Cinta Setelah Menikah - Bab 259 Hmm! Tidak Ingin Berbincang Denganmu (1)

Tentu saja, meskipun kaki Tifanny Wen licin dan condong ke depan, tetapi jika jarak letak posisinya saat ini cukup luas, berdasarkan kemampuan bela dirinya ini, dia tidak mungkin tidak bisa menyeimbangkan kakinya.

Tetapi...................orang di sekelilingnya ini terlalu banyak, sehingga jaraknya pun terlalu sempit.

Dia hanya bisa mengulurkan tangan, lalu tanpa sadar berpegangan pada orang yang ada di sampingnya. Dengan begini, asalkan dia sembarangan meminjam sedikit tenaga orang itu untuk menopangnya, maka itu hanyalah hal yang sepele.

Tifanny Wen pun memang berpegangan pada seseorang, dan meminjam sedikit tenaga orang itu untuk menopangnya.........

Tidak disangka....................

“Hah..................”

@(((

Saat Tifanny Wen berdiri tegak, dia malah menyadari bahwa seorang perempuan yang barusan dipinjam tenaganya untuk menopang dirinya ini malah terjatuh ke depan.

Tifanny Wen terkejut.

“Ya! ini ini..............bukankah dia adalah Nona Gu dari keluarga Gu? kenapa dia juga berada disini?” Saat ini, ada seseorang yang mengatakan hal ini. ^#$$

Tifanny Wen melihat ke arah orang yang terjatuh di lantai itu, tiba-tiba dia termangu.

Nara Gu?

“Tifanny, kenapa kamu mendorong Gu?” saat ini, seorang fans Queenie Si berkata dengan maksud menuduhnya.

Tifanny Wen.................

Dia yang mendorongnya?

Dia hanya meminjam sedikit tenaganya untuk menopang dirinya karena dia tidak bisa berdiri seimbang.

“Maaf, kakiku licin karena menginjak permata ini, tidak sengaja menabrak kamu.”

Tifanny Wen berkata sambil menggerakkan kakinya sejenak, kemudian banyak orang yang menyadari bahwa ada sebuah permata menggelinding di sebelah kakinya. Tentu saja, banyak orang yang setengah percaya dan setengah curiga terhadap penjelasannya.

Apalagi waktu dulu pernah terjadi perselisihan diantara Tifanny Wen dengan Nara Gu hingga masalahnya ini menduduki berita populer dalam waktu yang sangat lama, semua netizen pun mengetahui hal ini. Lagipula, meskipun menginjak sebuah permata, juga tidak seharusnya orang yang ditabraknya ini kebetulan adalah Nara Gu kan? lagipula, kenapa dia juga bisa menabraknya hingga terjatuh ke lantai? Tifanny Wen ini sengaja melakukannya kan?

Meskipun mereka juga sangat tidak menyangka, kenapa Nona Gu dari keluarga konglomerat Gu ini bisa tiba-tiba muncul di tengah kerumunan orang-orang ini.

“Apa kamu terluka?” Tifanny Wen saat ini terlihat seolah tidak memiliki masalah, dia pun memapah Nara Gu. Kemudian melihat Nara Gu ditabrak seperti ini, kulit dari pergelangan tangan Nara Gu pun terkelupas, lalu darah pun mengalir ke luar.

Tifanny Wen sekalinya melihat itu, dia berkata: “Nona Gu, kamu lihat, aku atau aku akan mengutus seseorang untuk mengantarmu ke rumah sakit, atau langsung meminta dokter datang kesini? atau, kamu urus sendiri, aku akan menebus ganti rugi.”

Intonasi bicara Tifanny Wen tidak kasar, juga tidak begitu ramah, intonasi bicaranya ini sangat biasa seperti saat dia bicara pada biasanya.

Meskipun Tifanny Wen tahu alasan kenapa dia menabraknya.....................Tifanny Wen didalam hatinya memiliki batasan. Tetapi, dia mengerti jelas bagaimanapun juga dirinya menjelaskan hal ini, penjelasannya ini pasti tidak akan jelas, dia berpikir tidak ingin banyak bicara, lebih mudahnya dia hanya mengurus kelanjutan dari masalah ini.

Tidak peduli bagaimana pemikiran orang lain terhadap hal ini, tetapi dia sudah meminta maaf. Juga mengatakan bahwa dirinya akan menebus ganti rugi. Meskipun sikapnya ini tidak begitu ramah, juga tidak begitu sinis.

Sikapnya ini membuat orang lain tidak bisa menebaknya............

Para reporter juga ternyata terkejut. Tidak sobek kan?

“Tidak perlu. Hanya luka kecil.” Ekspresi wajah Nara Gu sama seperti Tifanny Wen, tidak sinis juga tidak ramah, “Tidak perlu menebus ganti rugi.”

“Kalau begitu.............baiklah. Maaf ya!” jawab Tifanny Wen.

Hanya menganggap masalah ini sebagai kejadian tidak disengaja.

“Sudah menabrak orang, tetapi kenapa malah bersikap seperti ini?” para reporter masih terkejut dan curiga dengan sikap Tifanny Wen yang tidak bisa ditebak ini, tidak disangka, tiba-tiba mendengar seorang paruh baya mengatakan hal ini.

Sekalinya Tifanny Wen melihat ke arahnya, ternyata adalah seorang pria yang berusia 40 tahun keatas. Dia berjalan hingga ke depan Nara Gu, berkata: “Bagaimana mungkin ini hanya luka kecil, jika ini diketahui oleh ayahmu, maka dia pasti akan sangat sedih.”

“Tidak masalah, paman kedua.” ucap Nara Gu.

Paman kedua?

Semua orang seketika itu juga terkejut mendengar nama panggilan itu. Pria ini adalah paman kedua Nara Gu?

“Ingin apa? aku setulus hati mewakili anak ini meminta maaf padamu dan akan menebus ganti rugi, paman ini juga tidak kekurangan, kamu tidak perlu enggan dengan paman.” ucap pria itu.

Akhirnya Tifanny Wen yang berada di sampingnya ini merasa bingung.

Mewakili dirinya meminta maaf dan menebus ganti rugi?

Apa yang terjadi?

Apakah dia memerlukan bantuan seorang pria yang tidak dikenal ini untuk mengatasi masalah dirinya?

Tentu saja Tifanny Wen tidak tahu jika orang yang datang ini adalah Samuel Mu, anggota keluarga Mu, berdasarkan status dia saat ini, seharusnya dia dan Yansen Mu memanggil Samuel Mu dengan sebutan paman kedua.

Tifanny Wen belum pernah bertemu dengannya, tentu saja dia tidak mengenalinya.

Saat ini sekalinya mendengar pria ini tiba-tiba menuduh sikap dirinya ini tidak baik dan mewakili dirinya membujuk Nara Gu dan sebagainya, Tifanny Wen pun merasa tidak berdaya.

Apakah dirinya memiliki hubungan dengan pria ini?

Atau mungkin...............otak pria ini bermasalah?

Tifanny Wen berpikir seperti itu, tentu saja dia tidak mungkin langsung menuduhnya. Didalam hatinya berpikir dirinya sebaiknya tidak perhitungan dengan orang yang tidak waras, dia sebaiknya tidak menghiraukan pria itu, lalu Tifanny Wen bertanya pada Nara Gu, apakah dia benar-benar tidak perlu dibawa ke rumah sakit, setelah mendengar dia memotong perbincangannya sambil menjawab tidak perlu, Tifanny Wen langsung berbalik badan dan bersiap meninggalkannya...................

Mengenai sikapnya ini...........................

Tentu saja terbilang tidak tulus!

Tetapi apa hubungan Tifanny Wen dengan Nara Gu? dia menabraknya, lalu dia sudah melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan orang yang memiliki karakter moral pada umumnya, tetapi Nara Gu malah tidak membutuhkan itu, jika sikapnya terlalu ramah, maka itu akan terlihat sedang berpura-pura.

Tidak sinis juga tidak ramah, justru sebaliknya, malah terlihat lebih jujur.

Sehingga, meskipun para reporter dan tamu di lokasi ini melihat sikapnya sedikit sulit ditebak, tetapi saat ini mereka juga tidak membenci Tifanny Wen karena masalah ini.

Apalagi, hubungannya tidak baik, barulah disebut palsu jika dia berpura-pura ramah dan perhatian.

Tetapi........................

Saat para reporter dan tamu lainnya satu per satu mengomentari dia, entah kenapa pria paruh baya yang terlalu ikut campur ini tiba-tiba bergumam, sudut bibirnya mencibir seolah merasa senang di atas penderitaan orang lain: Bagaimanapun juga Nara Gu adalah tamu mereka malam ini, sekarang Tifanny Wen dan tamu terhormat yang satu meja dengannya ini malah ribut seperti ini, sikapnya seolah tidak bertanggungjawab, lagipula dia malah tidak menghiraukan generasi tua dari keluarganya ini, kakak tertua takutnya......................tidak begitu senang!

Jika kakak tertua tidak senang, maka istri Yansen Mu ini mulai hari ini hingga nanti pasti tidak akan melewati hari-harinya dengan indah di rumah keluarga Mu kan?

.................................

Saat Tifanny Wen akan pergi meninggalkan mereka, sebenarnya masih ada seseorang yang ingin mengejarnya. Tetapi saat ini, entah darimana datangnya para pengawal ini, para pengawal ini satu per satu berlari membubarkan mereka.

“Bubar semuanya.” ucap seorang pengawal.

Tifanny Wen saat ini sedang mengejar waktu, dia langsung berjalan menuju ke lift VIP.

Menyebalkan!

Terlambat!

Tifanny Wen didalam hatinya merasa sedikit kesal, lalu teringat kejadian di lantai 1 tadi, besok para media pasti akan menyebarkannya, ayah Mu juga pasti akan mengetahuinya. Sehingga dirinya memiliki alasan untuk datang terlambat.

Hanya saja.........................

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu