Cinta Setelah Menikah - Bab 406 Menghubungi Orang Negara Long

“masih harus melihat, di ponsel Angie, apa yang bisa aku temukan.”

“iya.”

…..

Setelah Tifanny Wen di bawa ke kamar, langsung mengusir orang sebelahnya, duduk dan mengecek ponsel Angie dengan teliti. Angie adalah pengawal pribadi tuan Girno, dia bisa di kalahkan oleh Tifanny Wen karena saat itu dia tidak punya persiapan sama sekali. Dia bisa menjadi pengawal pribadi tuan Girno berarti dia bukanlah tokoh sembarangan. Karena itu, Tifanny Wen mengira di ponsel Angie pasti ada sesuatu yang hebat.

Tifanny Wen melihat semuanya dengan teliti. Tentu saja yang pertama kali dia lihat adalah kontak dan SMS beserta email dan memo. Sambil melihat dia juga sambil mencatatnya di catatan miliknya.

“halo, ayah, aku butuh seorang pemecah kode.”

Setelah Tifanny Wen melihat SMS yang ada di ponselnya, tidak mendapatkan apa pun. Tapi dia tidak kecewa, saat ini dia menghubungi Ayah Mu.

“baik. Aku punya, aku akan meminta mereka menghubungimu.”

Setelah 5 menit Tifanny Wen di hubungi oleh pemecah kode yang di kenalkan oleh ayah Mu, dia membacakan setiap SMS yang dia lihat. Dengan begini, setelah kurang lebih menunggu 3 jam, orang itu baru membalas pesannya, melingkari nomor ponsel yang di hubungi Angie.

Tifanny Wen memberikan tanda menggunakan pulpennya, orang itu baru membalas: “pemilik nomor ini, semuanya adalah pelanggan. Meskipun tidak tahu apa yang mereka perjual belikan. Tapi ini semua tidak bisa kelihatan lewat SMS, karena mereka menggunakan kode tersembunyi, maka jual beli ini, bukanlah jual beli biasa. Jual beli biasa, tidak perlu menggunakan kode.”

“terima kasih. Kalau begitu…. Tidak bisa mengetahui orangnya ya? Juga tidak bisa mengetahui apa yang mereka perjual belikan?”

“tidak bisa terlihat. Tapi dalamnya ada yang mengucapkan ‘barang’. Mengenai orang itu…. juga tidak bisa di ketahui. Hanya saja, mereka melakukan jual beli bersama ‘bos Zhan’ itu dengan jumlah yang paling banyak.”

“OK. Terima kasih.”

“nyonya, ini adalah pekerjaanku.”

Setelah Tifanny Wen mendapat pesan pandangannya langsung tertuju pada kertas yang berisi nomor telepon di tandai dengan nama “Bos Zhan”. Setelah dia berpikir – pikir, tiba – tiba mengeluarkan ponsel Angie, menelepon pemilik nomor ini, setelah menelponnya.

“halo….”

Orang yang mengangkat telepon ini adalah suara laki – laki paruh baya.

“bos Zhan, apakah masih perlu barang?”

“Angie? Kamu ya. Becanda apa nih, Beberapa lama yang lalu barangnya baru sampai.”

“haha….” Tifanny Wen tertawa ringan, “tentu saja bercanda. Hanya saja tuan memintaku bertanya padamu, selanjutnya kapan akan memesan barang lagi.”

“tenang saja. Belakangan sangat tenang, tidak membutuhkan barang ini. Hanya saja unuk anak buah latihan, butuh banyak peluru. Hanya saja ini sudah cukup di pakai untuk setengah tahun.”

“oh. Begitu. Kalau begitu…. Aku menantikan kerja sama selanjutnya.”

“iya.”

Bos Zhan dengan tidak sabar mematikan nomor telepon. Tifanny Wen tersenyum puas, pandangannya melihat ponel di tangannya dengan tatapan dalam, setelah Beberapa saat wajahnya terlihat puas.

Ternyata memang benar jual beli senjata!

Sebelumnya tuan Mu hanya mencurigai Keluarga Henry, tapi tidak begitu yakin.

Sekarang sudah terbukti. Masalah yang mau dicari tahu tuan Mu, arah Genki ini, sudah benar. Tuan ini memang benar – benar ada masalah.

Dan, ini bukanlah jual beli yang di lakukan oleh Angie sendiri. Karena tadi saat dia berkata dengan bos Zhan “kakek memintaku bertanya padamu”, pihak lawan tidak terlihat curiga. Ini membuktikan Angie sedang menjalankan jual beli ini, tetapi atasannya adalah tuan itu, dan ini bukanlah tindakan Angie sendiri.

Kalau begitu, bagaimana baru bisa memancing…. Struktur pasar jual beli senjata yang diinginkan oleh tuan Mu?

Tifanny Wen mengetuk meja dengan jarinya, setelah Beberapa saat, dia menghubungi orang yang tidak pernah di duga akan dia hubungi lebih dulu, Jeremy Fan!

“siapa?”

“aku, Tifanny Wen.”

“apa?”

Lelaki ini sedang melepaskan bajunya bersiap dan mau pergi ke kamar mandi, segera menghentikan buka baju, lalu berteriak: “kamu bilang kamu siapa?”

“Tifanny Wen.”

“untuk apa mencariku?”

“aku…”

“sudah jangan bicara lagi. aku yakin, kamu mencariku pasti tidak ada alasan bagus.“ selesai berbicara dia bersiap untuk mematikan teleponnya.

Tapi sebelum dia mematiak telepon dia berinisiatif bertanya, dengan teriak: “kenapa? Cepat berbicara.”

“aku rasa, aku membutuhkan bantuanmu.”

“iya? Bantuan?” Jeremy meragukan apakah dirinya sedang demam.

“iya.”

“hari ini bukan April Fool.”

“aku di culik.”

“kalau begitu apa hubungannya denganku, kamu bukan perempuanku.” Jeremy Fan mengatakan kalimat itu, tapi kalimat kedua langsung berubah, “jika kamu benar bertengkar dengan marga Mu itu, dan bersiap mengikuti aku, syarat apa pun bisa kamu sebutkan.”

Tifanny Wen memutar bola matanya, “bicara hal serius. Aku membutuhkan bantuanmu, dan, jika kamu peduli dengan nyawa Tiara Han, kamu harus membantuku. Ehem…. Aku mengakui aku keterlaluan menarik Tiara Han. Tapi aku hanya bisa bertaruh. Jika kamu bersedia bekerja sama denganku, aku akan memastikan dia aman. Dan, aku Berjanji, bagian upahnya, kamu bisa membuka harga yang bisa membuatmu puas. ”

“Tiara Han?” Jeremy Fan tiba – tiba merasa tidak enak.

“permasalahannya seperti ini….” Tifanny Wen juga tidak menyembunyikannya, membicarakan masalahnya sekali lagi.

“Tifanny ….. Wen!”

“iya.”

“apakah kamu tahu aku ingin memukulmu.”

“tahu.”

“sialan kamu dan Yansen Mu memang beracun. Adikku Rexy Fan mengikuti marga Mu itu, sekarang adik perempuanku masih harus mengikutimu!”

“maaf. Tapi aku tidak akan membiarkannya terjadi apa – apa. Aku punya rencana lain. Jika tidak berhasil, aku akan menggunakan diriku untuk menggantinya. Tapi sekarang, aku berharap kamu memberiku jawaban pasti. Apakah nyawanya ini berharga atau tidak bagi kalian, apakah mau bekerja sama? atau, kamu bisa membuka harga.”

“sama sekali tidak berharga.” Jeremy Fan berkata.

“…..” Tifanny Wen tiba – tiba terdiam.

“tapi karena ada upah besar, kenapa tidak bekerja sama?” Jeremy Fan membalas.

“…..” Tifanny Wen terdiam.

Dia tahu orang ini keras kepala. Jika Tiara Han tidak berharga mana mungkin secepat itu dia menyetujuinya. Berbicara seperti ini hanya untuk meningkatkan harganya saja.

“masalah harga setelah aku mendengar rencanamu baru kita bahas. Tapi ada harga awal, yang harus kamu jamin.”

“katakanlah.”

“minta Gina Si, balik mengejar adik ketigaku.” Jeremy Fan berkata.

“…..” Tifanny Wen tiba – tiba tidak tahu harus berkata apa.

“apakah kamu sudah mengerti?”

“apa yang kamu bicarakan?” Tifanny Wen meragukan apakah dirinya salah mendengar.

Di sisi lain…..

Jeremy Fan tersenyum, “sebelumnya, aku berkata kepada Gina Si. Jika dia bersedia bersama dengan adik ketigaku, aku akan menjanjikannya satu masalah. Akhirnya setelah selesai di bicarakan, perempuan itu juga sudah setuju, tapi adikku tidak berpikiran terbuka, tidak bisa menerima menukar perempuan dengan persyaratan. Coba kamu bilang apakah dia bodoh atau tidak, bodoh atau tidak? Benar – benar… orang seperti ini tidak bisa di mengerti. Jelas – jelas hanya butuh satu kalimat agar selesai. Sekarang justru seperti ini, dirinya sangat mempedulikannya, tapi justru harus di tahan sendiri. Benar – benar membuatku marah…. Ingin memukulnya! Dan juga Gina Si itu memang otak kayu, adik ketigaku berkata tidak menginginkannya dan dia benar – benar tidak muncul, masih menggunakan kalimat ini untuk memarahiku. Apakah dia tidak bisa berinisiatif mencri adikku? Jika dia lebih inisiatif, seperti terlihat terpesona oleh pesona adikku, sekarang adikku pasti tidak perlu….”

“bentar – bentar, kamu menggunakan apa untuk mengancam Gina Si?” Tifanny Wen tiba – tiba bertanya dengan suara dingin.

“yaitu data yang sebelumnya di dapatkan oleh Elang Hitam, lalu….” Jeremy Fan menceritakan sekali lagi, permasalah dia menahan data Gina Si.

“Jeremy Fan kamu bajingan!”

“jangan emosi dulu. Perempuan itu juga demi kebaikanmu, demi membalas budi. Karena begitu, kamu harus mengatakan padanya, membiarkan dia lebih inisiatif. Mengejar lelaki tahu tidak? Jika dia bisa inisiatif mengejar adikku, aku bisa tidak meminta begitu banyak.”

“jangan berharap! Kamu bisa meminta harga tinggi. Tapi aku tidak akan ikut campur dengan urusan perasasaan dan masalah hati.” Tifanny Wen menggertak.

Jeremy Fan sudah mendengar, sekarang yang lebih marah bukan dia tetapi perempuan ini.

“Fanny, kalau begitu tidak enak hari. Ku sudah menelepon Gina Si, aku sudah mengatakan aku menggunakan syarat ini untuk menawar denganmu. Aku sudah memberitahunya, jika dia tidak bekerja sama maka nyawamu akan bahaya.” Jeremy Fan tertawa kecil, tiba – tiba merasa bisa membuat Tifanny Wen begitu marah, benar – benar berhasil.

Dan juga, dia tidak berbohong. Dia sudah menggunakan ponsel satunya lagi untuk merekam percakapannya dengan Tifanny Wen. Lalu, berikan kepada Gina Si.

Penyanyi itu terhadap perempuan ini benar – benar. Cukup setia kawan. Sebelumnya masih dengan muka melas tidak akan inisiatif mencari Becker, tapi sekarang begitu dia mengirimkan rekamannya dia langsung setuju.

Awalnya dia masih mencurigai selera Becker. Tapi sekarang… Jeremy Fan lumayan menginginkan perempuan itu menjadi adik iparnya. Di pekerjaan mereka ini, apa yang paling penting? Bukankah kata “setia” ini?

“Jeremy….. Fan…..”

“sudah ku bilang, perempuan itu benar – benar keras kepala. Meskipun kamu meneleponnya berkata tidak membutuhkan bantuannya, tapi selama aku berkata kalau dia tetap bertahan aku baru akan bekerja sama denganmu, dia pasti tidak akan mendengar perkataanmu melainkan mengikutiku. Dan juga, apakah bersama adikku tidak baik baginya? Meskipun adikku memang sedikit tertutup, tetapi terhadapnya sangat baik, bahkan tempatnya saja sudah di berikan kepadanya apakah masih kurang?”

“apakah kamu bisa mengatakan sesuatu yang lebih berpendidikan?”

“lagi pula hal ini diputuskan seperti ini saja. Permintaanku hanya itu, jika kamu ada cara coba saja bujuk Gina Si?”

Tifanny Wen juga adalah tokoh yang kejam, dia tidak menelepon Gina Si untuk membujuknya, justru mematikan telepon dan menelepon Becker. Setelah telepon tersambung orang itu berbicara duluan dan Tifanny Wen langsung berkata,”Becker, aku beri tahu. Jika kamu ingin Gina Si bersedia mengikutimu, kamu hanya ada satu cara, meninggalkan dunia mafia! Sebelum kamu keluar dari dunia mafia dan menjadi orang benar, perbuatan baik Gina Si padamu, semuanya hanyalah pura – pura!”

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu