Cinta Setelah Menikah - Bab 178 Ternyata Tragis.............(1)

“Kenal.”

Yansen Mu berkata: “Mengenal sangat dekat.”

Dekat hingga memiliki komunikasi rahasia.

“Tetapi, aku belum pernah bertemu dengan Febby Wen.” ucap Yansen Mu.

“Sangat terlihat jelas.” pada akhirnya Aldric Long berkata: “Kalian berdua memang tidak seperti saling mengenal.”

Yansen Mu: ......................

..........................

Tifanny Wen tidak segera pergi dari toilet, dia berhenti di tempat mencuci tangan sambil terus membasuh matanya. Yey! dia merasa dirinya kembali bersemangat, lalu dia mengatur suasana hatinya untuk bagaimana menghadapi Yansen Mu.

Tentu saja Tifanny Wen sangat takut jika identitasnya terbongkar. Apalagi berpura-pura sebagai kekasih orang lain ini bagi pasangan suami istri memang sangat tidak bagus. Sebenarnya...........saat itu dia berpikir, karena dia akan bercerai dengan Yansen Mu, mungkin hal yang dia lakukan ini bisa membuat Yansen Mu dengan tegas menerima perceraian.

Saat itu yang dia pikirkan adalah segera pergi dengan sikap tegas.

Tetapi sekarang berbeda.

Sekarang dia menyanggupi Yansen Mu untuk tidak bercerai dalam waktu 1 tahun ini. Dengan begitu, apa yang dia lakukan ini sangat tidak benar, sangat aneh jika Yansen Mu tidak marah.

Tetapi, hal ini sudah disepakati, dia hanya bisa melakukan ini sampai titik akhir.

Tifanny Wen mengelap matanya, setelah dia selesai mengatur suasana hatinya, sekarang dia pun merasa lebih baik dari sebelumnya.

“Sudahlah! meskipun sedikit takut dengan pria itu, tetapi dia..........tidak mungkin memakannya seperti harimau buas.”

Tifanny Wen menggunakan tisu untuk mengelap air yang ada di matanya sambil berceloteh sendiri.

Menunggu sampai selesai mengelap bersih......matanya berkedip menghadap ke depan cermin selama beberapa saat.

Huft............

“Mu..........” Tifanny Wen menghadap ke cermin sekilas, ternyata ada Yansen Mu yang sedang berdiri dengan santai di belakangnya.

Dia segera berbalik badan, seketika itu juga ingin menghindar.

Kenapa orang ini bisa tiba-tiba muncul disini?

“Kamu datang untuk apa?” tanya Tifanny Wen.

“Tidak tahan ingin ke toilet.” jawab Yansen Mu.

“Lalu kenapa kamu tidak pergi ke toilet pria, malah berhenti di tempat cuci tangan?” tanya Tifanny Wen dengan rasa tidak berdaya.

Disini toilet pria dan wanita dipisah, tetapi tempat cuci tangan digunakan untuk bersama. Tifanny Wen berani memastikan bahwa orang ini hanya datang untuk mencuci tangan dan tidak masuk kedalam toilet pria.

“Kamu takut kepadaku?” pada akhirnya Yansen Mu langsung mengatakan topik utama dari perbincangannya sambil menatap tajam ke arah wanita di hadapannya yang barusan berceloteh sendiri.

Tifanny Wen barusan berceloteh sendiri dan mengatakan, meskipun sedikit takut pria itu? apakah yang dimaksud “pria itu” adalah dirinya?

Yansen Mu mengerutkan alis menghadap ke cermin. Pria yang ada di cermin itu..........sepertinya selalu baik terhadapnya, kenapa bisa menakutkan?

Tifanny Wen segera menggelengkan kepala, kemudian menjelaskan, “Yansen, kamu pasti sudah menduga jika aku hanya berpura-pura. Aku hanya menyanggupi tutorku untuk berpura-pura menjadi kekasihnya, aku tidak menjadi kekasihnya yang sungguhan. Kamu lihat, aku juga menggunakan identitas Febby.”

Tifanny Wen didalam hatinya berpikir bahwa sebaiknya dia memanfaatkan kesempatan ini untuk menjelaskan padanya.

Kemudian Yansen Mu hanya melontarkan ucapan dengan santai, “Lalu?”

Tifanny Wen: ..................

“Merasa tidak bersalah jika hanya berpura-pura?” tanya Yansen Mu.

Berpura-pura? dia bisa menduganya. Tetapi mau bagaimana lagi? istri kesayangannya ini bukan hanya dipegang tangannya saja, bahkan di hadapannya dia dipeluk oleh pria lain begitu saja dan tidak menolak?

Dan juga...............

Berpura-pura?

Apa Tifanny Wen belum pernah mendengar kalimat “Berpura-pura tapi sungguhan”? Yansen Mu melihat tatapan mata Aldric Long, dia sangat mengerti bahwa hal ini tidak dapat dipungkiri.

“Nanti aku akan jelaskan padamu secara detail.”

Tifanny Wen melontarkan ucapan yang dia tahan di tenggorokannya, dia merasa tidak pantas jika dia dan Yansen Mu terlalu lama berada di tempat cuci tangan, sehingga dia mengatakan ucapannya itu.

Setelah itu, dia langsung berjalan keluar.........

Sreekkkk...............

Hanya saja tiba-tiba Tifanny Wen mendengar suara “Sreekkkk”, seperti suara lengan baju dia yang disobek, saat itu juga dia merasa lengan bajunya ditarik oleh seseorang.

Dia menengokkan kepala, dia tidak sempat melihatnya, tapi lengan bajunya ditarik dengan sekuat tenaga hingga mendorong dia masuk ke tempat cuci tangan. Kemudian telinganya mendengar suara pintu yang tertutup dengan keras‘prakk’. Suara itu sangat keras, hingga membuat hati Tifanny Wen gemetar.

Saat menunggu sampai dia sadarkan diri, dia sudah menyadari bahwa dirinya ditekan oleh Yansen Mu dibalik pintu tempat cuci tangan. Pintunya sudah ditutup. Satu tangan pria itu menarik tangannya, tangan yang satunya memegang punggung belakangnya, sepasang bola mata hitam menatapnya dengan tajam seperti elang, berkata satu kata demi kata: “Aku tidak peduli kamu memiliki rencana apa atau memiliki alasan apa untuk berpura-pura menjadi kekasih orang lain, tetapi tidak mengijinkan!”

Dia berkata dengan sangat tegas, juga tidak menyembunyikan perasaannya sedikit pun, “Tifanny, aku...........sangat peduli!”

Benar! tidak peduli apakah ini hanya pura-pura atau tidak, dia sangat peduli.

Sekalinya memikirkan wanita ini “saling memadu asmara” dengan orang lain, dan juga, tatapan mata Aldric Long...........Yansen Mu tidak merasa jika diantara mereka benar-benar hanya terikat oleh hubungan kerjasama saja.

Apalagi, hati wanita ini memang tidak begitu menganggap dia disini. Sekarang dia masih ingin berhubungan dengan pria lain dalam jangka panjang? hubungan lama dapat memunculkan perasaan, dia tahu peribahasa itu, apa mungkin dia sebagai suaminya akan merelakan istrinya ini kepada orang lain dan mengembangkan perasaannya?

“Jadi, segera akhiri rencanamu.” ucap Yansen Mu mengakhiri perbincangannya.

“Tetapi.................” Tifanny Wen tiba-tiba tidak memiliki kata-kata untuk membantahnya.

Baiklah, dia sebelumnya sudah menduga jika dia akan peduli dengan masalah ini. Saat itu dia sedang memikirkan, jika Yansen Mu peduli, maka dia akan lebih mudah untuk mengajukan perceraian.

Sekarang sudah ada perjanjian 1 tahun. Maka dalam waktu 1 tahun ini, dia tidak boleh mengajukan “cerai” kata ini.

Tetapi kondisi saat ini...................

Dia sudah menyanggupi permintaan tutornya yang telah berjasa padanya, ditambah lagi hari ini dia bertemu dengan kakek Long, mengingat bahwa masalah ini berkaitan dengan harapan terakhir sebelum kakek Long meninggal, bagaimana pun juga dia tidak bisa mundur begitu saja setelah menemukan titik terang. Jika begitu, maka sikapnya ini sangat tidak bertanggungjawab.

Tetapi Yansen Mu........................

Novel Terkait

Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu