Cinta Setelah Menikah - Bab 178 Ternyata Tragis.............(2)

Tifanny Wen didalam hatinya mengerti jelas bahwa Yansen Mu melakukan ini bukan hanya sekedar menakuti dia. Dia benar-benar sedang memperingatkan dia untuk segera menghentikan tindakannya. Tidak peduli alasan apapun, dia tidak akan setuju.

“Aku.......adalah seorang artis pemeran film, apa kamu tidak bisa menganggap aku sedang memerankan adegan akting?” Tifanny Wen didalam hatinya tahu bahwa dirinya bersalah, tetapi tindakannya ini sudah sampai ke tahap ini, dia memutuskan untuk melanjutkan tindakannya sampai selesai. Dia berpikir, terpaksa menggunakan sebuah ciuman sebagai permintaan maaf dan kompromi atas kesalahannya.

“Tidak boleh.” jawab Yansen Mu.

Sebenarnya apakah dia boleh mengatakan bahwa pekerjaan dia sebagai artis pemeran film ini membuat dia sangat tidak senang?

Saat dia beradu peran dengan pria lain, Yansen Mu menahannya dengan sangat sakit. Sekarang dia sudah tidak melakukan akting lagi, tapi malah berpura-pura menjadi seorang kekasih dari pria lain?

Sekalinya teringat kejadian hari ini Aldric Long memeluk dia, menggenggam tangannya, Yansen Mu bahkan tidak bisa bernapas lega.

Terlebih lagi, dia merasa dirinya terlalu menyayangi istri kesayangannya ini hingga salah mendidik dia. Jika tidak, bagaimana mungkin dia terus menantang batas kesabarannya?

Ternyata begitu, tidak akan membiasakan dia seperti ini lagi.

“Tetapi aku sudah melakukan ini sampai setengah bagian dari rencanaku, jika sekarang aku menghentikan ini maka aku sangat tidak bertanggungjawab, bagaimana jika hal ini bisa menyakiti banyak orang? aku nantinya bagaimana bertemu dengan tutorku?” Tifanny Wen mencibirkan bibir, dia merasa bersalah, merasa tidak berdaya juga tidak bisa berbuat apapun.

Dia juga sangat kesulitan.

“Yansen, kamu ijinkan aku kali ini saja. Aku benar-benar hanya menganggap ini sebagai akting. Lain kali............”

“Tentu saja tidak berani.” Tifanny Wen segera membalas perkataan dia.

Hanya saja saat ini..............

“Praakkk................”

Terdengar suara pintu didorong..............

Tifanny Wen: .................

Yansen Mu: .....................

Ini sangat jelas terlihat bahwa ada orang yang ingin datang ke tempat cuci tangan?

Jantung Tifanny Wen berdegup kencang ‘deg deg’. Diam-diam berkata: Apakah itu Aldric Long?

Tetapi................

“Ini siapa? disini adalah tempat cuci tangan umum, kenapa dikunci dari dalam?” di luar toilet, terdengar suara seorang wanita.

Waktu saat ini menunjukkan waktu malam hari, hanya ada beberapa orang saja yang ada di kedai teh. Oleh karena itu Tifanny Wen dan Yansen Mu saat sejak awal masuk ke toilet, didalam toilet sudah tidak ada orang lain selain mereka. Oleh karena itu juga, mereka berdua berani membicarakan masalah beberapa hari ini disini tanpa mempedulikan sekeliling mereka.

Meskipun pada malam hari orangnya hanya ada sedikit, tetapi ini tidak mewakili bahwa tidak ada orang yang datang.

Misalnya pada saat ini, bukankah ada orang yang datang mengetuk pintu disini?

Tifanny Wen semakin berpikir ingin menabrakkan diri ke dinding.

Benar-benar menyebalkan.

Tidak datang sejak tadi atau terlambat saja, kenapa malah datang pada waktu ini.

Tetapi untungnya orang ini bukan Aldric Long!

“Ada orang yang datang. Lepaskan aku dan buka pintunya.” Tifanny Wen berkata dengan sangat pelan, dia menggunakan suara bisikan yang hanya bisa didengar oleh mereka berdua saja.

“Ketahuan orang juga tidak masalah.” pada akhirnya Yansen Mu tidak melepaskannya, dia malah tersenyum sambil berkata.

Setelah mengatakan kalimat itu, dia tidak memperhatikan ekspresi wajah Tifanny Wen yang sedang canggung, tiba-tiba melekukkan badan dan menciumnya dengan sangat berambisi, lalu mengangkat dia dengan pelan.

Detak jantung Tifanny Wen berdebar kencang, entah kenapa Yansen Mu tidak peduli sepenuhnya jika hubungan dia dengan Tifanny Wen terbongkar.

Semua kesalahan ini memang disebabkan oleh dia, jadi, dia juga tidak memiliki alasan untuk menuduh apapun.

Meskipun tidak menuduh, tetapi dia juga tidak ingin berlama-lama disini bersamanya pada waktu sekarang ini juga.

Jangankan orang yang berdiri di luar toilet, takutnya karena terlalu lama, Aldric Long juga datang mencari mereka.

Lalu Tifanny Wen menghindari ciumannya, dia tidak membalasnya.

Tetapi Yansen Mu juga tidak keberatan jika tidak mencium bibirnya, malah pindah mencium pipinya dan bagian lehernya, dan terakhir menjilat telinga Tifanny Wen, tangannya langsung menarik resleting gaunnya, lalu meraba tubuhnya dari resleting punggung belakang, saat menyentuh bagian pantatnya, dia merabanya dengan pelan.

“Yansen..................lepaskan aku, buka pintunya!”

Saat telinga Tifanny Wen digigit Yansen Mu, sekujur tubuhnya gemetar, dia langsung terkejut.

Hanya saja saat ini ada seseorang yang berdiri di luar toilet, dia juga tidak boleh berkata terlalu keras.

Oleh karena itu, suaranya ini hampir mirip seperti nyamuk yang sedang berdenging, tidak ada tenaga sama sekali. Kedengarannya bahkan mirip seperti berbisik.

Yansen Mu tiba-tiba tersenyum, meskipun dia merasa marah didalam hatinya, tetapi saat mendengar suaranya yang tidak berdaya ini, entah kenapa dia merasa suasanya hatinya begitu senang............sedikit...............

Tetapi dia masih tetap tidak melepaskannya, dia teringat perkataan Aji yang mengatakan bahwa dirinya terlalu menyayangi perempuan ini hingga salah mendidiknya, kalau begitu, bagaimanapun juga dia tidak boleh menuruti dia.

Terlebih lagi..........

Apa karena Aldric Long?

Berani memeluk istrinya, memegang tangannya, kalau begitu biarkan saja dia menunggu disana!

Satu tangan Yansen Mu menarik Tifanny Wen masuk kedalam pelukannya, tangan yang satunya membuka tali yang ada di gaun bagian pundaknya, bibirnya berpindah menciumi bagian pundaknya hingga meninggalkan bekas luka berwarna ungu muda.

Gaun yang dia pakai begitu terbuka. Menunggu hingga tubuhnya dipenuhi dengan luka, maka setelah dia keluar, bagaimana dia menjelaskan ini pada Aldric Long.

Yansen Mu ternyata bukanlah pria yang mudah melepaskan seseorang begitu saja. Dilihat dari segi perhitungan, dia sangat jelas terlihat seperti orang yang sangat perhitungan dan memiliki banyak rencana.

Tifanny Wen sekarang tidak berani memberontak. Karena ada seseorang di luar toilet, dia tidak berani memberontak terlalu kuat............

Pria ini terlihat sangat memanfaatkan suasana ini untuk mengejek dia hingga tidak terkendalikan.

Tetapi Tifanny Wen tentu saja tidak bisa membiarkan dia terus melanjutkan perbuatannya, jika tidak maka perbuatan mereka pasti akan diketahui oleh Aldric Long. Tetapi sayangnya........memberontak? meskipun kekuatan memberontak dia yang sekarang lebih kuat dibandingkan dulu, tetapi apa bisa dibandingkan dengan orang yang melatihnya? lagipula, suaranya tidak boleh keras.

Jadi, memang tidak bisa memberontak, hanya bisa menurutinya!

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
3 tahun yang lalu