Cinta Setelah Menikah - Bab 221 Hancur Hatiku! Tuan Mu, aa! (2)

Hanya saja, dari ucapannya terdengar, dia marah seperti ini. Justru bukan karena Tifanny Wen yang melakukan sesuatu kepadanya. Melainkan karena dia menghancurkan gioknya.

Reaksi Emi ini, dari yang di lihat Gina Si Luna Jiang dan yang lainnya, benar – benar sangat kekanak - kanakkan.

Kalimat ini, di mata Alex dan pengawal, justru mendengar makna lain dari kalimat ini tidak berencana untuk melepaskan Tifanny Wen, kenyataannya, berdasarkan sifat nona ini, ini sudah termasuk mengalah.

Karena dia berkata paling tidak, Tifanny Wen harus mengganti gioknya!

Alex sangat jelas, sifat adiknya tidak akan dengan mudah melepaskan orang yang seperti ini. Bukan hal lainnya, masalah Tifanny Wen yang sudah memukul idolanya, biasanya Emi sudah pasti akan langsung menghajar orang seperti ini.

Tapi, kenyataannya, dia dengan cepat mengatakan kalimat “paling tidak dia mengganti giokku“, sudah membuat Alex tidak punya cara untuk mengalah lagi.

Alex mengerti, kalau adiknya ini juga tahu apa yang di lakukan. Tadi dia baru saja memberikan adiknya pandangan, dan adiknya itu sudah termasuk menahan diri. Jelas – jelas melihat kakaknya ini kesulitan karena perkataan tuan Mu.

Emi tidak terlalu jelas mengenai identitas “tuan Mu”. tapi dia tahu, kalau kakaknya sudah melihatnya dengan tatapan, kalau dia berhati – hati terhadap tuan Mu ini.

Emi tidak terima. Dia tidak ingin kakaknya kesulitan, tapi dia juga tidak terima seperti ini.

Maka….

Dia baru mengalah seperti ini, membuat Tifanny Wen mengganti gioknya.

Seperti ini, dia tidak termasuk kalah, tapi juga sudah memberi tuan Mu muka.

“Emi, jangan buat keributan….” Alex sengaja berkata.

“kak, bagaimana aku buat keributan? Sudah merusak barang orang lain, bukankah masuk akal jika menggantinya? Aku tidak peduli, jika dia tidak mengganti giokku, hari ini siapa pun tidak boleh pergi dari sini.” Emi berkata dengan marah, lalu menunjuk Tifanny Wen, berkata: “juga tidak usah memberiku uang, langsung menggantiku giok itu saja sudah cukup.”

Pandangan Emi, jatuh pada giok yang ada di tangan Tifanny Wen.

Giok itu, berwarna merah darah, warna yang sama dengan gioknya yang rusak. Tapi jika di lihat, jelas giok ini lebih bagus dari pada yang di pakainya.

Emi dapat yakin, dia sudah mengelilingi begitu banyak toko perhiasan, tapi tidak ada yang bisa di bandingkan dengan yang di pakai Tifanny Wen ini.

Sangat indah!

Emi terkejut, hatinya berpikir: jika dia mengganti giok ini, maka sudah termasuk dia mengalah! Tapi jika dia tidak menggantinya, hari ini dia tidak bisa membiarkan masalah ini.

Lagi pula, kakaknya menyayanginya. Meskipun dia menyinggung seseorang, pada akhirnya dia juga akan memilih untuk berpihak padanya.

Giok?

Tifanny Wen menundukkan kepala, lalu melihat tangannya, dan menutup tangannya.

Giok ini, Tuan Mu sendiri yang membuatkan untuknya.

Tifanny Wen tentu saja tidak rela.

Jangankan mengganti giok, meskipun “mengganti” dengan uang saja, dia tidak bersedia.

Jika menggantinya, bukankah berarti dia yang salah? Hanya saja perempuan bernama Emi ini, gioknya hancur tidak ada urusannya dengannya. Menodongnya dengan pisau, membuat hutangnya saja masih belum di permasalahkan. Mana bisa membiarkan dirinya mengganti rugi dahulu?

Masih baik jika sikapnya penakut.

Tapi, Tifanny Wen tidak pernah merasa takut!

Dia berdiri dengan dingin, pandangannya dingin, bersiap untuk membalas.

Tak terpikirkan, suara yang tidak asing, tiba – tiba masuk ke telinganya, seakan menusuknya, ke dalam hati: “Fanny, berikan gioknya kepadanya!”

Fanny, berikan gioknya kepadanya!

Suara Yansen Mu!

Tifanny Wen melihat ke arah Yansen Mu, benar – benar curiga dirinya berhalusinasi.

Berikan gioknya kepadanya? Ini adalah giok yang dia beli dengan harga berkali – kali lipat dan tidak rela di beli oleh Gu, sekarang justru rela giok ini di berikan kepada perempuan yang tidak masuk akal ini?

Tifanny Wen terdiam. Semua perkataannya seakan di telan oleh satu kalimat lelaki ini.

Tapi, dia tetap menyembunyikan tangannya. Dia ingin menggunakan gerakan kecil ini untuk memberi tahu lelaki ini, kalau dia tidak rela.

Pandangan Yansen Mu melihat ke arah tangan Tifanny Wen, bulu matanya menunduk, matanya seakan terlihat dalam.

Saat dia mengangkat kepala, dia masih memberitahunya, “Fanny, berikan giok itu padanya!”

Bukannya dia tidak ingin melindunginya.

Hanya saja, saat dia meneliti perempuan bernama Emi ini. Menurut data dan kejiwaan Emi saat ini, Yansen Mu dapat memutuskan, kalau mengganti giok ini, sudah termasuk mengalah kepada Emi.

Jika Tifanny Wen tidak bekerja sama, maka hal ini tidak akan selesai.

Sedangkan Alex, meskipun bisa menyelesaikan masalah berdasarkan identitas orang. Tapi selama adiknya bersikeras, maka dia pasti akan melepaskan keuntungan dan membela adiknya.

Tentu saja dia tidak takut kepada Alex, tidak takut mencari masalah dengan mereka.

Tapi, begitu memulai masalah, maka hubungan kedua Keluarga akan sangat parah.

Sedangkan misinya itu…. perlu bekerja sama dengan Alex.

Karena, dia menelitinya, kalau di balik desa anggur merah milik keluarga Gu ini, adalah perusahaan Anggur merah milik tuan dari luar negeri ini.

Novel Terkait

Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu