Cinta Setelah Menikah - Bab 274 Yansen Mu Menampakkan Diri (2)

Tetapi tiba-tiba kedua mata pria yang sekarang sudah menjadi pusat perhatian semua orang ini saat ini sedang menatap ke arah Tifanny Wen yang sedang dipapahnya.

Pandangan mata semua orang tertuju ke arah tangan pria ini. Saat ini, tangan pria itu sedang memegang erat tangan wanita yang ramping dan putih itu, setelah wanita itu berdiri, pria itu pun tidak melepaskan pegangan tangannya.

Ini membuktikan................

“Apakah sakit?” tanya Yansen Mu sambil menatap Tifanny Wen.

Tifanny Wen menggelengkan kepala, dia tidak melihat ke arah Yansen Mu, kepalanya sedikit menunduk, dia mengalihkan pandangan matanya, matanya sedikit berlinang.

Sebelumnya tidak terasa.

Ketika pria ini muncul, dia merasa sebuah rasa bersalah yang sangat besar ini membanjiri hatinya. Dalam keadaan seperti ini, hidung dan matanya terasa sangat pedih.

Tifanny Wen sebenarnya sangat ingin memukul pria ini.

Dia sudah sangat lama tidak mempedulikannya.

Sebelumnya tidak masalah jika dia tidak pulang ke rumah, pulang ke rumah satu kali, tetapi dia tiba-tiba hilang tanpa sebab, bahkan dia tidak mengirimkan satu pesan pun padanya.

Lalu untuk apa datang kesini?

Lebih mudahnya dia lenyap saja dari dunianya.

“Apakah kamu sudah makan siang?” tanya Yansen Mu sambil melihatnya, hatinya sedikit tegang sejenak, dia mengira istri kesayangannya ini marah karena para reporter ini.

“Belum makan.” jawab Tifanny Wen kesal.

“Aku ajak kamu makan.”

Ucap Yansen Mu.

Setelah itu, Yansen Mu berjalan ke luar sambil memegang tangan Tifanny Wen.

“Itu...............Tuan Mu................” para reporter terkejut.

Para reporter yang sebelumnya curiga Tifanny Wen berbohong, saat ini mereka membelalakkan mata dan membuka mulut, mereka merasa kebingungan, setelah kembali sadarkan diri, mereka pun sontak langsung memanggil Yansen Mu.

Ini adalah...................

Benar-benar hubungan sepasang kekasih!

Jika tidak, bagaimana mungkin berani berpegangan tangan di depan umum?

Meskipun Tuan Mu tidak mengaku, tetapi tindakannya ini sudah memberitahu jawabannya pada mereka.

Tetapi....................apakah dia datang kesini menolong Tifanny Wen dari kerumunan para reporter atas dasar hubungan pertemanan?

Dia...............

“Sudah waktunya jam makan siang, aku ingin mengajak kekasihku makan siang, apa masih ada urusan?” tanya Yansen Mu.

Reporter itu: ........................

“Waktu itu, aku sebenarnya ingin menjemput Fanny.” Saat ini, Yansen Mu mengakuinya sendiri.

“Sejak awal, aku yang mengejar cinta Fanny. 4 tahun yang lalu, dialah orang yang aku cintai.”

“Selanjutnya, dia adalah istriku.”

“Kenapa? apa masih ada masalah?”

Tidak sampai menunggu para reporter mengajukan pertanyaan, Yansen Mu langsung memberikan beberapa jawaban secara beruntun.

Para reporter: ........................

Kemudian, suasana hati mereka semakin kacau setelah melihat Yansen Mu pergi sambil memeluk pinggang Tifanny Wen tanpa mempedulikan sekitarnya...............

Para reporter: ...................

“Waw”

Selang 30 detik kemudian, para reporter yang sedang tidak sadarkan diri ini tiba-tiba mengatakan kata sorakan ini.

...........................

Lagipula, saat ini Tifanny Wen yang diajak pergi oleh Yansen Mu ini di dalam hatinya merasa tidak tenang dan diam-diam mengeluh.

Sangat berbeda!

Kenapa begitu pria ini muncul, tidak ada seorang pun yang berani menghalangi dia?

“Ingin makan apa?”

Tanya Yansen Mu.

“Semuanya? ingin makan apa?”

Tifanny Wen menengokkan kepala, bertanya pada orang yang lainnya.

Di belakang dia ada Gina Si, Melly, Bagas Qiu dan teman lainnya juga meninggalkan lokasi acara.

“E..................ini............istriku baru saja datang dari dinas luar negeri. Aku harus pulang menemani dia makan siang.” ucap Bagas Qiu.

Tifanny Wen tidak bisa berkata apa-apa.

Sudah jelas bahwa istri dia ini ke luar negeri untuk menemui temannya, ini hanyalah alasan dia tidak ingin makan bersama Yansen Mu dan Tifanny Wen.

“Itu............Fanny, aku sedang diet.” ucap Gina Si.

Setelah selesai bicara, dia langsung pergi, kecepatannya ini seolah orang yang sedang berusaha kabur.

Sebenarnya Gina Si ini memiliki perasaan yang sedikit takut terhadap Yansen Mu.

“Aku juga sedang diet.”

Kemudian, Tifanny Wen berkata sambil melihat sekilas ke arah Yansen Mu.

Intonasi bicaranya seolah terdengar sedikit kesal.

Sekalinya mendengar perkataannya ini, Yansen Mu langsung tahu jika istri kesayangannya ini sengaja tidak menghargai dia. Yansen Mu mengerutkan alis, dia tidak berkata apapun, lalu langsung memegang tangan Tifanny Wen sambil berjalan ke luar, berkata: “Aku ajak kamu pergi makan bebek panggang.”

“Tidak ingin makan.” Tifanny Wen berkata sambil menghentikan langkah kakinya.

“Ikan panggang?” tanya Yansen Mu.

Tifanny Wen menggelengkan kepala.

Kemudian Yansen Mu tidak bertanya lagi, dia hanya memegang tangan Tifanny Wen, lalu terus berjalan ke depan.

Setelah itu, Tifanny Wen dibawa pria ini masuk kedalam mobil.

“Pergi kemana?” Tifanny Wen terkejut.

“Pulang terlebih dahulu.” ucap Yansen Mu.

Novel Terkait

Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu