Cinta Setelah Menikah - Bab 121 Suamiku, Kamu Benar-Benar Baik (1)

Tifanny Wen tiba-tiba merasakan tanda bahaya yang akan menghampirinya,

Tubuh pria itu terlalu menekan tubuhnya hingga membuat dia merasa sedikit sesak napas. Didalam hatinya merasa sedikit gelisah tanpa sebab, saat tubuhnya bergetar, dia tiba-tiba mulai khawatir. Didalam hatinya mulai curiga apakah yang dilakukan oleh dirinya dengan pria ini adalah benar.

Jika membuat dia marah, sepertinya.........tidak begitu baik.

Kenyataannya, memang tidak baik.

“Wuuuuu....................”

Tidak lama kemudian, Tifanny Wen sudah merasa menyesal sepenuh hati. Pria itu saat ini tidak banyak mengatakan kata-kata bualan padanya, dia menggunakan tindakan yang sangat kasar untuk menghukum dia karena hubungan seksual dia barusan dan karena dia mengabaikan pria itu. Tifanny Wen memegang erat sprei kasur, dia tidak bisa mengatakan kalimat apapun lagi selain berkata X1 dengan napas terengah-engah.

Saat Tifanny Wen menangis meminta ampun, pria itu malah mengatakan kalimat ini padanya, “Katakan sekali lagi.”

Tifanny Wen berkata ‘hmm’ sambil khawatir didalam hati, akhirnya pria itu mengucapkan kalimat yang ingin dia dengar.

Barulah pria itu merasa puas, kemudian tindakannya berubah menjadi lembut dan halus. Tangannya mengelus tubuh Tifanny Wen dengan pelan, bibirnya menempel di telinga Tifanny Wen, seolah sangat gembira, pria itu merasa sedikit tidak percaya sambil bertanya, “Serius?”

“Iya.” jawab Tifanny Wen sambil menganggukkan kepala, darimana dia memiliki keberanian untuk menolak dia.

Yansen Mu tersenyum, suasana hatinya sangat terlihat berubah lebih gembira.

Setelah selesai melakukan semuanya, waktu sudah larut malam. Tifanny Wen sangat kelelahan hingga terjatuh kedalam dekapan pria itu, lalu menggigit dada pria itu. Pria ini sangat brutal. Barusan pria itu mengatakan bahwa karena Tifanny Wen menyukai dia, dia semestinya juga sangat merindukannya, karena tidak mengantuk, maka melakukan beberapa kali lagi juga boleh. Boleh apanya! apakah kekuatan tubuh Tifanny Wen sebanding dengan kekuatan tubuh dia yang pernah menjadi seorang militer?

“Fanny, masih belum mengantuk?” tanya Yansen Mu yang terlihat tidak berdaya karena digigit Tifanny Wen.

Tifanny Wen tentu saja tidak berani mengatakan kalau dia tidak mengantuk. Tetapi, dia masih ingat masalah peran sebuah film.

Teringat alasan Yansen Mu sebelumnya, Tifanny Wen berpikir lagi, tiba-tiba dia mengangkat kepala, berkata: “Menurutmu, Hanya jika aku mencintaimu, kamu baru bisa menyetujui aku menerima peran dalam film itu, benarkah?”

“Iya.” ucap Yansen Mu pelan. Tetapi didalam kata ‘iya’ ini, terlihat hal yang sangat tidak wajar.

Dia sebelumnya langsung bertindak gegabah sambil mengatakan beberapa kalimat dengan satu kali ucapan. Sekarang saat mengingat kejadian itu............seorang pria merasakan perasaan yang tidak terlukiskan, daun telinganya menghangat.

“Kalau begitu, kamu setuju?” ucap Tifanny Wen sambil tersenyum.

“Kamu cinta aku?” tanyan Yansen Mu sambil mengerutkan alis.

Tifanny Wen menganggukkan kepala, “Barusan aku sudah mengatakannya padamu.”

“Barusan yang kamu bilang adalah suka.” ucap Yansen Mu mengoreksi perkataannya.

Tifanny Wen tersedak, “Sama saja.”

Yansen Mu terdiam, dia hanya menatap paras Tifanny Wen yang cantik, dia ingin menebak seberapa jujur perkataannya itu.

Tifanny Wen dan Yansen Mu saling berpandangan, tapi tetap saja tidak percaya diri, meskipun dia tersenyum, tetapi malah semakin terlihat tidak percaya terhadap perkataan Tifanny Wen yang sebelumnya, Tifanny Wen tiba-tiba merasa sedikit kesal hingga mencubit dadanya, lalu dia mengangkat mulutnya, tatapan matanya terlihat malu tidak seperti biasanya, lalu dia berkata dengan serius: “Yansen, apa yang aku katakan ini benar, aku menyukaimu. Daniel An entah siapa............aku hanya bertemu dengannya sekali saja, aku malah lupa bagaimana penampilan fisiknya, aku sudah menikah denganmu, kenapa kamu cemburu tidak jelas seperti ini? aku tidak peduli, hari ini kamu sudah berjanji pada orang tuaku kalau kamu tidak akan membuatku sedih, sekarang permintaanku yang semudah ini pun tidak kamu setujui. Kalau kamu tetap tidak setuju, besok aku akan tinggal ke rumah keluarga Wen, atau aku tinggal di kantor.”

Tifanny Wen semakin bicara semakin merasa sedih. Tetapi, saat dia mulai bicara, sikapnya yang berpura-pura sedih itu terlihat lebih alami dibandingkan sebelumnya.

Mungkin karena dia tahu kalau Yansen Mu memiliki perasaan padanya, sehingga dia mulai merasa angkuh dan sikapnya yang berpura-pura sedih itu terlihat lebih alami.

Sebelumnya.................karena tidak pasti, berpura-pura sedih sambil bersikap manja ataupun lemah apapun itu, selalu membuat dia merasa kurang yakin.

Mungkin alasannya karena setiap wanita yang sedang jatuh cinta pasti akan terlihat lemah di hadapan pria yang dia sukai.

Tifanny Wen masih terlihat berpura-pura sedih, tetapi sikapnya justru membuat Yansen Mu heran beberapa saat. Didalam hatinya tiba-tiba muncul perasaan yang aneh, dia berpikir, melihat Tifanny Wen yang menatapnya dengan sepasang mata yang terlihat kasihan di hadapannya, pada akhirnya Yansen Mu terpaksa menganggukkan kepala sambil berkata: “Baiklah.”

Tifanny Wen sangat gembira, dia mengangkat kepala lalu mencium wajah Yansen Mu, berkata dengan riang: “Suamiku, kamu benar-benar baik..............”

Yansen Mu: ...............................

Seumur hidupnya, sepenuhnya jatuh ke tangan Tifanny Wen.

...........................

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu