Cinta Setelah Menikah - Bab 192 Gina Jing Mengalami Masalah (1)

Pandangan mata Aldric Long berhenti sejenak pada mobil yang berada di depannya itu, lalu dia melihat ke sekitarnya.

Kondisi ini hanya menjelaskan bahwa orang itu ada di daerah S, tetapi tidak ada petunjuk keberadaannya yang lebih detail, daerah S juga tidak kecil, Gina Jing dimana?

“Jika aku tidak salah menduga, dia dibawa oleh sekelompok mafia itu kemari, seharusnya berada disana.” Pandangan mata Aldric Long melihat ke arah sebelah kiri, menunjuk sebuah arah.

Arah yang ditunjuk oleh jari tangannya ini adalah sebuah kuil usang yang sudah direnovasi. Tempat seperti ini adalah tempat yang paling bagus untuk “memberi pelajaran” pada seseorang, sekelompok mafia gadungan biasanya memilih tempat seperti ini untuk mengurung seseorang.

Setelah Aldric Long selesai bicara, Tifanny Wen segera menyerbu ke arah yang ditunjuk olehnya itu. Tetapi saat dia baru berlari beberapa langkah, tiba-tiba mendengar sebuah suara: “Febby........”

Tifanny Wen terkejut.

Ini adalah suara Gina Jing!

Dia seketika itu juga menengokkan kepala melihatnya, dia hanya mendengar arah dari datangnya suara itu.............ternyata suara itu dari arah mobil mewah yang berhenti menutupi jalan sempit di depannya ini.

Suara wanita itu terdengar dari dalam mobil. Tifanny Wen sekalinya melihat ke arah pintu mobil, tiba-tiba pintu mobil itu terbuka. Lalu............ Tifanny Wen melihat kepala wanita itu keluar dari kaca pintu mobil.

Bukankah wanita itu adalah Gina Jing?

“Gina Jing?”

Langkah kaki Tifanny Wen terhenti melihat Gina Jing, hatinya merasa tercabik, lalu tiba-tiba sudut matanya dan hidungnya terasa sangat pedih.

Karena saat ini Gina Jing terlihat sangat mengenaskan.

Meskipun dia hanya melihat kepalanya saja, tetapi dia bisa mengetahui kondisinya dari beberapa luka yang ada di wajahnya. Gina Jing dipukul.

Dia segera menerobos ke mobil, pada akhirnya Gina Jing turun dari mobil.

Gina Jing hari ini memakai celana pendek yang memperlihatkan pahanya. Saat ini Tifanny Wen bisa melihat luka pukulan di paha dan tangannya.

Tifanny Wen didalam hatinya merasa marah, dia mengepalkan tangan, lalu berlari menghampirinya, dia memeluk Gina Jing, tapi tiba-tiba dia tidak tahu baiknya harus mengatakan apa.

“Maaf.............”

Tifanny Wen saat ini merasa sangat bersalah.

Jika bukan karena dia memberi harapan pada Gina Jing. Bukan karena dia memukuli manager Queenie Si dan beberapa kelompok mafia gadungan itu. Jika bukan karena dia tidak menambah kewaspadaannya setelah itu, bagaimana mungkin hari ini Gina Jing bisa mengalami perlakuan seperti ini.

Sekalinya mengingat beberapa hal yang membuat Gina Jing mengalami perlakuan seperti ini, semua ini disebabkan karena dirinya membawa dia kedalam lingkup yang tidak aman, dia sangat menyesal.

Tetapi............

Tifanny Wen saat ini tidak berani menanyakan Gina Jing apakah dia mengalami masalah yang lain atau tidak.

Karena, seorang pelajar wanita diculik oleh sekelompok mafia........... Tifanny Wen takut, selain dipukuli, apakah Gina Jing................

Memikirkan hal ini, Tifanny Wen sedikit gemetar hingga melepaskan Gina Jing, dia menatapnya, meskipun tidak menanyakan hal ini, tetapi sebaiknya dia melihat kondisi bajunya..............

“Febby, aku sangat benci...............”

Gina Jing bisa menduga ekspresi matanya, sebelumnya matanya ini masih terlihat sedikit tenang, tiba-tiba matanya meneteskan air mata.

Sebelumnya dia di sekolah termasuk pelajar wanita yang sangat lincah dan lucu, saat ini matanya dipenuhi dengan rasa marah dan benci yang sangat membara, saat Tifanny Wen melihat kondisi tubuhnya, dia tiba-tiba memeluk Tifanny Wen dengan sangat erat, berkata: “Febby, aku ingin terkenal! tidak ingin menunggu setelah lulus sekolah! aku ingin terkenal, aku ingin menundukkan wanita itu di bawah kakiku! apa kamu tahu? saat hari ini aku diculik, beberapa orang itu mengatakan.............beberapa orang itu mengatakan bahwa kecelakaan ayahku waktu itu adalah perbuatan mereka, karena waktu itu ayahku menghubungi seorang penyanyi pria, penyanyi itu adalah muridnya, lagipula dia memiliki latar belakang pejabat pemerintahan, setelah mendengar aku mengalami masalah, dia mengatakan bersedia membantu aku mengurus masalah ini ke pengadilan. Karena............setelah masalah perampasan pada waktu lalu itu terjadi, ayah selalu mencari kesempatan untuk menemukan bukti demi aku menggugat Queenie Si ke pengadilan. Tetapi..........

Tetapi sebelum memulai gugatan ke pengadilan, dia sudah mengalami kecelakaan.

Aku awalnya mengira kecelakaan ayahku adalah sebuah ketidaksengajaan.

Tetapi hari ini beberapa orang itu menggunakan contoh hal semacam ini, mengatakan bahwa aku dan ayahku yang tidak bisa memperkirakan kekuatannya ini adalah orang yang bodoh, mereka juga mengatakan bahwa pertentangan aku dengan Queenie Si hanya bisa dikalahkan dengan kecelakaan ayahku, barulah aku mengetahui hal ini, ayahku dibunuh oleh wanita itu.

Febby, bantu aku! aku ingin menduduki posisi kalangan atas, menjadi orang kalangan bawah selalu ditindas dan diremehkan saja, sulit mengadu jika mengalami penindasan, sulit membantah jika dituduh, aku tidak menyalahkan peraturan di dunia ini yang disebut ‘Orang yang lemah selalu ditindas oleh orang yang kuat’, aku hanya bisa menyalahkan diriku sendiri yang tidak memiliki kedudukan tinggi dan bukanlah orang kuat. Jadi............Febby, aku ingin terkenal!”

Tenggorokan pelajar wanita yang memiliki suara natural ini, saat ini mulai menangis, suaranya seolah mengiringi lagu sedih, satu kata demi kata, seolah memiliki daya pemikat hati yang sedih.

Tifanny Wen sangat tidak menyangka, Gina Jing hari ini ternyata bisa mengetahui penyebab kecelakaan ayahnya yang sebenarnya, ternyata................

Karyanya dirampas, kesempatan mengejar impiannya juga dirampas, ayahnya dibunuh, dipukuli hingga babak belur.............Tifanny Wen saat ini tiba-tiba merasa masa lalu dirinya lebih bahagia dibandingkan Gina Jing.

Dia hampir tidak perlu membayangkan bagaimana, cukup membayangkan suasanya hati Gina Jing, saat ini seberapa besar kebencian yang ada didalam hatinya.

“Maaf...........” Tifanny Wen malah meminta maaf, “Jika bukan karena saranku, kamu hari ini tidak akan................”

“Tidak! bukan salahmu!” Gina Jing menggelengkan kepala, “Febby, jika bukan karena kamu, hidupku juga tidak akan sebaik ini. Bahkan aku tidak akan tahu jika kecelakaan ayahku sebenarnya..............”

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu