Cinta Setelah Menikah - Bab 157 Tuan Mu Adalah Pria Brengsek (1)

Pria itu sangat brutal. Tifanny Wen yakin Yansen Mu akan menyakitinya.

Tifanny Wen kembali mendorong Yansen Mu, tapi Yansen Mu masih belum melepaskan, tangan kuat pria itu langsung merobek kemeja putih berkualitas bagus milik Tifanny Wen.

Tifanny Wen khawatir. Sebuah pertanda buruk tiba-tiba datang.

Tidak boleh lanjut seperti ini, dirinya masih menstruasi. Tapi pria ini sekarang sudah kehilangan akal sehat.

Tifanny Wen ingin mundur, tetapi tangan Yansen Mu sudah berkeliaran terlebih dahulu di punggungnya, memeluk Tifanny Wen sepenuhnya. Seluruh pergerakan Tifanny Wen seperti harus melewati izin Yansen Mu. Jika Yansen Mu tidak mengijinkan, maka Tifanny Wen tidak bisa bergerak.

Tifanny Wen merasa bersalah, ketika Tifanny Wen merasa tidak bisa melakukan apa-apa, tiba-tiba tangan pria itu sudah meraba bibirnya. Kemeja putih di tubuh Tifanny Wen sudah sedari awal dirobek, sekarang hanya tersisa celananya yang berada di genggaman Yansen Mu. Hati Tifanny Wen berdebar, hatinya yakin bahwa gerakan pria ini maksudnya untuk melepaskan pakaian yang berada di tubuhnya. Tifanny Wen semakin merasa tidak nyaman, tangan yang mendorong dada Yansen Mu tidak sadar mengarah ke tangan Yansen Mu, lalu menggenggam tangan besar itu.

Kali ini, Tifanny Wen tidak memiliki maksud untuk mendorong tangan Yansen Mu. Pupil mata jernih itu berkedip, satu tangan yang menahan dada Yansen Mu tiba-tiba bergerak, melingkari punggung pria itu. Bibir yang awalnya selalu ingin tertutup rapat juga sedikit terbuka dan mendapati bahwa lidahnya saat ini sudah menempel pada pria itu.

Jelas sekali Tifanny Wen bisa merasakan bahwa gerakan Yansen Mu agak berhenti sejenak. Setelah berhenti sejenak, pria itu masih tidak bermaksud melepaskan Tifanny Wen, malah semakin lama semakin brutal dan kuat. Yang tidak sama adalah saat ini Tifanny Wen membalas gerakan brutal Yansen Mu. Pria itu menggigit, Tifanny Wen juga menggigit. Pria itu menekan, Tifanny Wen juga menekan. Tangan pria itu berkeliaran sembarangan, Tifanny Wen juga sama sepertinya.

Tifanny Wen tidak percaya, sedikitpun Yansen Mu tidak mau melepaskannya.

Fakta membuktikan, bodoh jika berurusan dengan lawan seperti ini.

Intinya, entah karena sulit bernapas atau karena terlalu lelah, Tifanny Wen mendapatkan ruang kosong.

Tiba-tiba Yansen Mu pergi dari bibir Tifanny Wen dan mengangkat kepala. Dengan napas yang memburu, menunduk menatap Tifanny Wen. Tatapan matanya sangat dingin, kedua matanya memerah, tatapan aneh di mata pria itu semakin lama semakin menguat.

Akhirnya Tifanny Wen mendapatkan waktu kosong, wanita itu mulai mengambil napas dalam-dalam. Setelah mengambil napas berkali-kali, akhirnya Tifanny Wen merebut waktu untuk bicara. Tifanny Wen mengangkat dagu dan tiba-tiba berkata: "Aku...."

Baru saja satu kata 'aku' dilontarkan, Tifanny Wen seperti diam di tempat. Tidak tahu harus bicara apa.

Menjelaskan?

Menjelaskan bahwa tadi dirinya berbicara dengan Aston?

Tapi mereka akan bercerai, kenapa dirinya harus menjelaskan?

Apakah dirinya kejam?

Ya, terlalu kejam. Satu kalimat bisa menentukan hukuman untuk pernikahan ini, yaitu menyakiti diri sendiri dan juga menyakiti Yansen Mu. Pernikahan ini, Tifanny Wen tidak rela. Tidak diragukan lagi bahwa Yansen Mu adalah pria yang Tifanny Wen sangat puas padanya dan juga pria yang perhatian, tapi dirinya... mungkin karena wataknya yang terlalu perhatian pada masalah orang lain, maka dari itu Tifanny Wen tidak bisa mengabaikan masalah Sherina. Alasannya bukan karena Tifanny Wen tidak mencintainya, hanya saja karena... Tifanny Wen tidak bisa mengangkat kepalanya dengan egois melihat orang yang sudah berada di surga, tapi dirinya malah hidup dengan bahagia.

Tapi Yansen Mu... Tifanny Wen juga tidak rela menyakiti pria itu.

Ketika Tifanny Wen kalut, bibir pria itu tiba-tiba menyerang kembali.

Hati Tifanny Wen tercekat, tiba-tiba dia memiringkan kepala, akhirnya tidak tahan lalu berucap, "Besok aku berencana pergi ke bandara untuk menjemput guruku. Apakah kamu bisa memberikan izin?"

Tiba-tiba Yansen Mu terdiam.

Guru?

"Tadi Daniel menelponku, berkata bahwa guru Aston dan dia sedang berkunjung, di saat yang sama mereka juga datang ke pulau Nanqiong. Kamu tentu tahu Aston, dia adalah mentor yang empat tahun lalu membantuku akting di negara F, selama empat tahun ini aku tidak pernah melihatnya, sekarang dia datang ke pulau Nanqiong dan menyuruhku menjemputnya. Jika aku tidak mengiyakan, mungkin nantinya aku tidak punya muka lagi untuk bertemu dengannya." Tifanny Wen terus menerus bicara, tidak berani berhenti.

Tifanny Wen mengangkat kepalanya, matanya tidak berkedip menatap Yansen Mu, tatapannya tenang. Walaupun... Tifanny Wen tidak yakin bahwa Yansen Mu marah karena salah paham dengan telepon tersebut...

Yansen Mu terdiam, tidak menjawab, hanya menatap Tifanny Wen. Aura di tubuh pria itu semakin janggal. Hanya saja Tifanny Wen merasa, tatapan pria itu tidak begitu menakutkan lagi seperti tadi.

Yansen Mu tidak bicara, Tifanny Wen agak panik, "Yansen, beliau adalah mentor yang ku hormati. Jika besok kamu tidak memberikan izin, aku akan langsung kabur."

Tifanny Wen berpikir Yansen Mu tidak mengizinkan. Teringat akan mentor yang dihormatinya, Tifanny Wen langsung tidak kalut lagi dengan masalah izin. Paling parah mungkin dirinya hanya akan dikurangi beberapa poin dan memberikan kesan yang tidak bagus pada sekolah.

Baru saja Tifanny Wen selesai berucap, Yansen Mu tiba-tiba mengarah ke bibir Tifanny Wen yang sedari awal sudah membengkak.

Tifanny Wen terdiam, ketika takut sekali lagi akan menerima rasa sakit, tapi tiba-tiba wanita ini merasa ciuman kali ini... lembut menyapu bibirnya. Penuh hati-hati, lembut dan pelan. Jelas sekali sangat berbanding terbalik dengan ciuman kasar yang tadi.

Sejenak Tifanny Wen lupa membalas, tiba-tiba Tifanny Wen linglung.

Bibir pria itu tidak diam dengan lama, tiba-tiba berpindah. Dari pipi Tifanny Wen lalu berpindah ke telinga Tifanny Wen, kemudian berkata pelan, "Hm."

Hm?

Tifanny Wen terbelalak.

Kata 'hm' itu, apakah ditujukan untuknya?

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu