata lagi, dia melihat langit-langit kamarnya sendiri. Saat melihat langit-langit kamar, Gina Si pun tahu bahwa dirinya sedang berada di kamarnya sendiri.

Dia sekarang sedang berbaring di tempat tidur kamarnya.

Ya!

Apa mungkin semua hal yang terjadi tadi adalah mimpi?

Apakah dia sebenarnya tidak mendengar perkataan yang menyeramkan itu?

Gina Si mengedipkan mata selama beberapa saat, saat melihat langi-langit kamarnya, tiba-tiba dia merasa semua hal yang ada di depan matanya ini membuat dia merasa bahagia!

Benar!

Merasa bahagia! karena yang dia lihat adalah kamar dan tempat tidurnya sendiri, dia pun semakin merasa bahwa semua hal yang terjadi tadi adalah mimpi.

“Anak bodoh, apa yang terjadi dengan pria di luar?” akhirnya, saat dia belum lama menikmati rasa bahagia yang membuatnya tenang itu, tiba-tiba terdengar suara ke telinganya.

Yaitu suaranya ibunya!

Pria di luar?

Gina Si langsung menangkap perkataan ibunya dengan sangat cepat.

Dia terkejut hingga buru-buru bangun dari tempat tidurnya, sekalinya melihat, dia menyadari bahwa ibunya sedang duduk di tepi tempat tidurnya sambil menatapnya.

Novel Terkait

Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu