Cinta Setelah Menikah - Bab 110 Pesta Perayaan (1)

Setelah Juwita Wen selesai berdandan, beberapa saat kemudian wanita itu pergi menuju ke April hotel.

Sedangkan Tifanny Wen, karena akhir akhir ini wanita itu sibuk syuting dan mengurus beberapa hal, wanita itu sangat sibuk. Siang hari wanita itu syuting film dan malam hari tidak kembali ke rumahnya, tapi menuju ke kantor lama New Ball Entertainment untuk mengurus beberapa hal.

Beberapa hari ini bahkan Tifanny Wen tidak memiliki waktu yang cukup untuk makan. Ditambah lagi wanita itu tidak kembali ke rumahnya. Jadi dalam satu bulan ini Tifanny Wen dan Yansen Mu belum pernah bertemu. Sebenarnya  Yansen Mu setiap hari selalu menelpon dan bertanya pada Tifanny Wen sedangkan Tifanny Wen mencari Yansen Mu untuk meminta beberapa bantuan.

"Sialan waktu tinggal sedikit lagi. Cepat dandani Tifanny."

Saat ini penata rias Tifanny sibuk mendandaninya, melihati Tifanny baru keluar dari ruang kantor dan sepertinya wanita itu baru selesai mengerjakan beberapa hal, penata rias langsung menarik Tifanny ke ruang rias.

Hari ini Tifanny Wen tidak berencana menggunakan identitas nya sebagai artis New Ball Entertainment untuk datang menghadiri acara pesta perayaan perusahaan, tapi menggunakan identitasnya sebagai bos perusahaan. Lagi pula Tifanny Wen menggabungkan perusahaan ini alasan pentingnya adalah ingin bertemu dengan karyawannya. Setelah Perusahaan menjadi besar, pastinya identitas Tifanny Wen sebagai bos sudah tidak bisa ditutupi.

Maka dari itu riasan Tifanny Wen hari ini adalah bertema wanita yang kuat dan gagah. Penata rias mengikat semua rambut Tifanny Wen, lalu memakaikan Tifanny Wen rambut palsu.

Rambut palsu itu pendek, terlihat tampak hebat. Imej keseharian Tifanny Wen tidak pernah berambut pendek. Saat ini Tifanny Wen menatap kaca dan melihat wanita berambut pendek yang terlihat gagah tapi masih cantik dan seksi. Bibir tipisnya mengulas senyum lalu berkata: "Aku sendiri tidak mengenali penampilanku yang seperti ini."

"Masalah kecil kalau kamu tidak mengenalinya. Aku hanya takut kalau kakakku tidak mengenalimu." Baru Tifanny Wen berkata, seorang wanita di belakang Tifanny Wen menambahkan.

Wanita itu adalah Helen Mu.

Setelah Helen Mu kembali, walaupun wanita itu selalu sibuk di lembaga penelitian, tapi hari ini adalah acara besar bagi Tifanny Wen, tentunya Helen Mu akan meramaikannya.

Helen Mu tidak langsung pergi ke April Hotel, mengikuti dengan buru-buru di belakang Tifanny Wen, dia ingin bersama dengan bos dekatnya pergi menuju ke April Hotel.

Dulu Helen Mu pernah tinggal bersama Tifanny Wen. Di dalam ingatannya, tidak pernah melihat Tifanny Wen berambut pendek. Sekarang begitu melihat, Helen Mu hanya merasa Tifanny Wen berubah menjadi orang lain.

Mungkin karena jarang melihat. Sekarang begitu melihat, Helen Mu merasa Tifanny Wen berambut pendek sangat bergaya dan gagah.

Helen Mu tiba-tiba teringat kakaknya sendiri. Kakaknya itu hampir satu bulan tidak bertemu Tifanny Wen. Helen Mu tidak tahu apakah kakaknya bisa mengenali wanita ini.

Setelah mendengarnya, Tifanny Wen hanya tertawa.

"Masih ada Raymond dan Juwita. Begitu melihatmu, ku tebak mereka tidak mengenalimu." Saat ini Febby Wen menambahkan.

Febby Wen adalah mahasiswa jurusan jurnalistik. Walaupun dia mahasiswa, tapi pelajaran di jurusan ini sangat sedikit. Febby Wen memiliki waktu luang yang banyak. Saat ini, dibawah pengajaran Tifanny Wen dan Jeffry Yan, Febby Wen maju pesat. Wanita itu sudah bisa mandiri mengurus banyak hal di perusahaan.

Hari ini Febby Wen tidak memilili kelas. Tentu saja, walaupun ada kelas pun, dia tidak akan melewati acara ini.

Tifanny Wen langsung curiga begitu mendengarnya, "Raymond dan Juwita?"

"Ya, kak. Aku mengundang keluarga mereka." Febby Wen tertawa.

Tifanny Wen: ...

Mengundang mereka?

Tifanny Wen memiringkan kepalanya dan langsung memelototi Febby Wen.

"Baiklah, kak. Walaupun aku mengundang mereka, itu tidaklah penting. Tetapi... aku hanya ingin memperlihatkan ke mereka. Melihat kalau kakakku, walau tanpa Raymond, kakak masih bisa semangat.

"Watak anak kecil." Tifanny Wen memaki sebal

"Cukup. Kamu bicara seperti sudah dewasa saja." Hasilnya Helen Mu berada di garis yang sama dengan Febby Wen. Helen Mu memutar matanya sebal pada Tifanny Wen lalu berkata: "Untuk menghadapi pria brengsek, harus memukul telak wajahnya, pukul dia bug bug bug! Ditambah lagi keluarga Raymond dan Juwita semuanya adalah pebisnis. Kita harus banyak mengirimkan undangan, banyak mengirimkan kepada beberapa pebisnis dan publik figur, maka kita bisa memperluas relasi. Ya, kan?"

Apanya yang memperluas!

Di dalam hati Tifanny Wen mengejek.

Memperkuat hubungan bisnis dengan keluarga Raymond Jiang dan Juwita Wen?

Omong kosong. Jelas sekali kalian ingin membuat mereka kesal melalui pesta ini.

Tifanny Wen merasa itu bukan hal penting. Tapi hal undangan adalah Febby Wen yang mengurusnya. Karena sudah ditentukan, Tifanny Wen tidak bisa mengubahnya.

Dan lagi, dia marah pada orang lain tapi dirinya tidak rugi apapun.

Tapi Tifanny Wen tahu, demi dirinya Febby Wen dan Helen Mu marah. Tiba-tiba hati Tifanny Wen merasa hangat. Karena sudah seperti ini, Tifanny Wen tidak akan menghapuskan kebahagiaan mereka.

Tetapi hilangnya kebahagiaan mereka benar-benar terjadi...

"Gawat. Kami kira Tifanny akan dandan di ruang rias gedung Goldenhast. Sepertinya bajunya dikirim ke sana." Penata rias Liana Gao berkata.

"Hah..." Tifanny Wen tak berdaya. Tifanny Wen melihat ke arah jam lalu berkata, "Telpon orang yang di sana. Langsung kirimkan baju itu ke April Hotel. Aku akan berganti di hotel."

……

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu